PARBOABOA, Jakarta - Bayi dan anak-anak termasuk dalam kelompok rentan yang memiliki risiko tinggi terkena pneumonia. Oleh karena itu, vaksinasi pneumonia sangat disarankan untuk mereka.
Sebagai upaya pencegahan terhadap penyakit tersebut, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah memberikan izin edar untuk Valenina, yaitu vaksin pneumokokal conjugate vaccine (PCV).
Kepala BPOM, Penny K. Lukito, menjelaskan, Valenina dapat diberikan kepada bayi dan anak-anak dalam rentang usia enam minggu hingga lima tahun.
Penny mengungkapkan bahwa rencananya Valenina akan diproduksi di dalam negeri mulai tahun 2025.
Menurutnya, BPOM akan mengawasi seluruh proses, mulai dari distribusi dalam rantai dingin (cold chain distribution) pada suhu 2-8 derajat Celsius hingga farmakovigilans terkait vaksin Valenina.
BPOM juga akan melakukan uji klinik vaksin Valenina di RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo Jakarta dan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar.
Rencananya, uji klinik tersebut akan dimulai pada minggu kedua November 2023 dengan melibatkan 600 subjek.
Adapun tujuan dari uji klinik ini untuk menilai efektivitas vaksin Valenina dengan pemberian hanya tiga dosis, yang diberikan secara bersamaan dengan vaksin program pemerintah seperti DTP, Hib, Hepatitis B, dan Polio.
Saat ini, BPOM telah menjalin kerja sama dengan PT. Etana Biotechnologies Indonesia di Jakarta untuk memproduksi vaksin Valenina guna mencegah pneumonia.
Meskipun demikian, BPOM belum memberikan informasi lebih lanjut mengenai kapan vaksin Valenina akan tersedia untuk masyarakat.
Apa Itu Pneumonia?
Dilansir dari berbagai sumber, Pneumonia merupakan sebuah penyakit pernapasan yang dapat memengaruhi paru-paru.
Penyakit ini terjadi ketika jaringan paru-paru mengalami peradangan akibat infeksi, yang dapat disebabkan oleh berbagai mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur, atau parasit.
Pneumonia menyebabkan gejala seperti demam, batuk dengan lendir kental, sesak napas, nyeri dada, kelelahan, dan mungkin menggigil.
Swelain itu, Pneumonia dapat bersifat ringan hingga parah, tergantung pada jenis mikroorganisme penyebabnya, kekuatan sistem kekebalan tubuh individu, dan faktor-faktor lainnya.
Penyakit ini dapat mempengaruhi individu dari segala usia, tetapi anak-anak, lansia, dan individu dengan sistem kekebalan tubuh yang melemah cenderung lebih rentan terkena pneumonia.
Pneumonia sendiri, dapat didiagnosis melalui pemeriksaan fisik, radiografi dada (rontgen), dan tes laboratorium seperti tes darah.
Pengobatan pneumonia tergantung pada penyebabnya. Jika penyebabnya adalah bakteri, dokter mungkin meresepkan antibiotik.
Untuk kasus pneumonia yang lebih serius, terutama pada individu yang membutuhkan perawatan intensif, rawat inap di rumah sakit mungkin diperlukan.
Vaksinasi merupakan cara efektif untuk mencegah beberapa jenis pneumonia, terutama pada kelompok rentan seperti bayi, anak-anak, lansia, dan individu dengan kondisi kesehatan yang melemah.
Editor: Wenti Ayu