PARBOABOA, Medan – Angka Harapan Hidup (AHH) penduduk Indonesia saat ini berada di usia 60 sampai 75 tahun. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ada tren peningkatan angka harapan hidup bagi masyarakat Indonesia.
Namun, ternyata angka harapan hidup 60 sampai 75 tahun itu belum seberapa dibandingkan masyarakat yang mendiami wilayah zona biru (blue zone). Di beberapa wilayah yang dikategorikan sebagai zona biru, angka harapan hidupnya mencapai lebih dari 100 tahun.
Blue Zone atau zona biru adalah wilayah berpenduduk dengan usia terbanyak hampir menyentuh angka 100 tahun. Dari laman Wikipedia, Sabtu (16/03/2024), Zona Biru adalah proyek dari Quest Network, Inc yang mempelajari beberapa wilayah di dunia. Dari hasil penelitian itu didapati bahwa penduduk yang mendiami wilayah zona biru memiliki usia yang lebih panjang bahkan melebihi 100 tahun.
Sedangkan dalam Jurnal Experimental Gerontology tahun 2004, Gianni Pes dan Michel Poulain yang menerbitkan jurnal tersebut menjelaskan bahwa zona biru muncul dari penelitian demografi.
Kedua peneliti ini menunjuk lima wilayah yang dikategorikan sebagai zona biru yaitu Sardinia di Italia, Okinawa di Jepang, Loma Linda di California, Semenanjung Nicoya di Costa Rica, dan Ikaria di Yunani.
Penduduk zona biru atau disebut dengan centenarian, yaitu seseorang yang diyakini memiliki usia 100 tahun, memiliki gaya hidup yang luar biasa berbeda dari wilayah lainnya di dunia. Inilah salah satu rahasia panjang umur yang mereka miliki sampai saat ini.
Seorang peneliti dan jurnalis National Geographic, Dan Buettner menyebut rahasia panjang umur centenarian di zona biru sebagai Power9. Hal ini disetujui oleh beberapa riset yang mengungkapkan bahwa penduduk zona biru memang memiliki gaya hidup yang mendukung untuk rahasia umur panjang.
Dalam penelitiannya, Dan Buettner memaparkan Power9 di antaranya adalah aktivitas fisik sebagai bagian yang signifikan dari kehidupan sehari-hari masyarakat di zona biru. Penduduk sehari-harinya sering beraktivitas fisik seperti berkebun, berjalan kaki hingga memasak.
Dari penelitian, banyak orang di dunia yang berumur panjang mempunyai kebiasaan yang mendorong mereka untuk bergerak aktif. Misalnya merawat tanaman, melakukan pekerjaan rumah dan pekarangan.
Kebiasaan beraktivitas fisik ini tentunya akan berdampak sangat baik bagi kesehatan secara keseluruhan.
Masyarakat di zona biru juga memiliki rutinitas khusus untuk pengelolaan stress. Misalnya di Okinawa, masyarakatnya meluangkan waktu untuk mengenang leluhur setiap harinya. Sedangkan di wilayah Ikari, masyarakatnya sering melakukan rutinitas tidur siang. Selain itu, masyarakat Sardinia memiliki rutinitas happy hour.
Diketahui bahwa kurang istirahat atau kurang tidur dapat meningkatkan segala hal, mulai dari migrain, sakit kepala, risiko penyakit jantung hingga kanker.
Penduduk di zona biru juga memiliki tujuan hidup yang berkaitan dengan rahasia umur panjang. Misalnya di Okinawa, tujuan hidup disebut sebagai ikigai. Sedangkan di Nicoya, tujuan hidup dinamakan sebagai plan de vida.
Rutinitas lain yang sering dilakukan oleh penduduk zona biru adalah tidak mengonsumsi makanan secara berlebihan. Penduduk di Okinawa misalnya, selalu mengikuti aturan yang disebut hara hachi bu yang artinya berhenti makan ketika sudah terasa 80 persen kenyang.
Dari penelitian didapati bahwa penduduk zona biru bukan penganut vegetarian atau hanya memakan buah dan sayuran. Akan tetapi, masyarakat di zona biru selalu melakukan diet yang terdiri dari sayur dan buah-buahan. Penduduk zona biru cenderung mengonsumsi nabati hingga 95 persen.
Penduduk di zona biru juga sangat membatasi makanan ultra-olahan yang secara alami akan membuat konsumsi gula tambahan semakin sedikit. Dan Buettner memaparkan, masyarakat zona biru mengonsumsi gula alami dalam jumlah yang hampir sama dengan masyarakat umumnya, namun tidak lebih dari tujuh sendok teh gula setiap harinya.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) atau pusat pengendalian dan pencegahan penyakit di Amerika Serikat, kebanyakan masyarakat di dunia mengonsumsi gula tambahan sekitar 17 sendok teh setiap harinya.
Padahal jumlah ini adalah dua hingga tiga kali lipat dari jumlah yang disarankan. Perlu diketahui bahwa gula tambahan ini tersembunyi dalam beberapa minuman manis seperti yogurt, sereal sarapan pagi, susu nabati dan banyak lagi.
Dalam tulisannya, Dan Buettner mengatakan bahwa masyarakat di zona biru kadang-kadang makan di luar atau ke restoran. Akan tetapi, mereka memiliki kebiasaan memasak makanannya sendiri di rumah.
Dengan memasak makanan sendiri di rumah, kontrol akan bahan yang digunakan akan lebih besar. Kemudian secara alami, porsi yang dimakan cenderung akan lebih sedikit. Membuat makanan sendiri juga bermanfaat terhindar dari stres.
Dalam sebuah penelitian di tahun 2021 yaitu Journal of the Academy of Nutrition and Dietetics dinyatakan bahwa orang yang sering mengonsumsi makanan yang dimasaknya sendiri memiliki risiko lebih rendah terhadap semua penyebab kematian.
Setelah memasak makanannya sendiri, masyarakat di zona biru juga memiliki kebiasaan suka berbagai makanan. Penduduk zona biru terlahir dalam lingkungan sosial yang mendukung sikap dan perilaku yang sehat dan positif.
Warga Okinawa misalnya, mereka menciptakan moais atau kelompok yang terdiri dari lima orang yang berkomitmen menerapkan pola hidup yang sama selama seumur hidupnya.
Dari sebuah analisis yang diterbitkan di International Journal of Environmental Research and Public Health ditemukan bahwa keluarga yang berbagi makanan cenderung mengonsumsi lebih banyak buah, sayuran dan nutrisi yang sangat baik untuk kesehatan.
Selain itu, ada kebiasaan lain yang selalu dilakukan oleh masyarakat di zona biru, yaitu meminum wine atau minuman anggur secukupnya. Pada beberapa penelitian, terungkap bahwa mengonsumsi minuman anggur sekitar satu atau dua gelas per harinya bisa mengurangi kematian secara signifikan, khususnya dari penyakit jantung.
Walaupun penduduk zona biru melakukan banyak ritual, salah satu yang tidak pernah tinggal adalah tingkat religius yang mereka anut cukup tinggi. Bahkan, mayoritas penduduk zona biru merupakan anggota komunitas agama.
Beberapa penelitian juga menuliskan bahwa kedekatan dengan agama berhubungan dengan penurunan risiko kematian. Bukan hanya hubungan dengan Tuhan melalui agama, akan tetapi banyak penduduk di zona biru hidup saling berdekatan dengan manusia satu sama lainnya. Mereka dinilai lebih menjunjung kepentingan keluarga dalam kehidupan sehari-hari.
Tidak cukup hanya itu, masyarakat yang mendiami zona biru juga memiliki kelompok sosial dan hubungan pertemanan yang saling mendukung. Rasa kebersamaan dan hubungan sosial yang positif sangat penting di semua area zona biru di dunia.
Beberapa penelitian mengaitkan kebersamaan sosial dengan kesehatan, kebahagiaan serta umur panjang. Beberapa jurus rahasia umur panjang ini sebenarnya sudah ada sejak leluhur, bahkan diajarkan dalam beberapa ajaran agama. Akan tetapi, masyarakat di zona biru dikenal konsisten mengamalkan ajaran leluhur dan agamanya.
Editor: Fika