parboaboa

Mengenal Tradisi Lisan: Pengertian, Sejarah, Ciri-ciri, Bentuk, dan Contohnya

Nada Lingga | Pendidikan | 05-10-2023

Tradisi lisan (Foto: Freepik/jcomp)

PARBOABOA – Tradisi lisan adalah bagian yang tak terpisahkan dari warisan budaya manusia yang telah bertahan selama ribuan tahun.

Dalam kerangka ini, pengetahuan, cerita, legenda, dan nilai-nilai budaya diteruskan melalui kata-kata dan bahasa lisan, bukan hanya melalui tulisan atau media lainnya.

Menurut penelitian yang dimuat dalam jurnal berjudul Tradisi Lisan sebagai Sumber Sejarah, karya Erna Ambar Wati (2023), tradisi lisan tidak sekadar mengandalkan tuturan lisan, tetapi juga mencakup beragam bentuk dan pola komunikasi lisan.

Tradisi lisan memegang peran yang sangat penting dalam pemeliharaan identitas budaya suatu masyarakat dan dalam mewariskan pengetahuan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Pembahasan selengkapnya tentang tradisi lisan akan diuraikan dalam tulisan di bawah ini, serta kaitannya dengan identitas budaya yang unik dan berharga bagi masyarakat Indonesia.

Pengertian Tradisi Lisan

Ilustrasi tradisi lisan dari zaman dahulu (Foto: Pinterest)

Dikutip dari buku Metodologi Kajian Tradisi Lisan (Edisi Revisi), diedit oleh Pudentia MPSS,  tradisi lisan adalah sejumlah praktik budaya lisan yang diturunkan dari generasi ke generasi melalui lisan, seperti cerita rakyat, dongeng, nyanyian, puisi lisan, mitos, peribahasa, serta berbagai bentuk ekspresi lisan lainnya.

Tradisi ini seringkali memiliki nilai budaya, historis, atau sosial yang tinggi dalam masyarakat tertentu. Tradisi lisan disampaikan kepada masyarakat prasejarah dengan cara cerita dari mulut ke mulut.

Tradisi tersebut sering digunakan untuk menceritakan sejarah, nilai-nilai moral, pengetahuan lokal, dan identitas budaya dari suatu kelompok atau komunitas.

Tradisi tersebut dapat diwariskan melalui berbagai cara, termasuk pengucapan langsung, nyanyian, atau pertunjukan lisan, tanpa melibatkan media tertulis.

Tradisi ini memiliki peran penting dalam memelihara dan mewariskan budaya serta pengetahuan tradisional dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Meskipun dalam era modern ini banyak tradisi tersebut yang terancam punah karena pengaruh globalisasi dan perkembangan teknologi, pelestarian dan penghargaan terhadap tradisi lisan tetap penting untuk mempertahankan keanekaragaman budaya dan sejarah suatu masyarakat.

Sejarah Tradisi Lisan

Ilustrasi tradisi lisan dari zaman dahulu (Foto: Freepik/saiko3p)

Sejarah tradisi lisan sangat panjang dan berkembang seiring evolusi manusia dan masyarakat. Tradisi ini adalah salah satu bentuk komunikasi awal manusia sebelum perkembangan sistem tulisan.

Hal ini melibatkan berbagai cara untuk mengkomunikasikan informasi, pengetahuan, dan budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Sebelum kemunculan sistem tulisan, manusia purba mengandalkan komunikasi lisan untuk menceritakan kisah, mengajar pengetahuan, dan menjaga catatan tentang sejarah dan budaya mereka.

Tradisi ini berperan penting dalam perkembangan bahasa, membantu bahasa berkembang dan berubah seiring waktu. Kata-kata dan frasa yang digunakan dalam cerita lisan sering menjadi bagian dari perkembangan bahasa tertulis.

Tradisi lisan lebih sulit untuk dianalisis karena tidak adanya wujud fisik yang dapat diteliti. Seiring dengan perkembangan tulisan, beberapa tradisi ini yang paling penting dalam budaya-budaya tertentu akhirnya diabadikan dalam bentuk naskah tertulis.

Dengan kemajuan teknologi komunikasi, seperti rekaman audio dan video, tradisi ini dapat diabadikan dengan lebih efisien. Ini membantu mempertahankan dan membagikan tradisi lisan dengan lebih luas kepada generasi yang lebih muda dan dunia.

Sejarah tradisi ini mencerminkan cara manusia telah menggunakan komunikasi lisan untuk menghubungkan, membagikan pengetahuan, dan melestarikan budaya mereka selama ribuan tahun.

Meskipun teknologi telah mengubah cara kita berkomunikasi, tradisi tersebut tetap menjadi bagian penting dari warisan budaya kita.

Ciri-Ciri Tradisi Lisan

Ilustrasi tradisi lisan dari zaman dahulu (Foto: Freepik/user7351474)

Tradisi lisan memiliki beberapa ciri-ciri yang membedakannya dari bentuk komunikasi lainnya. Ciri-ciri ini membantu mengidentifikasi dan memahami esensi dari tradisi lisan dalam budaya suatu masyarakat. Berikut adalah beberapa ciri-ciri tradisi lisan:

  • Disampaikan secara lisan, melalui pengucapan atau penampilan lisan, tanpa melibatkan medium tertulis
  • Tidak memiliki bentuk yang tetap atau standar yang sama persis setiap kali diceritakan
  • Mencakup cerita rakyat, mitos, nyanyian, tarian, atau ritual yang membantu menjaga identitas budaya dan sejarah suatu kelompok
  • Menghubungkan generasi yang lebih tua dengan generasi yang lebih muda.
  • Bervariasi antar wilayah atau kelompok budaya
  • Menekankan penggunaan bahasa lisan yang berbeda dari bahasa tertulis
  • Memiliki berbagai fungsi sosial dalam masyarakat, seperti hiburan, pendidikan, peringatan sejarah, dan perayaan budaya
  • Merupakan bagian penting dari identitas kelompok atau etnis
  • Dapat berubah seiring waktu karena pengaruh eksternal
  • Bernilai tinggi dan harus dilestarikan

Ciri-ciri ini membantu menjelaskan kompleksitas dan kekayaan tradisi tersebut dalam budaya suatu Masyarakat. Meskipun bentuk komunikasi telah berkembang seiring waktu, tradisi ini tetap menjadi aspek penting dari warisan budaya manusia.

Bentuk dan Contoh Tradisi Lisan

Ilustrasi tradisi lisan dari zaman dahulu (Foto: Freepik/odua)

Tradisi lisan dapat mengambil berbagai bentuk yang berbeda dan mencakup beragam jenis cerita, nyanyian, puisi, dan praktik lisan lainnya.

Berikut adalah beberapa bentuk beserta contoh tradisi lisa:

  1. Cerita Rakyat: Cerita rakyat adalah salah satu bentuk yang paling umum. Contohnya adalah cerita-cerita rakyat seperti "Malin Kundang" di Indonesia, "Cinderella" di Barat, atau "Momotaro" di Jepang.
  2. Legenda: Legenda adalah cerita yang seringkali memiliki elemen supernatural atau mitologis. Contoh legenda termasuk "King Arthur" di Inggris atau "Roro Jonggrang" di Indonesia.
  3. Sajak Lisan: Sajak lisan adalah puisi yang diucapkan atau dinyanyikan secara lisan. Contoh sajak lisan adalah "Epic of Gilgamesh" dalam budaya Mesopotamia kuno atau sajak-sajak lisan dalam budaya Arab yang dikenal sebagai "Nabati poetry."
  4. Nyanyian Rakyat: Nyanyian rakyat adalah lagu-lagu yang diwariskan secara lisan dan seringkali memiliki lirik yang mengandung pesan-pesan budaya atau sejarah. Contoh nyanyian rakyat termasuk lagu-lagu daerah seperti "Bengawan Solo" di Indonesia.
  5. Pantun dan Peribahasa: Pantun dan peribahasa adalah bentuk lisan dari puisi atau kata-kata bijak yang diucapkan untuk menyampaikan nasihat atau hiburan. Contohnya adalah pantun Melayu di Indonesia atau peribahasa seperti "Tak kenal maka tak sayang."
  6. Mitologi Lisan: Mitologi lisan mengandung cerita-cerita tentang dewa-dewi, makhluk mitologis, atau penciptaan dunia. Contohnya adalah mitologi Yunani dengan cerita-cerita tentang Zeus, Hera, dan banyak dewa lainnya.
  7. Upacara dan Ritual Lisan: Dalam beberapa budaya, upacara dan ritual lisan berperan penting dalam praktik agama atau budaya. Ini mungkin melibatkan doa-doa, mantra, atau nyanyian yang diucapkan secara lisan dalam konteks upacara keagamaan atau kebudayaan.
  8. Cerita-Cerita Sejarah Lisan: Beberapa budaya memiliki tradisi lisan dalam bentuk cerita-cerita sejarah lisan yang digunakan untuk mengingat peristiwa-peristiwa sejarah penting. Contohnya adalah cerita tentang Perang Troya dalam mitologi Yunani.
  9. Tarian Lisan: Meskipun sebagian besar tarian adalah bentuk seni visual, dalam beberapa budaya, tarian juga dapat memiliki unsur lisan, seperti nyanyian atau pengucapan kata-kata selama penampilan tarian.
  10. Teater Lisan: Teater lisan, seperti teater bayangan atau wayang kulit di Indonesia, menggabungkan unsur pementasan fisik dengan dialog lisan atau nyanyian.

Bentuk-bentuk ini adalah contoh dari ragam tradisi tersebut yang ada di berbagai budaya di seluruh dunia. Mereka memainkan peran penting dalam mempertahankan sejarah, budaya, dan identitas masyarakat yang melestarikannya.

Dilansir jurnal Penguatan Tradisi Lisan sebagai Upaya Eksistensi Nilai-Nilai Multikultur, oleh Hermi Yanzi (2018), salah satu fungsi tradisi yang membawa ciri khas bagi suatu budaya karena merupakan bagian dari alat komunikasi adalah tradisi lisan. Perjalanan tradisi lisan telah hampir sama tuanya dengan kehidupan manusia.

Melalui upaya kolektif dalam menjaga tradisi ini, Anda dapat memastikan bahwa cerita-cerita nenek moyang, sajak-sajak, dan lagu-lagu daerah tetap hidup dalam hati dan pikiran generasi mendatang.

Dengan berinvestasi dalam pelestariannya, Anda tidak hanya mempertahankan identitas budaya Anda, tetapi juga menjaga warisan yang akan terus menginspirasi dan menghubungkan kita dengan akar-akar budaya yang mendalam.

Tradisi lisan adalah jendela yang membuka pandangan Anda pada kekayaan budaya dan sejarah Nusantara yang luar biasa. Semoga bermanfaat!

Editor : Sari

Tag : #karya sastra    #tradisi lisan    #pendidikan    #contoh tradisi lisan    #ciri ciri tradisi lisan   

BACA JUGA

BERITA TERBARU