PARBOABOA,Jakarta - Seorang presiden Muslim umumnya akan memimpin negara dengan penduduk mayoritas Islam, begitu juga dengan yang terjadi di negara-negara mayoritas non-Muslim.
Pemikiran masyarakat yang semakin terbuka memungkinkan terpilihnya beberapa presiden yang memeluk ajaran berbeda dari agama mayoritas.
Sadiq Khan salah satunya. Ia melukis sejarah setelah dirinya kembali terpilih untuk ketiga kalinya sebagai Wali Kota Muslim pertama di London, Inggris.
Kepastian tersebut didapat setelah Khan mengalahkan kandidat dari Partai Konservatif, Susan Hall, dalam pemilu lokal pada Sabtu (4/5/2024).
Ia mengakui bahwa posisi yang didapatnya merupakan suatu kehormatan. "Sungguh ini sebuah kehormatan untuk terpilih kembali untuk masa jabatan ketiga," kata Khan seperti dikutip Middle East Eye, Selasa (7/05/2024).
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa pihaknya sudah menjalankan kampanye sesuai dengan semangat dan nilai-nilai yang berlaku di kota besar (London).
London, terang Khan, merupakan sebuah kota yang menilai keberagaman sebagai kekuatan dan menolak keras populisme sayap kanan.
Diketahui saat kampanye, lawan Khan disebut membangun kampanye dan narasi Islamofobia yang bertujuan merebut London dari Partai Buruh.
Pada Oktober 2023, Susan Hall menegaskan bahwa beberapa orang Yahudi di London takut dengan Khan yang memecah belah.
Bahkan Hall mengklaim tinggal di London utara dan memahami kegembiraan komunitas Yahudi.
Namun ada hal lain yang perlu diketahui,"saya tahu betapa takutnya sebagian masyarakat karena sikap Sadiq Khan yang memecah belah," ujar Hall.
Ia kemudian berjanji, jika terpilih akan melindungi semua orang terutama komunitas Yahudi.
Pernyataan ini kemudian memantik kemarahan di ibu kota Inggris itu. Gerakan Buruh Yahudi bahkan menilai narasi Hall sebagai politik peluit.
Dewan Muslim pun ikut bersuara. Mereka mengkritik narasi politik Islamofobia yang sistemik yang tumbuh pada Partai Konservatif.
Adapun Khan menjadi Wali Kota London sejak 2016 lalu. Selama memimpin ia sangat dikenal sangat berani dan toleran.
Selain wali kota seperti Khan, ternyata terdapat beberapa pemimpin Muslim lain yang memimpin masyarakat dengan mayoritas non-Muslim sebagai berikut.
1. Zakir Hussain (India)
Zakir Husain, lahir pada tanggal 8 Februari 1897 di Hyderabad, merupakan Muslim pertama yang menjabat sebagai Presiden India.
Dia memulai masa jabatannya pada tahun 1967 dan bertugas hingga wafatnya pada tahun 1969. India, yang mayoritas penduduknya beragama Hindu, memiliki sekitar 80% penduduk Hindu menurut sensus 2019, sementara populasi Muslim hanya mencapai 14%.
Selain Zakir Hussain, India juga pernah memiliki beberapa Presiden Muslim lainnya, termasuk Muhammad Hidayatullah yang menjabat pada tahun 1969, Fakhrudin Ali Ahmed yang menjabat pada tahun 1974, dan Abdul Kalam yang memimpin pada tahun 2002.
2. Ahmadou Ahidjo (Kamerun)
Ahmadou Ahidjo, yang lahir pada Agustus 1924, mendapat kepercayan dari masyarakat Kamerun sebagai presiden dari tahun 1960 sampai 1982. Presiden yang beragama Islam ini meninggal pada 30 November 1989.
Berdasarkan sensus tahun 2019, mayoritas penduduk Kamerun beragama Kristen, dengan total 38,3% pemeluk Katolik dan 25% Protestan, sementara Islam merupakan agama terbesar ketiga dengan penganut sebanyak 24%.
3. Samia Suluhu Hassan (Tanzania)
Samia Suluhu Hassan, lahir pada 27 Januari 1960. Ia menjadi presiden Tanzania sejak 2021, menggantikan Presiden Magufuli yang meninggal.
Tanzania, mirip dengan Kamerun, memiliki komposisi keagamaan yang beragam dengan 27% penduduknya Protestan dan 25% Katolik, sementara Muslim mencakup sekitar 20% dari populasi.
4. Halimah Yacob (Singapura)
Halimah Yacob, lahir pada 23 Agustus 1954, ia adalah presiden wanita pertama sekaligus presiden Muslim pertama di Singapura yang menjabat sejak tahun 2017.
Data dari World Population Review menunjukkan bahwa Kristen merupakan agama mayoritas di Singapura dengan 18,7%, diikuti Islam sebesar 14%, Taoisme 11%, dan Hindu 0,6%.
5. Mohamed Irfaan Ali (Guyana)
Mohamed Irfaan Ali, lahir pada 25 April 1980, adalah presiden Muslim pertama Guyana, yang mulai menjabat pada tahun 2020.
Di Guyana, Kristen adalah agama yang paling banyak diikuti dengan 64% dari populasi, diikuti Hindu sebesar 25%, dan Islam sekitar 7%.
6. Bakili Elson Muluzi (Malawi)
Bakili Elson Muluzi, seorang Muslim, lahir pada 17 Maret 1943 dan menjadi Presiden Malawi dari tahun 1994 hingga 2004.
Meski negaranya didominasi oleh pemeluk Kristen yang mencapai 77,3%, populasi Muslim di Malawi adalah sekitar 13,8%.
7. Noor Mohamed Hassanali (Trinidad dan Tobago)
Noor Mohamed Hassanali, yang lahir pada 13 Agustus 1918, adalah seorang Presiden Muslim yang memimpin Trinidad dan Tobago dari tahun 1987 hingga 1997.
Di negara Karibia ini, hanya 5% dari populasi yang memeluk Islam, sementara mayoritas penduduknya beragama Kristen dengan 26,5% Protestan dan 21,6% Katolik.