PARBOABOA - Maladaptive daydreaming disorder (MD), atau dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai "Khayalan Berlebihan," merupakan fenomena psikologis yang semakin mendapatkan perhatian dalam studi gangguan mental.
Bagi kebanyakan orang, daydreaming atau berkhayal adalah aktivitas yang umum dalam kehidupan sehari-hari. Namun ketika khayalan berlebihan tersebut mengganggu fungsi sosial, pekerjaan, dan kehidupan sehari-hari seseorang, maka seseorang sedang berhadapan dengan apa yang disebut maladaptive daydreaming.
Dalam ulasan kali ini, Parboaboa akan membahas lebih lanjut tentang fenomena kesehatan ini, dampaknya terhadap kesejahteraan psikologis, dan strategi terapi yang dapat membantu individu yang terpengaruh.
Apa itu Maladaptive Daydreaming?
Maladaptive daydreaming adalah sebuah kondisi, saat seseorang cenderung terlibat dalam aktivitas berkhayal yang intens dan berlebihan, hingga menggantikan interaksi sosial sehat, atau bahkan mengganggu kinerja akademik, hubungan interpersonal, ataupun fungsi pekerjaan mereka.
Dilansir dari jurnal Eli Somer, Ph.D., orang dengan pengidap masalah mental satu ini adalah pribadi yang cukup sering tenggelam dalam dunia imajinasi mendalam dan sulit untuk memisahkan dunia khayalannya dengan realitas sehari-hari.
Situasi seperti ini juga dapat mempengaruhi kesejahteraan psikologis dan fungsi sehari-hari individu yang terkena dampak.
Ciri-ciri Maladaptive Daydreaming
Ciri-ciri dan dampak khayalan berlebih menurut Dr. Eli Somer, seorang psikolog klinis yang telah melakukan penelitian mendalam tentang kondisi ini, meliputi:
1. Fantasi yang Intens dan Panjang
Individu yang mengalami MD cenderung tenggelam dalam khayalan yang sangat kuat dan berlangsung dalam jangka waktu yang lama, bahkan berjam-jam.
2. Kesulitan Mengendalikan Khayalan
Mereka juga seringkali merasa kesulitan mengendalikan atau menghentikan khayalan mereka, bahkan ketika itu mengganggu aktivitas sehari-hari.
3. Kehilangan Waktu
Orang dengan kondisi ini merasa seolah-olah mereka telah "kehilangan" waktu karena mereka terlalu terlibat dalam dunia khayalan mereka.
4. Pengaruh pada Kehidupan Fungsional
Khayalan yang berlebih dapat mengganggu fungsi sosial, akademik, atau pekerjaan individu, bahkan dapat menyebabkan isolasi sosial dan gangguan dalam kehidupan sehari-hari.
5. Respon Fisiologis
Terkadang, selama episode MD, individu mungkin menunjukkan respons fisiologis seperti peningkatan denyut jantung atau perubahan emosi yang kuat.
6. Perasaan Tidak Nyaman
Setelah berkhayal, individu dengan MD seringkali merasa cemas atau tidak nyaman.
7. Penyebab Maladaptive Daydreaming
Menurut para ahli psikolog, penyebab dari masalah kesehatan yang satu ini antara lain adalah:
8. Stres atau Trauma
Pengalaman stres berat atau trauma masa lalu dapat memicu khayalan berlebih. Dr. Eli Somer, seorang psikolog klinis, telah menunjukkan bahwa stres dan trauma adalah faktor yang relevan.
9. Kecenderungan Imajinatif
Beberapa individu memiliki kecenderungan alami terhadap imajinasi yang kuat sejak masa kanak-kanak. Kecenderungan ini, ketika dipicu oleh faktor-faktor tertentu, dapat menyebabkan pengembangan MD.
10. Kesendirian atau Isolasi Sosial
Kesepian atau isolasi sosial dapat membuat seseorang lebih cenderung terlibat dalam MD sebagai cara untuk menciptakan hubungan sosial atau pengalaman yang kurang dalam kehidupan nyata.
11. Kurangnya Pengendalian Impuls
Individu yang memiliki kesulitan dalam mengendalikan impuls dan daya tahan terhadap godaan berkhayal mungkin lebih rentan terhadap MD.
12, Gangguan Mental Lainnya
Dalam beberapa situasi, kelebihan dalam berkhayal adalah suatu kondisi yang dikaitkan dengan gangguan mental lain seperti gangguan disosiatif, gangguan kepribadian, atau gangguan kecemasan. Ini seringkali berhubungan dengan penyebab yang lebih kompleks.
Ilustrasi Contoh Maladaptive Daydreaming Disorder
Seorang wanita bernama Sarah bekerja di kantor sebagai asisten administrasi. Dia memiliki tanggung jawab yang penting dan harus menyelesaikan tugas-tugasnya dengan cermat.
Namun, selama beberapa minggu terakhir, Sarah telah mengalami MD yang mengganggu.
Pada suatu hari, ketika dia seharusnya fokus menyelesaikan laporan penting, dia tiba-tiba teralihkan oleh khayalannya sendiri. Dia mulai membayangkan dirinya sebagai seorang penyanyi terkenal yang tampil di panggung besar dengan ribuan penonton yang mengagumi.
Khayalan ini menjadi begitu kuat sehingga dia lupa pada pekerjaannya dan tidak mengikuti tenggat waktu yang telah ditetapkan.
Hasilnya, bosnya mulai memberikan peringatan tentang kinerjanya yang menurun, dan rekan kerjanya merasa frustasi karena dia sering tidak responsif terhadap permintaan mereka.
Sarah merasa cemas karena dia menyadari bahwa MD-nya telah mengganggu pekerjaannya dan mengancam karirnya.
Cara Mengatasi Maladaptive Daydreaming
Beberapa tahapan dalam mengatasi khayalan yang berlebihan ini antara lain yaitu:
A. Pemahaman dan Identifikasi
Langkah pertama adalah mengenali dan memahami bahwa Anda mengalami MD. Hal ini melibatkan penilaian diri sendiri dan pemahaman tentang bagaimana kondisi ini mempengaruhi kehidupan Anda.
B. Konsultasi dengan Profesional
Segera setelah Anda menyadari masalah mental ini di dalam dirimu sendiri, penting untuk berkonsultasi dengan seorang profesional kesehatan mental yang berkualifikasi, seperti seorang psikolog atau psikiater.
Mereka dapat membantu dalam penilaian lebih lanjut, diagnosis, dan perencanaan perawatan.
C. Terapi Kognitif Perilaku (CBT)
Terapi CBT dapat membantu individu mengidentifikasi pola dari khayalan yang berlebih dan menggantikannya dengan pemikiran dan perilaku yang lebih positif dan sehat.
D. Teknik Relaksasi
Teknik-teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau latihan pernapasan dalam dapat membantu mengurangi kecemasan dan stres yang sering menyertai MD.
E. Pengelolaan Stres
Mencari cara yang sehat untuk mengatasi stres dan trauma masa lalu, jika ada, dapat membantu mengurangi kebutuhan untuk berkhayal sebagai mekanisme koping.
F. Terapi Psikoterapi
Terapi individu atau kelompok dengan seorang profesional kesehatan mental dapat membantu dalam memahami akar penyebab maladaptive daydreaming dan mengembangkan strategi mengatasi yang efektif.
G. Dukungan Sosial
Mendapatkan dukungan dari keluarga dan teman-teman yang dapat memahami dan mendukung perjalanan pemulihan Anda juga sangat penting.
H. Menetapkan Batasan Waktu
Cobalah menetapkan batasan waktu untuk berkhayal. Misalnya, jika Anda merasa tergoda untuk berkhayal saat bekerja, atur alarm sebagai pengingat untuk kembali fokus pada tugas.
I. Mengalihkan Perhatian
Saat merasa dorongan untuk berkhayal muncul, cobalah mengalihkan perhatian Anda dengan melakukan sesuatu yang lebih produktif atau bermanfaat.
J. Catatan Harian
Mencatat kapan dan mengapa Anda cenderung berkhayal dapat membantu Anda mengidentifikasi pola-pola yang memicu MD Anda.
Perbedaan Maladaptive Daydreaming dan Skizofrenia
Khayalan berlebih adalah kondisi di mana seseorang terperangkap dalam khayalan yang intens, seringkali mengakibatkan gangguan dalam fungsi sosial, akademik, atau pekerjaan mereka. Individu dengan masalah kesehatan ini tetap memiliki pemahaman yang jelas tentang realitas dan tidak mengalami gejala psikosis.
Di sisi lain, skizofrenia adalah gangguan mental yang jauh lebih serius dan kompleks. Ini mencakup gejala psikosis seperti halusinasi dan waham.
Skizofrenia dapat mengganggu koneksi individu dengan realitas, mempengaruhi banyak aspek kehidupan mereka, dan seringkali memerlukan perawatan medis yang intensif.
Maladaptive daydreaming adalah kondisi yang mempengaruhi banyak aspek kehidupan seseorang. Dibutuhkan pemahaman dan penanganan tepat dalam hal ini, untuk membantu setiap penderitanya mengatasi masalah kesehatan mental yang satu ini. Semoga bermanfaat!
Editor: Ester