PARBOABOA, Jakarta – Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berpeluang terjadi di sejumlah wilayah perairan Indonesia.
Gelombang ini diperkirakan mencapai ketinggian 4 meter di beberapa wilayah perairan laut Tanah Air pada Minggu, 27-Senin, 28 Agustus 2023.
Oleh karena itu, BMKG meminta agar warga yang tinggal dan beraktivitas di pesisir untuk selalu waspada terhadap kemungkinan bencana.
Termasuk masyarakat nelayan serta yang melakukan pelayaran menggunakan kapal fery atau kapal tongkang.
Dilansir BMKG, gelombang tinggi itu terbentuk karena pola angin yang berbeda-beda di sebagian wilayah Indonesia.
Seperti pola angin di wilayah Indonesia bagian utara, dominan bergerak dari arah Tenggara-Barat Daya dengan kecepatan angin berkisar 5 knot-20 knot.
Sementara itu, di wilayah Indonesia bagian selatan, dominan bergerak dari Timur-Tenggara dengan kecepatan angin berkisar 8 knot-25 knot.
Adapun kecepatan angin tertinggi ini diperkirakan terjadi di Perairan selatan Banten, Laut Banda, Laut Arafuru, dan Perairan Merauke.
Sedangkan untuk gelombang tinggi dari 4 meter yang disebabkan oleh kecepatan angin tersebut diperkirakan BMKG akan berpeluang terjadi di perairan barat Lampung.
Kemudian, di Selat Sunda bagian barat dan selatan, Samudra Hindia barat Kep. Mentawai hingga Lampung, perairan selatan Banten, Samudra Hindia selatan Bantan-NTB serta Laut Arafuru bagian tengah.
Kapal Tenggelam Diterjang Gelombang Tinggi
Pada Minggu, (06/8/2023) malam, kapal LCT Modern Putra Samudra tenggelam karena diterjang gelombang tinggi di perairan Tanjung Liboba, Halmahera Selatan, Maluku Utara.
Kapal LCT Modern Putra Samudra ditumpangi oleh 9 orang, dan 4 di antaranya terdampar di Desa Kukupang, Kecamatan Pulau Joronga, Maluk Utara.
Lalu, dua orang lagi ditemukan selamat di Pulau Dabi, satu orang meninggal dunia, dan dua anak buah kapal (ABK) lainnya hilang.
Kala itu, kapal tersebut akan berlayar dari Pelabuhan Weda, Halmahera Tengah menuju Sorong, Papua Barat dengan membawa alat berat berupa dua ekskavator, satu unit bobas, dan satu truk.
Editor: Maesa