PARBOABOA, Jakarta - Presiden ke 5 Republik Indonesia (RI) sekaligus Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri menyinggung nikmatnya kekuasaan bagi seorang pemimpin.
Sebagai Ketua Partai, ia mengingatkan kader-kader PDIP agar tidak boleh terlena oleh nikmatnya kekuasaan tersebut. Seperti sedang menyindir seseorang, Mega mengatakan, kalau sudah waktunya, kekuasaan harus segera ditinggalkan.
"Emang kuasa itu enak kok, tapi kan ibu sudah suruh berhenti, ya berhenti itu aja, jangan lupa daratan," cetus Mega pada acara Natal bersama PDI Perjuangan di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (18/1/2024).
Pakar politik, Prof. TB Massa Djafar menilai, peryataan Mega bisa saja multitafsir, tapi jika dikaitkan dengan konteks berakhirnya masa jabatan presiden, sasarannya jelas, yakni diarahkan ke Presiden Jokowi.
"Namun, jika kita tarik dalam konteks masa berakhirnya kepemimpinan presiden, maka baik langsung maupun tidak langsung, pesan politik itu ditujukan kepada Presiden Jokowi," terang Djafar kepada PARBOABOA, Sabtu (20/1/2024).
Apalagi kata Djafar, dalam suatu kesempatan, Megawati pernah menegaskan, Presiden Jokowi merupakan petugas partai yang mendapatkan tiket untuk maju dalam kontestasi politik hingga terpilih sebagai presiden.
Di sisi lain, Djafar mengatakan, pernyataan Mega tidak terlepas dari isu perpanjangan masa jabatan presiden 3 periode, namun masyarakat menolak keras.
"Konon kabarnya, Megawati juga menolak perpanjangan tiga periode. Demikian juga terkait pencalonan Gibran putra presiden untuk menjadi cawapres," kata Djafar.
Djafar menambahkan, keretakkan hubungan PDIP dengan Jokowi mendorong Megawati tak sungkan untuk menyampaikan kritikan tajam ke mantan Wali Kota Solo itu. Lebih-lebih, usai mengambil sikap berbeda, Jokowi disinyalir melakukan cawe-cawe politik untuk memenangkan calon yang ia usung.
"Dugaan politik curang itu, disisi lain akan berdampak negatif pada kemenangan PDIP dan Paslon 3 Ganjar-Mahfud."
Namun demikian, pesan dan pernyataan politik Megawati kata Djafar tidak berpengaruh signifikan sejauh tidak diikuti oleh langkah konkrit untuk mencegah politik curang.
"Misalnya, Megawati bisa mendukung terhadap aspirasi rakyat terkait isu pemakzulan Jokowi atau pemilu tanpa Jokowi," kata Djafar.
Politisi PDIP, Masinton Pasribu mengatakan, pernyataan ketumnya, Megawati Soekarnoputri agar tidak lupa daratan saat berkuasa, merupakan pesan moral kepada para pemimpin agar tidak mabuk kekuasaan.
Tidak merinci, kepada siapa pesan tersebut disampaikan, Masinton mengendus, saat ini ada fenomena penyalahgunaan kekuasaan yang dikontrol sepenuhnya oleh penguasa.
Padahal di era demokrasi saat ini, kata Masinton kekuasaan itu ada batasnya sebagaimana diatur dalam sejumlah Undang-Undang (UU). Masinton menegaskan, "jangan menggunakan segala cara untuk melanggengkan kekuasaan karena yang langgeng itu adalah kehendak rakyat."
Editor: Rian