PARBOABOA – Pankreatitis akut adalah peradangan akut pada pankreas, organ yang berperan dalam pencernaan makanan dan pengaturan kadar gula darah.
Berdasarkan jurnal yang dipublikasikan Universitas Sumatera Utara, berjudul Pankreatitis Akut, oleh M Feldi Gazaly Nst (2012), pankreatitis akut seringkali dikaitkan dengan penyakit saluran empedu dan alkoholisme, kasus ini sering dijumpai pada penderita laki-laki.
Konsumsi alkohol yang berlebihan adalah salah satu faktor risiko utama yang dapat memicu pankreatitis akut.
Proses terjadinya pankreatitis akut akibat alkohol tidak sepenuhnya dipahami, tetapi diyakini bahwa alkohol dapat merusak sel-sel pankreas dan mengganggu fungsi normalnya.
Alkohol juga dapat memicu reaksi peradangan yang merugikan di dalam pankreas, yang pada akhirnya dapat menyebabkan gejala pankreatitis akut, seperti nyeri perut yang parah, mual, muntah, dan gangguan pencernaan.
Selain alkohol, ada berbagai penyebab lainnya dari penyakit ini. Apa saja? berikut penjelasan selengkapnya.
Klasifikasi Pankreatitis Akut
Dilansir dari SAGE Publication, tahun 2012-2013 Klasifikasi pankreatitis akut didasarkan pada tingkat keparahan dan jenis peradangan yang terjadi. Dalam klasifikasi umumnya, terdapat dua aspek utama:
Berdasarkan Tingkat Keparahan:
- Pankreatitis Akut Ringan: Biasanya bisa sembuh dengan perawatan konservatif dan memiliki risiko komplikasi yang rendah.
- Pankreatitis Akut Berat: Memerlukan perawatan intensif, seringkali terkait dengan komplikasi serius seperti kegagalan organ.
Berdasarkan Tipe Peradangan:
- Pankreatitis Edematosa Interstisial: Peradangan terbatas pada jaringan pankreas.
- Pankreatitis Nekrotisasi Akut: Terjadi kematian jaringan pankreas (nekrosis) yang dapat berdampak serius.
Gejala Pankreatitis Akut
Dikutip dari Jurnal yang dipublikasikan Universitas Sumatera Utara, berjudul Pankreatitis Akut, oleh M Feldi Gazaly Nst (2012), Gejala pankreatitis akut dapat demikian ringan sehingga hanya dapat ditemukan dengan pemeriksaan konsentrasi enzim-enzim pankreas di dalam serum atau dapat sangat berat dan fatal dalam waktu yang singkat.
Ggejala pankreatitis dapat bervariasi. Gejala pankreatitis akut dapat mencakup:
- Nyeri di perut bagian atas.
- Nyeri di perut bagian atas yang menjalar ke belakang.
- Rasa sakit saat menyentuh perut.
- Demam.
- Detak jantung cepat.
- Gangguan lambung.
- Muntah.
Tanda dan gejala pankreatitis kronis mencakup:
- Nyeri di perut bagian atas.
- Nyeri perut yang terasa lebih buruk setelah makan.
- Kehilangan berat badan tanpa usaha.
- Kotoran berminyak dan berbau tidak sedap.
Beberapa orang dengan pankreatitis kronis hanya mengalami gejala setelah mereka mengalami komplikasi penyakit tersebut.
Penyebab Pankreatitis Akut
Dilansir dari buku Penyakit dan Terapinya, oleh At a Glance Medicine, penyebab pakreatitis akut beragam, berikut adalah ringkasan penyebabnya dalam persentase:
- Konsumsi Alkohol (10-40%): Salah satu penyebab paling umum pankreatitis akut adalah konsumsi alkohol yang berlebihan dalam jangka waktu yang panjang.
- Batu Empedu (30-50%): Batu empedu yang masuk ke saluran pankreas dapat menyumbat aliran cairan pencernaan, menjadi penyebab signifikan pankreatitis akut.
- Idiopatik (15%): Sebagian kasus pankreatitis akut memiliki penyebab yang tidak dapat diidentifikasi dengan jelas, disebut sebagai "idiopatik."
- Trauma (5%): Cedera fisik pada perut atau pankreas, yang bisa disebabkan oleh prosedur medis seperti kolangiopankreatografi endoskopik retrograde (ERCP), pascaoperasi, atau trauma tumpul, juga dapat menjadi penyebab pankreatitis akut.
- Penyebab Lain (Jarang, jika tanpa batu empedu): Beberapa faktor lain yang bisa menjadi penyebab pankreatitis akut termasuk penggunaan obat-obatan tertentu, kelainan anatomi seperti divisum pankreas, kadar trigliserida yang tinggi, serta infeksi virus seperti Campak dan virus Cox-sackie.
Faktor Risiko
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya pankreatitis akut meliputi:
- Pernah menjalani operasi atau prosedur invasif dalam waktu dekat.
- Riwayat keluarga dengan hipertrigliseridemia atau fibrosis kistik.
- Konsumsi alkohol yang berlebihan.
- Kebiasaan merokok secara berat.
- Tingginya kadar lemak dalam darah.
- Penggunaan obat-obatan tertentu, termasuk terapi estrogen dan beberapa jenis antibiotik.
- Kehadiran penyakit-penyakit tertentu seperti batu empedu atau fibrosis kistik.
Pengobatan Pankreatitis Akut
Dikutip dari jurnal Universitas Sumatera Utara, berjudul Pankreatitis Akut, oleh M Feldi Gazaly Nst (2012), pengobatan pankreatitis akut bisa konservatif atau kompleks tergantung dari derajat keparahannya dan ada tidaknya komplikasi.
Tujuan pengobatan pankreatitis akut adalah menghentikan proses peradangan dan autodigesti atau menstabilkan sedikitnya keadaan klinis sehingga memberikan kesempatan resolusi penyakit tersebut.
10 persen kasus masih terjadi kematian yang terutama terjadi pada pankreatitits hemoragik yang berat dengan nekrosis subtotal atau total.
Pada keadaan ini diperlukan tindakan bedah. Pada pankreatitis bilier secepatnya dilakukan ERCP untuk mengeluarkan batu empedu.
Penggunaan CT Scan sangat membantu dalam pengambilan keputusan apakah konservatif atau tindakan bedah.
Tindakan konservatif masih dianggap terapi dasar pankreatitis akut stadium apa saja dan terdiri atas:
- Pemberian analgesik yang kuat seperti meperidine/pethidin beberapa kali sehari) 100-150 mg IM 3-4/ jam , morfin tidak dianjurkan karena menimbulkan spame sfingter oddi.
- Pankreas diistirahatkan dengan cara pasien dipuasakan
- Diberikan nutrisi parenteral total berupa cairan elektrolit, nutrisi, cairan protein plasma.
- Penghisapan cairan lambung pada kasus berat untuk mengurangi pelepasan gastrin dari lambung dan mencegah cairan isi lambung memasuki duodenum untuk mengurangi rangsangan pada pankreas. Pemasangan NGT ini berguna pula untuk dekompresi bila terdapat ileus paralitik, mengendalikan muntah-muntah, mencegah aspirasi.
Penderita pankreatitis akut memerlukan perawatan intensif di rumah sakit agar dapat dipantau kondisinya dengan baik.
Selama terapi pankreatitis akut di rumah sakit, dokter juga akan memberikan penanganan berupa:
Infus, yang bertujuan untuk memberikan asupan nutrisi dan cairan yang dibutuhkan tubuh.
- Obat anti nyeri, guna meredakan nyeri yang mungkin dialami pasien.
- Oksigen, untuk menjaga kadar oksigen dalam tubuh tetap cukup.
- Antibiotik, jika ada tanda-tanda infeksi pada pankreas atau organ di sekitarnya.
Setelah kondisi pasien stabil, langkah selanjutnya adalah mengatasi penyebab utama dari pankreatitis akut. Jika pankreatitis akut disebabkan oleh batu empedu, dokter dapat melakukan pengangkatan batu empedu melalui prosedur endoscopic retrograde cholangiopancreatography (ERCP) atau melalui operasi kolostomi.
Pada kasus pankreatitis akut yang dipicu oleh kecanduan alkohol, pasien akan mendapatkan saran untuk mengikuti program rehabilitasi guna mengatasi kecanduan alkoholnya.
Sementara pasien pankreatitis akut ringan biasanya bisa pulang dalam beberapa hari setelah perawatan di rumah sakit, pada kasus yang lebih berat, perawatan mungkin akan berlangsung lebih lama. Bahkan, dalam beberapa situasi, pasien perlu dirawat intensif di unit perawatan intensif (ICU) untuk pemantauan yang lebih ketat.
Pencegahan Pankreatitis Akut
Dikutip dari NHS, Pankreatitis akut seringkali disebabkan oleh batu empedu atau konsumsi alkohol berlebihan. Dengan menjalani gaya hidup sehat, Anda dapat mengurangi risiko terkena kondisi ini.
Terdapat beberapa yang dapat dilakukan dalam melakukan pencegahannya, sebagai berikut.
- Mengurangi atau berhenti minum alkohol.
- Makan makanan sehat dan seimbang secara nutrisi.
- Hindari makanan tinggi kolesterol.
- Lakukan olahraga rutin untuk menjaga berat badan ideal.
Contoh Kasus Pankreatitis Akut
Dilansir dari jurnal National Library of Medicine, Seorang pria berusia 36 tahun datang ke unit gawat darurat dengan riwayat nyeri perut tengah selama 24 jam, dua episode muntah, dan buang air besar yang encer.
Dia memiliki riwayat penyakit diabetes mellitus tipe 2, hipertensi, asma, dan sleep apnea obstruktif. Beratnya 130 kg dengan Indeks Massa Tubuh lebih dari 40.
Obat-obatan yang sedang dikonsumsinya saat ini adalah diltiazem, lisinopril, metformin, gliclazide, dan orlistat. Orlistat telah dimulai empat hari sebelumnya.
Saat pemeriksaan, dia mengalami demam dan terasa nyeri di epigastrium. Jumlah sel darah putih awalnya adalah 20 × 109/L dan protein C reaktif lebih dari 300 mg/l, amilase sebesar 136 iu/l, dan laktat dehidrogenase sebesar 892 iu/l.
Profil lipid baru-baru ini normal, dan kalsium yang sudah dikoreksi adalah 2,41 iu/l. Diagnosis awal tidak jelas, dan CT scan perut dilakukan.
Hasil CT scan menunjukkan tanda-tanda pankreatitis akut yang mempengaruhi bagian tubuh dan ekor pankreas. Dia diklasifikasikan sebagai penderita pankreatitis akut berat menggunakan Skor Glasgow yang dimodifikasi tahun 1984.
Pengelolaannya mengikuti standar pankreatitis, terutama bersifat pendukung. Antibiotik tidak diberikan.
Penyebab umum pankreatitis telah dikecualikan. Tidak mengonsumsi alkohol, kadar kalsium serumnya normal, tidak ada riwayat keluarga dengan pankreatitis atau hiperlipidemia, dan tidak ada riwayat trauma.
CT scan perutnya tidak menunjukkan adanya batu empedu. Dengan cara pengeluaran, diagnosis pankreatitis yang disebabkan oleh obat akibat orlistat dibuat.
Dalam melihat kondisi serius yang disebabkan oleh pankreatitis akut, penting untuk memahami gejala, penyebab, serta pengobatan yang tepat.
Selain itu, upaya pencegahan seperti mengurangi risiko dengan mengadopsi gaya hidup sehat juga dapat membantu. Semoga informasi ini dapat membantu dalam pemahaman lebih lanjut tentang pankreatitis akut.
Editor: Sari