PARBOABOA, Jakarta – Sampah menjadi salah satu persoalan serius yang dihadapi masyarakat di Indonesia, khususnya Jakarta.
Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Republik Indonesia menyebut, sepanjang 2019-2022, timbunan sampah di Jakarta mencapai 2.814.764,46 ton/tahun.
Bahkan, pada tahun 2022, Kementerian LHK mencatat bahwa timbunan sampah di DKI Jakarta mencapai angka yang fantastis, yakni sebanyak 3.112.381,40 ton per tahun.
Dari total jutaan ton sampah tersebut, hanya 2.293.065,78 ton yang berhasil ditangani selama tahun 2022.
Sedangkan terdapat sekitar 819.315,62 ton sampah yang tidak dapat diolah karena keterbatasan kapasitas pengelolaan sampah yang ada.
Menanggapi fakta tersebut, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta meminta pengusaha angkutan sampah yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Pengangkutan Sampah Kawasan Mandiri (APPSARI) untuk mengelola sampah secara mandiri.
Langkah ini bertujuan mengurangi masalah sampah yang terus menggunung di ibu kota dan menciptakan sistem pengelolaan yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
Kepala DLH Asep Kuswanto, menegaskan perlunya peran strategis APPSARI Jakarta dalam mewujudkan pengelolaan sampah yang optimal di kawasan komersial.
Asep mengutip Peraturan Gubernur Nomor 102 Tahun 2021 tentang Kewajiban Pengelolaan Sampah di Kawasan dan Perusahaan yang menetapkan bahwa kawasan komersial harus mengelola sampah mereka secara mandiri.
"APPSARI Jakarta memiliki peran penting dalam mewujudkan Jakarta sebagai kota global dengan pengelolaan sampah yang unggul," ujar Asep di Jakarta, Selasa (06/08/2024).
Dengan adanya peraturan ini, lanjut Asep, pengelolaan sampah di kawasan komersial tidak lagi menjadi tanggung jawab langsung DLH dengan subsidi APBD.
Sebaliknya, kucuran subsidi akan difokuskan pada penanganan sampah di fasilitas umum dan kawasan permukiman kelas menengah ke bawah, sehingga penggunaannya lebih tepat sasaran.
Asep berharap penyedia jasa angkutan sampah dapat berkembang menjadi penyedia jasa pengelolaan sampah yang lebih komprehensif, bukan hanya sebatas pengangkutan sampah.
"Umumnya, penanggung jawab kawasan komersial memiliki keterbatasan dalam mengelola sampah karena bukan merupakan bisnis utama mereka," tambahnya.
Kolaborasi APPSARI dan Pemprov DKI Jakarta
Ketua Umum APPSARI Jakarta, Barmen Sijabat, menyatakan bahwa asosiasi ini bertujuan untuk mendukung Pemprov DKI Jakarta dalam pengelolaan sampah di kawasan komersial.
Dengan demikian, Pemprov DKI dapat fokus pada pengelolaan sampah di fasilitas umum dan kawasan permukiman menengah ke bawah.
"Dengan adanya APPSARI, pemerintah daerah dapat lebih berkonsentrasi mengelola sampah di fasilitas umum dan kawasan permukiman menengah dan menengah ke bawah," ungkap Barmen.
APPSARI juga memastikan bahwa layanan yang diberikan oleh perusahaan jasa angkutan sampah selaras dengan kebijakan dan program pemerintah daerah.
Barmen mengapresiasi sinergi yang terjalin dengan DLH Jakarta dan berharap kerja sama ini dapat terus ditingkatkan.
"Kami sangat menghargai semangat kerja sama yang dibangun dengan Dinas Lingkungan Hidup Jakarta," ungkapnya.
Melalui kerja sama yang erat, diharapkan pengelolaan sampah di Jakarta dapat dilakukan secara lebih efisien dan efektif.
Terpisah, Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta, Afan Adriansyah Idris, menyatakan bahwa DLH DKI Jakarta tengah berupaya mengurangi volume sampah yang dikirim ke TPST Bantargebang Bekasi dengan target pengurangan mencapai 28 persen pada 2024.
Pengurangan ini merupakan bagian dari strategi besar Pemprov DKI untuk menciptakan sistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Pemprov DKI sedang mengolah sampah melalui bank sampah dan TPS 3R (reduce, reuse, recycle).
Bank sampah memungkinkan masyarakat untuk mengumpulkan dan menjual sampah yang dapat didaur ulang, sehingga mengurangi volume sampah yang harus dibuang ke TPA.
Sementara, TPS 3R bertujuan untuk mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang sampah, sehingga sampah yang dihasilkan dapat dimanfaatkan secara optimal dan tidak berakhir di TPA.
Pengelolaan sampah yang lebih baik diharapkan dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, seperti pencemaran udara, tanah, dan air.
Dengan mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke TPA dan meningkatkan upaya daur ulang, Jakarta dapat menjadi kota yang lebih bersih dan sehat bagi warganya.
Langkah ini juga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah yang baik sehingga berdampak positif terhadap lingkungan.
Melalui kolaborasi antara DLH DKI Jakarta dan APPSARI, diharapkan masalah sampah di Jakarta dapat ditangani dengan lebih efektif, sehingga memberikan dampak positif bagi lingkungan dan kualitas hidup masyarakat.
Pengelolaan sampah yang mandiri di kawasan komersial juga diharapkan dapat menjadi model bagi kawasan lain di Indonesia dalam mengatasi masalah sampah.
Editor: Defri Ngo