PARBOABOA - Di dunia kuliner, fermentasi berfungsi untuk mengawetkan dan untuk memecah nutrisi sehingga makanan menjadi lebih mudah dicerna. Sama halnya dengan sayuran, buah-buahan, dan susu, kamu juga dapat membuat fermentasi pada ikan, lho.
Ikan fermentasi merupakan salah satu alternatif dalam mengawetkan produk ikan secara tradisional. Proses fermentasi umum dilakukan di berbagai daerah, jauh sebelum ditemukan metode pendinginan dan pengalengan ikan.
Bagi sebagian orang, hal ini mungkin terdengar aneh. Namun, ikan fermentasi sudah dianggap sebagai suatu kelezatan tersendiri di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Penasaran? Berikut Parboaboa telah merangkum seputar aneka olahan ikan fermentasi di berbagai negara. Simak ulasan selengkapnya di bawah ini!
1. Surströmming (Swedia)
Surströmming adalah salah satu jenis ikan fermentasi yang berasal dari Swedia. Ikan yang digunakan adalah ikan herring atau ikan tamban yang difermentasi dalam tin selama beberapa bulan.Proses fermentasi pada ikan ini menghasilkan senyawa gas seperti asam sulfida dan asam karboksilat yang memberikan aroma yang sangat kuat dan kurang disukai oleh beberapa orang. Surströmming biasanya dimakan dengan roti, kentang, dan bawang merah.
Masyarakat Swedia biasanya mengonsumsinya di luar ruangan karena aroma yang sangat kuat dari ikan fermentasi ini. Namun, bagi orang yang menyukai makanan yang berbau kuat, surströmming dapat menjadi pengalaman kuliner yang unik dan menarik.
2. Bekasam (Indonesia)
Bekasam adalah salah satu jenis ikan fermentasi yang berasal dari Indonesia. Ikan yang biasanya digunakan adalah ikan gabus atau ikan patin. Proses fermentasi dilakukan dengan cara mencampurkan ikan dengan bumbu-bumbu seperti garam, cabai, dan air.Setelah dicampur, ikan dibiarkan mengalami fermentasi selama beberapa hari hingga mencapai konsistensi yang diinginkan. Bekasam biasanya dimakan dengan nasi dan lauk-pauk seperti sayur, ikan goreng, atau ayam goreng.
Bekasam memiliki rasa yang asam dan pedas karena adanya bumbu cabai yang ditambahkan selama proses fermentasi. Selain itu, bekasam juga mengandung nutrisi yang baik untuk kesehatan seperti protein, vitamin B, dan mineral.
3. Hungeohoe
Hungeohoe adalah salah satu jenis ikan fermentasi yang berasal dari Korea Selatan. Ikan yang biasanya digunakan untuk membuat hungeohoe adalah ikan belanak atau ikan sarden. Proses pembuatan hungeohoe dimulai dengan membersihkan ikan dan mencampurnya dengan garam dan bumbu-bumbu seperti bawang putih, jahe, dan cabai.Kemudian, ikan dibiarkan mengalami fermentasi selama beberapa hari atau bahkan minggu hingga mencapai konsistensi yang diinginkan. Ikan ini biasanya dimakan sebagai banchan atau hidangan sampingan yang disajikan bersama-sama dengan nasi dan hidangan utama seperti sup atau daging panggang. Rasa dari hungeohoe adalah asin dan pedas dengan aroma yang khas dari proses fermentasi.
4. Funazushi (Jepang)
Funazushi adalah salah satu jenis ikan fermentasi yang berasal dari Jepang. Ikan yang digunakan untuk membuat funazushi adalah ikan yang sering ditemukan di danau Biwa, yaitu jenis ikan nigorobuna atau funa. Proses fermentasi pada funazushi dapat berlangsung selama beberapa tahun.Proses pembuatan funazushi dimulai dengan membersihkan ikan dan mengeringkannya. Setelah itu, ikan dicampur dengan garam dan dibiarkan mengalami fermentasi selama beberapa bulan atau bahkan tahun.
Ikan ini biasanya dimakan dengan nasi dan lauk-pauk seperti sayur, telur, atau daging. Funazushi memiliki rasa yang khas dan kuat karena proses fermentasi yang panjang dan aneka bumbu seperti garam dan asam asetat yang ditambahkan selama proses pembuatan.
5. Rakfisk (Norwegia)
Rakfisk adalah salah satu jenis ikan fermentasi yang berasal dari Norwegia. Ikan yang digunakan untuk membuat rakfisk biasanya adalah ikan trout atau salmon yang telah dibersihkan dan diberi garam.Ikan dibiarkan mengalami proses fermentasi selama beberapa minggu hingga mencapai konsistensi yang diinginkan. Rakfisk biasanya dimakan dengan roti atau kentang dan saus asam manis. Rasa dari rakfisk adalah kombinasi antara asam dan pedas dengan aroma yang kuat dari proses fermentasi.
6. Tung tap (Thailand)
Tung tap adalah salah satu jenis ikan fermentasi yang berasal dari Thailand. Ikan yang biasanya digunakan untuk membuat tung tap adalah jenis ikan yang terdapat di sungai-sungai Thailand seperti ikan rohu atau ikan catfish.Proses pembuatannya dimulai dengan membersihkan ikan dan mencampur dengan bumbu-bumbu seperti garam, cabai, dan bawang merah. Kemudian, ikan dibiarkan mengalami proses fermentasi selama beberapa hari hingga mencapai konsistensi yang diinginkan.
Tung tap biasanya dimakan dengan nasi dan sayur-sayuran atau hidangan utama seperti sup atau tumis. Rasa dari tung tap adalah kombinasi antara asin, pedas, dan sedikit asam karena adanya bumbu cabai dan asam yang ditambahkan selama proses fermentasi.
Itulah beberapa jenis ikan fermentasi dari berbagai negara. Bagaimana, tertarik untuk mencobanya?