parboaboa

Dalil Adalah Pilar Utama Keyakinan: Kenali Definisi, Dalil Naqli dan Aqli, Hadits, beserta Contohnya

Winda | Islam | 23-08-2023

Dalil Adalah Pilar Utama Keyakinan (Foto: Pexels)

PARBOABOA - Ketika menjalani kehidupan ini, manusia senantiasa mencari makna yang lebih dalam segala hal.

Salah satu aspek yang paling mendasar dalam pencarian makna tersebut adalah keyakinan. Keyakinan menjadi pilar utama dalam mengarahkan setiap langkah, mengambil keputusan, dan membentuk karakter seseorang. 

Dalam hal ini, dalil menjadi fondasi yang kuat dalam memahami dasar-dasar keyakinan spiritual.

Dikutip dari laman Yayasan Raudlatul Makfufin, dalil adalah suatu penjelasan yang dijadikan sebagai bukti atau justifikasi terhadap suatu kebenaran, terutama yang berakar pada teks Al-Qur'an. 

Untuk itu, dalam arti dalil adalah sebagai petunjuk atau tanda yang membuktikan kebenaran tertentu. Pentingnya dalil berperan sebagai alat untuk memberikan dasar keyakinan, dengan ditujukan melalui bukti yang sah.

Pemahaman mendalam terhadap dalil juga membantu dalam berinteraksi dengan orang lain yang memiliki keyakinan berbeda. 

Dalam menjalin kerukunan antar umat beragama atau antarbudaya, pemahaman yang baik tentang dasar keyakinan masing-masing pihak dapat menghindarkan konflik.

Di samping itu, kita dapat memperkuat landasan keyakinan dan mengambil langkah dalam hidup dengan penuh kebijaksanaan.

Agar tidak keliru memahami tentang apa itu dalil artinya, Parboaboa akan mengulasnya secara tuntas. Yuk, disimak hingga akhir, ya!

Apa itu Dalil?

Ilustrasi pengertian dalil (Foto: Pexels)

Secara linguistik, arti dalil adalah petunjuk. Namun, dalam terminologi, dalil adalah sebagai bukti yang digunakan untuk mengarahkan kebenaran atau kesalahan suatu pernyataan.

Kepercayaan terhadap kebenaran atau kesalahan muncul ketika terdapat argumen atau alasan kuat yang mendukung atau menentang suatu pernyataan.

Dalil adalah sarana yang mengarah pada konsep yang tengah dicari, dapat berupa alasan, penjelasan, atau pandangan yang merujuk pada makna, hukum, serta elemen-elemen terkait dari subjek yang sedang ditelusuri. 

Interpretasi lain tentang dalil adalah sebagai dasar atau bukti mengenai kebenaran tertentu, terutama yang bersumber dari Al-Quran. Selain itu, dalil juga bisa diartikan sebagai petunjuk atau indikator akan kebenaran tertentu.

Tidak seharusnya kita membatasi pengertian dalil hanya pada Al-Quran dan hadis. Empat jenis dalil yang umumnya disepakati meliputi Al-Quran, hadis, ijma (kesepakatan umat), dan qiyas (analogi). Tidak hanya itu, terdapat juga dalil adalah hal yang meskipun tidak disepakati, namun digunakan oleh ulama untuk menyusun hukum. 

Contohnya seperti pendapat para sahabat (qaul shahabiy), istihsan (preferensi), mashlahah mursalah (kemaslahatan umum), urf (adat yang sesuai dengan syariah), syaru man qablana (hukum umat sebelumnya), saddud dzariah (mencegah dampak buruk), serta istishab (asumsi keberlanjutan hukum).

Penyelenggaraan dalil adalah dalam menetapkan keputusan harus dijalankan dengan teliti dan berhati-hati. Pertama, pemahaman yang komprehensif dan tepat mengenai dalil adalah harus diupayakan untuk mencegah interpretasi yang keliru. 

Kedua, dalil artinya perlu disesuaikan dengan konteks dan situasi yang ada agar tidak menimbulkan pemikiran yang salah atau melenceng dari prinsip-prinsip Islam. Ketiga, dalil mesti diuji melalui metode ijtihad yang benar, seperti ushul fiqh (prinsip-prinsip hukum Islam), guna menghasilkan keputusan yang adil dan sesuai dengan hukum Islam.

Pentingnya penggunaan dalil adalah untuk mengambil keputusan dan pemahaman yang mendalam mengenai agama Islam, seperti para ulama dan cendekiawan hukum Islam. Langkah ini sangat penting untuk memastikan bahwa keputusan yang diambil sejalan dengan norma-norma Islam dan mendapat pengakuan dari umat muslim.

Jenis-Jenis Dalil

Ilustrasi jenis dalil (Foto: Pexels)

Apa saja termasuk dalil? Arti dalil dalam hukum Islam memiliki 2 jenis yang mencerminkan sumber-sumber yang berbeda, seperti:

1. Dalil Aqli

Dalil aqli adalah panduan yang berasal dari pemikiran rasional. Dalam konteks spiritual, dalil aqli merupakan bukti atau argumen yang mengklarifikasi kebenaran atau ketidakbenaran suatu pernyataan berdasarkan pertimbangan akal manusia. 

Penggunaan dalil adalah dapat diterapkan dalam diskusi tentang aspek keyakinan (aqidah), karena aqidah memiliki relevansi bagi individu yang memiliki kemampuan berpikir yang sehat. Setiap elemen yang berkaitan dengan aqidah harus diterima dan dipahami oleh akal yang waras (tidak hanya mengikuti tren).

Seperti yang disampaikan dalam ayat suci, 

وَمَا كَانَ لِنَفْسٍ أَن تُؤْمِنَ إِلَّا بِإِذْنِ ٱللَّهِ ۚ وَيَجْعَلُ ٱلرِّجْسَ عَلَى ٱلَّذِينَ لَا يَعْقِلُونَ

"Tidaklah ada yang beriman kecuali dengan izin Allah, dan Allah menurunkan kemurkaan-Nya kepada orang-orang yang tidak menggunakan akalnya" (QS. Yunus: 100). 

Dalil aqli berasal dari sumber-sumber keagamaan yang muncul setelah masa hidup Nabi Muhammad SAW, termasuk karya-karya ulama Islam dan fatwa-fatwa dari para ahli hukum Islam. Berikut adalah beberapa sumber dalil aqli.

  • Ijma: Merupakan konsensus ulama dalam mengambil keputusan terhadap suatu isu hukum Islam. Ijma digunakan sebagai dalil untuk memahami hukum-hukum Islam yang tidak ditemukan dalam Al-Quran atau Hadis.
  • Qiyas: Merupakan penggunaan analogi atau perbandingan antara hukum-hukum yang sudah ada dengan kasus yang serupa dalam situasi yang berbeda. Qiyas digunakan untuk memahami hukum-hukum Islam yang tidak tercakup dalam Al-Quran atau Hadis.
  • Ijtihad: Merupakan usaha untuk menginterpretasikan hukum-hukum Islam dengan mengembangkan prinsip-prinsip hukum yang berasal dari sumber-sumber dalil adalah hal utama. Ijtihad digunakan untuk memahami hukum-hukum Islam yang tidak ditemukan dalam Al-Quran atau Hadis.
  • Istihsan: Merupakan metode ijtihad yang menekankan pada kemaslahatan (maslahah) dalam memahami hukum-hukum Islam. Istihsan digunakan untuk memahami hukum-hukum Islam yang tidak ditemukan dalam Al-Quran atau Hadis.
  • Maslahah Mursalah: Merupakan metode ijtihad yang memperhatikan kemaslahatan umum tanpa harus terikat pada prinsip-prinsip hukum dari sumber-sumber dalil utama. Metode ini digunakan untuk memahami hukum-hukum Islam yang tidak tercakup dalam Al-Quran atau Hadis.

2. Dalil Naqli

Apa dalil naqli Al- Quran? Dalil naqli adalah bukti yang berasal dari teks atau referensi agama, seperti Al-Quran dan Hadis. Bentuk dalil naqli digunakan untuk mengeksplorasi hukum-hukum Islam yang diungkapkan secara langsung dalam sumber-sumber keagamaan tersebut. Sebagai contoh, kewajiban menjalankan shalat lima waktu dan hukum-hukum terkait zakat.

Sumber dalam dalil artinya mencakup referensi agama yang diakui oleh seluruh umat muslim sebagai panduan dalam memahami hukum dan ajaran Islam. Di bawah ini terdapat beberapa sumber dalil naqli.

  • Al-Quran: Al-Quran adalah naskah suci bagi umat Islam yang diterima sebagai wahyu dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara Malaikat Jibril. Al-Quran menjadi pijakan utama dalam Islam, digunakan untuk memahami hukum-hukum Islam dan nilai-nilai ajarannya.
  • Hadits: Hadis merujuk pada laporan-laporan tentang ucapan, tindakan, dan persetujuan Nabi Muhammad SAW yang menjadi pegangan dalam memahami hukum-hukum Islam dan prinsip-prinsip ajarannya. Hadis berfungsi sebagai sumber dalil kedua setelah Al-Quran.

Mengapa Hadis Da'if dan Maudu' Tidak dapat Dijadikan Hujjah?

Ternyata banyak orang yang belum mengetahui perihal hadits yang tidak bisa dijadikan hujjah dalil adalah hadits da'if dan maudu'.

Hadis da'if (kelemahan) dan maudu' (ketidakstabilan) tidak dapat dijadikan hujjah atau dasar hukum dalam Islam karena adanya keraguan terhadap keabsahan dan keandalan sumber-sumber ini.

Berikut adalah beberapa alasan mengapa hadis da'if dan maudu' tidak diakui sebagai hujjah:

  • Ketidakpastian Keabsahan

Hadis da'if sering kali memiliki isu-isu terkait rantai sanad (periwayatan) yang meragukan. Rantai perawi hadis da'if mungkin mengandung perawi yang tidak dikenal atau kurang dipercayai dalam hal integritas mereka. Karena ketidakpastian ini, integritas informasi yang disampaikan dalam hadis da'if menjadi kurang kuat.

  • Tingkat Kredibilitas yang Rendah

Hadis da'if cenderung memiliki tingkat keandalan yang lebih rendah karena dalam rangkaian perawinya terdapat perawi yang memiliki reputasi lemah dalam menjaga akurasi informasi. Hal ini mengurangi tingkat kepercayaan terhadap kebenaran dan ketepatan hadis tersebut.

  • Potensi Kesalahan dan Pemalsuan

Hadis maudu' (palsu) secara sengaja dibuat atau dimasukkan ke dalam literatur hadis dengan tujuan tertentu. Karena alasan ini, hadis maudu' tidak memiliki dasar yang sah dan karenanya tidak dapat dijadikan hujjah dalam menentukan hukum atau prinsip ajaran.

  • Ketelitian dalam Pengumpulan Hadis

Proses seleksi hadis yang dilakukan oleh para ahli hadis melibatkan kriteria ketelitian yang tinggi untuk memastikan keabsahan dan keandalan hadis. Hadis yang tidak memenuhi standar tersebut tidak diterima sebagai hujjah dalam hukum Islam.

Dalam praktiknya, para ulama Islam memiliki metodologi ketat untuk mengevaluasi dan mengklasifikasikan hadis berdasarkan kualitasnya, termasuk dalam hal keaslian (shahih).

Contoh Dalil

Beberapa contoh dalil naqli adalah sebagai berikut:

1. Contoh Dalil Aqli

Mengacu pada informasi yang diterbitkan di situs NU Online, berikut ini disajikan beberapa contoh dalil aqli:

  • Bila melihat seorang anak, akan terpikirkan bahwa anak tersebut pasti mempunyai seorang ibu, meskipun kita tak pernah melihat ibunya. Fakta ini dapat disimpulkan melalui pemikiran rasional, bahwa seorang anak tentunya berasal dari seorang ibu.
  • Ketika mengamati alam semesta, kita dapat menyadari bahwa alam semesta ini pasti memiliki pencipta. Keteraturan, keindahan, dan kompleksitas alam semesta tidak mungkin muncul dengan sendirinya. Oleh karena itu, kita dapat menyimpulkan bahwa pasti ada Tuhan Yang Maha Kuasa yang menciptakan serta mengatur seluruh alam semesta.

2. Contoh Dalil Naqli

Sementara itu, apa itu dalil naqli beserta pula contoh dalil naqli yang mencakup:

  • Dalam Surat Al-Ikhlas, ayat tersebut menyatakan: "Katakanlah: 'Dia adalah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang segala makhluk bergantung kepada-Nya. Ia tak memiliki keturunan dan tak pula dilahirkan, dan tidak ada yang setara dengan-Nya."
  • Perintah berpuasa dalam ayat Al-Baqarah:183, 

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ

"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan kepada orang-orang sebelum kalian, agar kalian bertaqwa."

Dengan demikian, dalil adalah landasan yang kuat dalam memahami dasar-dasar keyakinan. Wajib untuk kalian pahami dan mengaplikasikan dalil dengan benar, sehingga kita dapat menghindari konflik serta menjalani kehidupan dengan penuh kebijaksanaan. Semoga dengan penjelasan di atas kalian mendapatkan wawasan yang lebih dalam mengenai pentingnya dalil dalam memandu keyakinan kita.

Editor : Sari

Tag : #hukum islam    #dalil adalah    #islam    #apa dalil naqli Al quran    #contoh dalil    #dalil naqli    #dalil aqli   

BACA JUGA

BERITA TERBARU