PARBOABOA, Jakarta - Banyak para orang tua zaman sekarang sangat khawatir anaknya didiagnosis autisme. Karena secara umum, autisme tidak bisa cegah secara menyeluruh ya Bunda!
Maka dari itu, silakan kita simak penjelasan mengenai apa itu Autisme, penyebab dan cara mengobatinya yang perlu diketahui di bawah ini.
Apa itu Autisme?
Autisme atau Autism spectrum disolder (ASD) adalah gangguan perkembangan saraf yang menyebabkan gangguan perilaku dan interaksi sosial. Gejala penyakit ini lebih sering terdeteksi pada masa kanak-kanak, namun bisa juga ditemukan ketika dewasa.
Gangguan itu bisa mempengaruhi perkembangan bahasa dan kemampuan seorang anak untuk berkomunikasi, berinteraksi, serta berperilaku. Bukan hanya autisme, ASD juga mencakup sindrom Asperger, sindrom Heller, dan gangguan perkembangan pervasif (PPD-NOS).
Perlu diketahui, bahwa autisme bukan penyakit. Melainkan kondisi di mana otak bekerja dengan cara yang berbeda dari orang lain. Mereka yang menyandang autisme juga mungkin akan mempunyai kendala saat belajar.
Keterampilan mereka mungkin berkembang tidak merata. Seperti ketika penyandang autisme mempunyai kesulitan berkomunikasi, bisa saja dirinya sangat pandai dalam seni, musik memori, hingga matematika.
Berdasarkan data yang dihimpun oleh WHO, autisme terjadi pada 1 dari 160 anak di seluruh dunia. Sedangkan, di Indonesia, hingga kini belum ada data yang pasti mengenai jumlah penderita autisme.
Penyebab Autisme
Hingga kini, penyebab autisme masih belum diketahui. Tapi, para ahli mengidentifikasi adanya beberapa gen yang dicurigai mempunyai hubungan dengan ASD. Sewaktu-waktu gen seperti itu muncul dan bermutasi secara spontan. Namun, dalam kasus lain, orang mungkin mewarisi gen tersebut dari orang tuanya.
Adapun, dalam kasus anak kembar. Autisme bisa terjadi akibat gen kembar. Contohnya, apabila satu anak kembar mengidap autisme, maka kembar yang lain mempunyai risiko autisme sekitar 36-95 persen.
Bagi yang mengidap autisme juga bisa mengalami perubahan di area-area utama otak mereka yang mempengaruhi cara bicara dan perilaku pengidap. Faktor lingkungan mungkin juga berperan dalam pengembangan ASD, walaupun dokter bisa mengkonfirmasi kebenarannya.
Di samping itu, yang perlu digaris bawahi adalah autisme tidak akan disebabkan oleh hal-hal berikut, antara lain:
1. Pola asuh orang tua yang buruk
2. Pengasuh vaksin, seperti vaksin MMR
3. Konsumsi makanan dan minuman
4. Infeksi yang bisa menular
Cara Mengobati Autisme
Sebenarnya kondisi autisme tidak bisa disembuhkan. Walaupun begitu, ada banyak jenis penanganan yang dapat dilakukan untuk membantu penyandang autisme. Tujuannya agar mereka bisa menyesuaikan diri dalam kehidupan sehari-hari dan mengembangkan potensi dalam diri mereka secara optimal.
Namun, tindakan penanganan yang dilakukan pada tiap penyandang autisme bisa berbeda-beda, karena penanganan yang diberikan pada pengidap autisme umumnya berupa terapi.
Berikut ini beberapa jenis contoh dari terapi perilaku dan komunikasi, yakni:
1. Terapi Perilaku dan Komunikasi
Terapi ini diberikan dengan memberikan sejumlah pengajaran pada pengidap, termasuk kemampuan dasar sehari-hari, baik verbal maupun nonverbal.
2. Terapi Keluarga
Terapi ini diwajibkan untuk orang tua dan keluarga pengidap autisme. Tujuannya ialah agar keluarga bisa belajar bagaimana cara berinteraksi dengan pengidap dan juga mengajarkan pengidap berbicara dan berperilaku normal.
3. Pemberian Obat-Obatan
Memberikan obat-obatan tidak dapat menyembuhkan autisme, melainkan hanya mengendalikan gejalanya. Seperti obat untuk mengatasi kejang, obat untuk mengatasi masalah perilaku, obat untuk mengatasi depresi, dan obat untuk mengatasi gangguan tidur.
Itulah penjelasan mengenai apa itu autisme, penyebab dan cara mengobatinya, semoga bermanfaat!