parboaboa

Was-was Kecelakaan, Pengguna Jalur Penyeberangan Kabasiran Parung Panjang Minta Pemerintah Bangun Palang Kereta

Hari Setiawan | Metropolitan | 08-08-2023

Jalur penyeberangan perlintasan Commuter Line Jabodetabek - Banten di dekat Stasiun Kereta Api Parung Panjang rawan kecelekaan karena tidak dilengkapi palang pintu pengaman. (Foto: PARBOABOA/Hari Setiawan)

PARBOABOA, Jakarta - Masyarakat di sekitar perlintasan kereta commuter line jalur Jabodetabek-Banten meminta pemerintah membangun pintu palang kereta, terutama di titik-titik yang tidak dijaga petugas.

Seperti yang dikeluhkan Sopian, pengendara roda dua ini mengaku khawatir dan was-was setiap melintasi jalur kereta api di Kabasiran, Parung Panjang.

"Saya was-was sekali setiap kali melintasi jalur penyeberangan kereta di Kabasiran Parung Panjang, karena enggak ada yang jaga. Kalaupun ada, itu dari masyarakat. Saya minta agar ada pintu kereta di jalur penyeberangan ini," katanya kepada PARBOABOA, Selasa (08/08/2023).

Perlintasan Kabasiran ini terletak sekira 200 meter dari stasiun Parung Panjang, Kabupaten Bogor.

Sopian mengaku pernah melihat pengendara roda dua meninggal ditabrak kereta di jalur penyeberangan Kabasiran.

"Bulan lalu juga ada korban motor matic menerobos walaupun warga mencoba memberhentikan untuk melintasi namun tidak mau berhenti dan akhirnya tertabrak lah hingga meninggal dunia. Bahkan, tahun lalu juga ada satu keluarga meninggal dunia karena mobilnya menerobos," ujarnya.

Sopian berharap, PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) membuat palang pintu perlintasan kereta api demi keselamatan masyarakat.

"Semoga PT KAI bisa membangun ya palang pintu penyebrangan ini, bagaimanapun caranya. Keselamatan masyarakat terancam sekali kalau melintasi jalan raya ini," katanya.

Keluhan yang sama juga disampaikan Ahyani, pengendara kendaran roda 4 yang sering melintasi penyeberangan kereta Kabasiran.

Kepala Sekolah MTs Al-Makmur yang berada tepat di samping rel commuter line ini mengaku khawatir siswanya tertabrak kereta api karena tidak ada palang pintu perlintasan kereta.

"Siswa-siswi saya sudah jelas terganggu ya. Mau nyebrang aja harus lihat kiri kanan. Selain itu tidak ada bunyi sirine, karena yang jaga masyarakat sekitar. Kemudian kalau kereta melintas, pasti kita setop sebentar mengajar karena suara guru tidak akan terdengar oleh siswa," katanya.

Ahyani lantas mendesak Kementerian Perhubungan mencarikan solusi agar keselamatan pengguna jalur penyeberangan Kabasiran tetap terjaga.

"Semoga suara saya didengar yah. Saya mendesak Kementerian Perhubungan untuk cari solusi. Bangun ini perlintasan, kalau kita berpikir kritis enggak mungkin enggak ada uang. Toh setiap jam yang menggunakan jasa ini banyak, jadi saya minta mohon bangun palang perlintasan kereta api di sini," pintanya.

Menanggapi keluhan warga, Manajer Humas PT. Kereta Commuter Indonesia (KCI), Leza Arlan menyebut pembangunan palang kereta bukan kewenangan mereka, melainkan Kemenhub.

"Untuk palang pintu itu dari PT KAI dan Kemenhub RI. PT KCI hanya operator," jawabnya singkat.

PARBOABOA juga berusaha menghubungi Kepala Sub Bagian Humas di Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DKJA) Anggie. Namun hingga berita ini diterbitkan yang bersangkutan enggan merespons konfirmasi PARBOABOA.

Editor : Kurniati

Tag : #krl    #kereta api    #metropolitan    #palang pintu    #jalur penyeberangan    #keselamatan    #kecelakaan    #kai    #bogor   

BACA JUGA

BERITA TERBARU