PARBOABOA, Jakarta – Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Barat mengungkapkan mayoritas Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang terjaring razia di wilayahnya bukan berasal dari DKI Jakarta, tetapi pendatang dari luar kota, seperti Jawa Barat (Jabar) dan Jawa Timur (Jatim).
“Mereka bukan berasal dari DKI Jakarta ya, mayoritas mereka dari daerah seperti Surabaya dan lainnya,” kata Kepala Suku Dinas Sosial Jakarta Barat, Suprapto dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (04/01/2023).
Suprapto mengatakan, PMKS ini biasanya datang bersama dengan beberapa rombongan dari daerah saat momen-momen tertentu, seperti bulan ramadhan dan hari raya lainnya.
Menurutnya, pada momen tersebut, banyak orang yang berlomba-lomba untuk bersedekah. Selain jadi pengemis, PMKS ini juga ada yang beroperasi sebagai gelandangan hingga manusia silver. Bahkan ada pengemis yang menggunakan modus pura-pura sakit untuk menarik belas kasihan warga.
“Di Jakarta Barat biasanya di pusat keramaian, di kota mereka di sana mengemis dan pura-pura sakit atau tidak bisa berjalan atau lumpuh,” ujar Suprapto.
Oleh karena itu, untuk mencegah maraknya aktivitas PMKS di Jakbar, Kepala Suku Dinas Sosial memberi imbauan kepada masyarakat untuk tidak sembarangan memberikan sedekah kepada para pengemis di jalanan.
Adapun jika warga ingin beramal, Suprapto menganjurkan agar menyumbangkannya ke yayasan resmi atau badan amal seperti Baznas Bazis Jakarta Barat. Dengan demikian, maka aktivitas pengemis di wilayah DKI khususnya Jakarta Barat akan berkurang di tahun 2023 ini.
“Jumlah gelandangan bisa berkurang. Diharapkan warga menyumbang ke pihak yang resmi,” pungkasnya.
Editor: -