PARBOABOA, Pematangsiantar - Hujan lebat yang memicu tanah longsor menewaskan sedikitnya 15 orang di China, sementara tiga lainnya masih hilang.
Dilansir kantor berita Reuters, Sabtu (28/5/2022), mengutip otoritas kantor informasi wilayah Wuping, delapan orang tewas akibat runtuhnya dua bangunan yang dihantam tanah longsor di Provinsi Fujian, dekat pantai timur China.
Sedangkan kantor berita negara, CCTV, melaporkan, lima orang tewas dan tiga lainnya hilang di Provinsi Yunnan. Sehari sebelumnya, tiga anak-anak terseret banjir di Xincheng, Provinsi Guangxi. Dua di antaranya meninggal, dan satu selamat.
Badai yang melanda China merusak jalan, jembatan, serta fasilitas telekomunikasi dan listrik di Qiubei, Yunnan, sekitar 130 kilometer dari perbatasan Vietnam.
Di Fujian, lima jenazah dievakuasi dari bangunan pabrik yang rubuh. Sementara tiga orang lainnya ditemukan tewas di perumahan yang hancur akibat longsor pada hari Jumat.
Wilayah Wuping, yang berjarak 210 kilometer dari kota pesisir Xiamen pada Kamis malam dilanda hujan deras. Dari video yang beredar di media sosial terlihat jalanan rusak dan dibanjiri lumpur. Badai menghancurkan 39 rumah serta memaksa 1.600 orang dievakuasi untuk pergi ke tempat yang lebih aman.
Perubahan iklim sangat terasa di wilayah Asia Timur dan Selatan. Hujan deras dan gelombang panas silih berganti melanda wilayah itu dalam beberapa pekan terakhir.
Jembatan Hassanabad yang menghubungkan China dan Pakistan hancur dihantam banjir pada awal bulan ini.
Jembatan yang menghubungkan Pakistan dan China itu rusak dan tersapu oleh banjir pada awal Mei 2022 lalu. Penyebabnya tak lain akibat gelombang panas yang melelehkan gletser.
Gelombang panas mencatatkan rekor suhu tertinggi pada April. Suhu di sebagian kota di Pakistan pada awal bulan ini bahkan mencapai 51 derajat Celcius. Hal itu membuat gletser meleleh lebih cepat.
Editor: -
