PARBOABOA - Memendam perasaan adalah hal yang wajar dilakukan setiap manusia dalam menjalani kehidupan sosialnya. Beberapa orang memilih untuk menekan perasaannya seorang diri dengan alasan masing-masing.
Namun, tahukah kamu jika terlalu sering memendam perasaan dapat berdampak buruk bagi kesehatan, bahkan dapat menyebabkan kematian.
Berbagai emosi seperti marah, kecewa, jengkel, sedih, hingga cinta adalah hal yang manusiawi.
Namun, beberapa memilih memendam emosinya hanya karena tidak ingin terlihat lemah atau pun ingin melindungi perasaan orang lain, sementara diri sendiri terluka dari dalam.
Berdasarkan penelitian yang diterbikan dalam Journal of Psychosomatic Research, memendam perasaan memiliki risiko kematian dini sebanyak 30 persen lebih tinggi dan kanker 70 persen lebih tinggi (Chapman, et al.,2013).
Penulis penilitian Benjami Chapman, Ph.D juga menjelaskan terdapat dua potensi yang terjadi terhadap orang yang memendam emosinya, diantaranya:
- Pria yang menekan perasaannya cenderung merokok lebih banyak, minum lebih banyak dan melakukan berbagai perilaku yang tak sehat lainnya secara teratur (tanpa disadari).
- Emosi yang terpendam juga dapat mengacaukan tubuh seperti membuat tubuh meradang, hingga menurunkan sistem kekebalan tubuh.
Peneliti lain (Rice, et, all,, 2020) juga mengungkapkan bahwa pria pemendam perasaan akan berisiko meningkatkan kanker prostat.
Maka dari itu, jangan terlau sering memendam perasaan ya, luapkan saja dan itu sah-sah saja.
Dampak Buruk Memendam Perasaan
Selain berdampak buruk bagi kesehatan, memendam emosi juga memiliki dampak yang tidak baik terhadap berbagai aspek kehidupanmu.
Berikut adalah beberapa dampak yang berpotensi muncul akibat terlalu sering menekan perasaan.
Overthinking
Overthinking adalah suatu hal yang sangat melelahkan karena memaksa dirimu berfikir lebih dari yang semestinya. Segala sesuatu menjadi sangat rumit karena overthinking.
Kegiatan sehari-hari pun dapat terganggu karena pemikiran yang berlebihan akibat kamu memendam rasa.
Demi kesehatan mental dan pikiran, ada baiknya kamu berbagai cerita kepada seseorang yang dapat dipercaya agar dapat meluapkan emosi yang selama ini terkurung dalam hati.
Depresi
Melansir laman Healthline, penelitian menunjukkan bahwa memendam perasaan dapat mempengaruhi kesehatan mental. Emosi negatif yang tidak tersalurkan dengan baik dapat mengakibatkan depresi.
Jika sudah sampai di tahap ini, emosi negatif tersebut akan berubah menjadi kehampaan, putus asa, hingga ingin mengakhiri hidup.
Melihat data yang dikeluarkan WHO, angka kematian akibat bunuh diri mencapai 800ribu hingga 1 juta jiwa setiap tahun. Dari angka tersebut, 80 persen hingga 90 persen disebabakan oleh depresi.
Tidak semangat menjalani hari
Pernah ga sih, bangun pagi namun sama sekali tidak bersemangat menjalani aktivitas? Bahkan untuk memuhi kebutuhan tubuh seperti makan, kamu tidak bersemangat.
Kamu merasa sangat-sangat pesimis dan berpendapat jika tiap hari adalah sama dan tidak ada bedanya.
Merusak hubungan dengan orang lain
Memiliki rasa tidak suka terhadap perilaku seseorang sering kali membuat kita memendamnya sendirian.
Saat emosi sudah memuncak, akhirnya kita menghindari orang itu yang kemudian menyebabkan kerusakan hubungan, padahal dapat diselesaikan jika didiskusikan bersama.
Bertindak diluar batas
Saat kamu memendam suatu perasaan, kamu akan cenderung melampiaskannya dengan cara yang salah.
Emosi negatif mempengaruhi pikiran yang akhirnya memilih jalan pintas untuk meredanya, seperti penggunaan obat-obatan terlarang, hingga mengakhiri hidup demi menghilangkan seluruh rasa sakit yang ada di dalam hati.
Merusak pola tidur
Memendam perasaan dapat membuat kamu merasa selalu tertekan yang pada akhirnya dapat menggangu pola tidurmu. Ini terjadi karena rasa cemas yang ditimbulkan oleh overthinking yang sudah disebutkan di atas.
Akibatnya, kamu jadi sulit tidur atau malah kebanyakan tidur, namun merasa seperti tidak istirahat. Dan ini sangat tidak baik bagi kesehatan.
Itulah beberapa dampak buruk dari kebiasaan memendam emosi atau perasaan yang dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupanmu. Sebaiknya, kamu belajar untuk menghilangkan kebiasaan buruk tersebut sebelum terjerumus lebih dalam.
Lantas bagaimana cara meluapkan atau mengungkapkan perasaan yang terpendam tersebut? Simak berikut ini.
Cara mengungkapkan perasaan yang terpendam
Menghilangkan kebiasaan memendam perasaan mungkin akan terasa sulit dan membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Namun kamu bisa memulai beberapa cara berikut ini guna menghindari bahaya dari memendam emosi.
- Mengakui perasaan terhadap diri sendiri dan orang lain. Ini merupakan tahapan awal pemulihan dari rasa sakit itu sendiri.
- Melatih diri untuk mengatakan jika sedang merasakan energi negatif seperti, “saya kecewa”, “saya merasa bingung”, “saya takut” dan sebagainya.
- Berbincang dengan orang terdekat untuk melampiaskan segala kerisauan hati yang terpenjara.
- Meluangkan dalam media. Jika kamu merasa kesulitan mengungkapkannya secara langsung, kamu bisa menuangkannya ke dalam bentuk cerita narasi, pusisi, hingga lirik lagu.
- Menenangkan diri seperti yoga, meditasi, ataupun pergi ke pantai.
- Melakukan hal-hal positi guna menghindari depresi yang tak karuan. Kamu bisa melakukan hobi yang benar-benar kamu sukai dan merasa senang akan hal itu.
Meskipun selama ini memendam perasaan dianggap sebagai salah satu jalan menghindari konflik, faktanya banyak dampak buruk yang akan menghampirimu.
Cobalah untuk menerapkan hal-hal di atas untuk melepas berbagai emosi negatif yang berguna untuk menghindari dampak buruk dari memendam emosi.
Kalau kamu masih merasa sulit dalam mengekspresikan emosi, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog ataupun psikiater.
Editor: -