PARBOABOA, Jakarta – Musim hujan diprediksi berlangsung dari Januari hingga Februari 2023. Musim ini menjadi momok menakutkan bagi pemulung yang hidup di kawasan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi.
Pasalnya, bahaya penyakit mengintai anak-anak pemulung yang kesehariannya berada di tumpukan sampah yang menjulang setinggi 40 meter itu.
Salah satu orangtua dari anak pemulung sampah, Arsini (59) asal Indramayu mengatakan, anak-anak di Bantargebang memang rentan dengan penyakit seperti diare dan permasalahan kulit. Namun, ia menganggap hal tersebut adalah hal yang biasa bagi masyarakat di TPST Bantargebang.
“Saya disini sudah hampir 30 tahun lebih, kalau masalah penyakit sama anak-anak paling sering kena penyakit gatal-gatal sih. Selain itu, sama kaya penyakit pada umumnya juga sih,” kata Arsini saat ditemui Parboaboa di TPST Bantargebang, Bekasi, Rabu (11/01/2023).
Arsini mengaku, bahwa mereka yang bermukim di area tersebut telah mendapatkan kesehatan dari Dinas Kesehatan Kota Bekasi melalui Unit Pelayanan Teknis Dinas (UPTD) Puskesmas Sumur Batu.
“Semua pemulung yang ada di sini tuh dicek langsung dari Puskesmas Sumur Batu, diadakannya cuman sebulan sekali. Kalau untuk bayi sama anak-anaknya ke posyandu dan puskesmas aja,” ujar Arsini.
Arsini berharap kepada pemerintah agar dapat meninjau langsung di lokasi, terutama saat musim penghujan.
Musim hujan, kata dia, tak hanya menjadi bahaya penyakit bagi anak-anak, tetapi juga orang dewasa karena digentayangi oleh nyamuk penyebab malaria dan demam berdarah.
“Saya berharap kepada Dinas Kesehatan Kota Bekasi untuk melihat langsung ke lokasi, apalagi seperti musim hujan kemarin itu banyak yang sakit, biar cek kesehatan nggak cuman sekali sebulan aja,” jelas Arsini
Sementara itu, Salah satu staf Dinas Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Puskesmas Sumur Batu, Anisa mengaku, mereka sekali seminggu selalu mengadakan posyandu terhadap balita di daerah tersebut, begitu pun dengan anak-anak pemulung di daerah pembuangan sampah Bantargebang.
“Tiap Seminggu sekali kita selalu adakan posyandu bagi balita, kalau untuk anak-anak pemulung bahkan orangtua yang bermukim di daerah itu kita adakannya sebulan sekali. Dan kalau mereka sakit bisa langsung ke Puskesmas,” kata Ani kepada saat ditemui Parboaboa di kantor UPTD Puskesmas Bantargebang, Bekasi, Rabu (11/01/2023).
Ani menjelaskan, untuk saat ini anak-anak di daerah itu kebanyakan mengalami sakit seperti pada umumnya, mulai dari batuk, pilek, bahkan demam. Dan untuk masalah kulit ada sekitar 4 orang.
“Kalau jenis sakit seperti pada umumnya, kalau penyakit kulit yah ada 4 oranglah yang kita data,” ujar Ani.
Ani masih enggan menjelaskan secara rinci soal jumlah anak-anak pemulung yang terkena penyakit akibat bermukim di dekat sampah.
Editor: -