PARBOABOA, Jakarta - Hari Kanker Paru Sedunia 2024 diperingati setiap tanggal 1 Agustus. Tema Hari Kanker Paru Sedunia tahun ini adalah "Menutup Kesenjangan Perawatan".
Melalui tema ini, diharapkan setiap orang berhak mendapatkan akses ke perawatan kanker.
Kanker paru adalah salah satu jenis kanker yang paling umum dan menyebabkan lebih dari satu juta kematian setiap tahun.
Menurut laman Kemenkes, kanker paru tetap menjadi penyebab utama kematian karena kanker dengan perkiraan 1,8 juta kasus kematian (18%).
Diikuti oleh kanker kolorektal (9,4%), kanker hati (8,3%), kanker lambung (7,7%), dan kanker payudara (6,9%).
Di Indonesia, menurut data Globocan 2020, jumlah kasus baru kanker paru berada di peringkat ketiga (8,8%), setelah kanker payudara (16,6%) dan kanker serviks (9,2%).
Kanker paru adalah jenis kanker yang paling sering terjadi pada laki-laki, dengan prevalensi 14,1%.
Dokter spesialis paru mengingatkan bahwa paparan polusi udara yang berlangsung secara terus-menerus bisa menyebabkan masalah pada organ paru, termasuk potensi kanker paru.
Kualitas udara yang tidak sehat jelasnya, merupakan salah satu faktor risiko terjadinya berbagai masalah, “atau penyakit yang bisa terjadi pada paru," kata dr. Wily Pandu Ariawan dalam acara daring, di Jakarta Rabu (31/7/2024).
Menurut Wily, selain kualitas udara yang buruk atau polusi udara, paparan asap rokok dan gaya hidup yang tidak sehat juga menjadi faktor penting.
Selain itu, berada di lingkungan kerja yang bersinggungan dengan zat bersifat karsinogenik, dan mengalami stres tinggi terus-menerus juga menjadi faktor risiko lainnya yang bisa menyebabkan masalah pada paru, termasuk kanker paru.
Oleh karena itu, dia menyarankan mereka yang memiliki faktor risiko ini untuk menjalani pemeriksaan pencitraan dengan dosis radiasi lebih rendah (low dose CT-scan) untuk mendeteksi dini kanker paru.
"Yang perlu dilakukan skrining adalah mereka yang berusia 45 tahun ke atas, masih merokok atau berhenti merokok kurang dari 15 tahun, atau orang yang batuk lama tapi usianya 45 tahun, perokok aktif, perokok pasif, dan memiliki gaya hidup tak sehat," ujar dia.
Jenis Kanker Paru
Kanker Paru Non-Small Cell
Kanker paru-paru jenis ini merupakan yang paling sering terjadi, mencakup sekitar 87% dari seluruh kasus kanker paru.
Ada tiga tipe utama dalam jenis ini, yaitu adenokarsinoma, karsinoma sel skuamosa, dan large-cell carcinoma.
Kanker Paru Small Cell
Kanker paru-paru jenis ini lebih jarang terjadi.
Tidak seperti kanker paru-paru non-small cell, kanker paru-paru small cell dapat menyebar dengan sangat cepat.
Sebagian besar kasus kanker paru-paru jenis ini disebabkan oleh kebiasaan merokok.
Penyebab dan Gejala Kanker Paru
Kanker paru-paru paling sering disebabkan oleh kebiasaan merokok.
Namun, orang yang tidak merokok juga bisa menderita kanker paru, terutama jika sering terpapar polusi udara, tinggal di lingkungan yang tercemar zat berbahaya, atau memiliki keluarga yang menderita kanker paru.
Pada tahap awal, kanker paru sering kali tidak menimbulkan gejala.
Gejala kanker paru-paru biasanya muncul saat kanker sudah berkembang cukup besar atau menyebar ke jaringan dan organ di sekitarnya.
Beberapa gejala yang sering dirasakan penderita meliputi batuk kronis, sesak napas, batuk berdarah, dan nyeri dada.
Pengobatan dan Pencegahan Kanker Paru
Pengobatan kanker paru tergantung pada kondisi penderita dan tingkat keparahan kanker.
Penanganan utama untuk kanker paru stadium awal adalah operasi.
Jika kanker telah mencapai stadium lanjut atau stadium 4, maka penanganan bisa dilakukan dengan radioterapi dan kemoterapi.
Pencegahan kanker paru dapat dilakukan dengan berhenti merokok atau menghindari asap rokok.
Bagi seseorang yang berisiko tinggi terkena kanker paru pemeriksaan rutin sangat dianjurkan.
Selain itu, disarankan untuk berolahraga secara rutin serta mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang.
Editor: Norben Syukur