PARBOABOA, Jakarta – Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) menginformasikan bahwa puncak kekeringan efek El Nino akan terjadi pada Oktober-November 2023.
Itu artinya, Indonesia akan mengalami musim kemarau yang berkepanjangan hingga beberapa bulan ke depan.
Paparan suhu panas dalam periode yang panjang dapat menimbulkan risiko pada gangguan kesehatan tubuh, salah satunya adalah dehidrasi.
Dehidrasi merupakan kondisi saat tubuh kekurangan cairan atau jumlah cairan yang keluar lebih banyak dari jumlah yang masuk.
Berkurangnya cairan tubuh karena dehidrasi dapat mempengaruhi kadar mineral, garam, dan gula dalam darah hingga menimbulkan potensi gangguan fungsi organ tubuh dan komplikasi serius apabila tak mendapat penanganan yang tepat.
Pasalnya, cairan dalam tubuh memiliki peran penting untuk membantu sistem pencernaan, menjaga suhu normal, pelumas sendi, dan mengeluarkan racun dalam tubuh.
Dehidrasi ini dapat menjangkit siapa saja, tapi yang kerap mengalaminya adalah bayi, anak-anak serta lansia.
Berdasarkan data statistik internasional Medscape, setidaknya ada 4 juta bayi maupun anak-anak yang meninggal dunia akibat dehidrasi yang disebabkan diare pada setiap tahunnya.
Penyebab Dehidrasi
Pada dasarnya cairan dalam tubuh bakal dikeluarkan melalui urine dan keringat. Karenanya, disarankan untuk memperbanyak minum guna menghindari dehidrasi.
Ada sejumlah hal yang dapat menyebabkan terjadinya dehidrasi, yang pertama adalah karena gangguan pencernaan alias diare.
Frekuensi buang air besar (BAB) yang meningkat dapat membuat cairan tubuh terbuang bersama feses.
Kemudian, berkeringat secara berlebihan, menderita penyakit yang membuat pasien kesulitan minum, demam, dan luka bakar (luka bakar membuat kulit kehilangan kemampuan untuk menahan kadar air).
Gejala Dehidrasi
Dehidrasi umumnya disertai dengan beberapa gejala, seperti sering merasa haus, mulut dan kulit yang kering, frekuensi buang air kecil menurun, serta urine berwarna lebih gelap dan berbau lebih kuat.
Sedangkan gejala dehidrasi pada bayi ditandai dengan mulut dan lidah kering, mata tampak cekung, tak keluar air mata atau hanya sedikit ketika menangis.
Kemudian, popok tetap kering meski telah beberapa jam, wajah terlihat lebih pucat, tubuh lemas, rewel, dan mudah menangis.
Bahaya Dehidrasi untuk Tubuh
Jika tubuh kekurangan cairan, maka volume dan tekanan darah pun akan mengalami penurunan.
Akibatnya, organ penting di dalam tubuh tak mendapat pasokan nutrisi dan oksigen yang mencukupi.
Kondisi tersebut lalu akan menyebabkan terjadinya syok hipovolemik, yang di mana, timbulnya kondisi darurat akibat hilangnya cairan tubuh.
Apabila syok hipovolemik tak segera mendapat penanganan, maka pasien akan mengalami gagal ginjal, serangan jantung, kerusakan organ, asidosis laktat hingga kematian.
Cara Cegah Dehidrasi
Apabila tengah mengalami demam dengan disertai muntah dan diare, maka pastikan mengonsumsi cairan yang banyak.
Memenuhi cairan di sela-sela olahraga dan beraktivitas di luar rumah. Kemudian, jika tengah berada di tempat panas, maka gunakanlah pakaian yang nyaman.
Selain itu, kenakan juga pakaian yang berbahan tipis serta memiliki sirkulasi udara yang baik.
Cara Atasi Dehidrasi
Seperti yang diketahui, dehidrasi dapat menjakit siapa aja. Karena itu, cara mengatasinya pun berbeda-beda, tergantung pada usia, tingkat keparahan serta penyebabnya.
Saat mengalami dehidrasi dalam taraf ringan-sedang, biasanya pasien akan diberikan cairan rehidrasi oral, contohnya adalah oralit.
Pasalnya, cairan tersebut mengandung banyak air, garam, dan gula yang dapat menggantikan cairan dan elektrolit yang hilang dari tubuh.
Adapun, untuk pasien pengidap dehidrasi berat disarankan agar menjalani perawatan di rumah sakit guna mengembalikan cairan tubuh dengan infus (intravena).
Editor: Maesa