PARBOABOA, Jakarta - Rencana Pembunuhan terhadap pimpinan separatis Sikh di Amerika Utara telah memasuki babak baru dengan mendakwa salah seorang pria asal India.
Namun, pejabat AS menuduh lebih jauh dengan meyakini peran pemerintah India di belakang rencana pembunuhan.
Tuduhan AS berselang enam bulan setelah Justin Trudeu, menteri Kanada, menuduh keterlibatan New Delhi dalam pembunuhan pimpinan Separatis Sikh di wilayahnya.
Sementara itu, pemerintah India melalui Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Anrindam Bagci, membantah tuduhan itu dengan mengatakan India tidak melakukan pembunuhan karena bertentangan dengan kebijakan negara.
Anrindam berjanji akan segera melakukan penyelidikan terhadap kecurigaan itu, namun tidak menjelaskan lebih jauh maksud penyelidikan tersebut.
Rencana pembunuhan terhadap pimpinan Sikh di wilayah utara AS, memunculkan pertanyaan publik, sejauh mana agen-agen keamanan AS mengambil langkah-langkah preventif atau memberikan peringatan terhadap potensi bahaya.
Beberapa pihak mengkritik kurangnya tindakan yang diambil sebelumnya, sementara yang lain berpendapat bahwa informasi yang mungkin dimiliki agen-agen tersebut harus diungkapkan untuk mencegah insiden serupa di masa depan.
Komunitas separatis Sikh di Amerika Utara merujuk pada kelompok atau individu Sikh yang mendukung atau terlibat dalam gerakan kemerdekaan atau pemisahan diri untuk mendirikan negara berdaulat Sikh di wilayah tersebut.
Sikh adalah kelompok etnis dan agama yang berasal dari wilayah Punjab di India, beberapa dari mereka teridentifikasi memiliki aspirasi politik atau ideologi separatisme.
Namun mayoritas Sikh di Seluruh dunia, termasuk di Amerika Utara tidak terlibat dalam aktivitas separatisme. Sebagian besar Sikh adalah warga yang taat dan berkontribusi positif dalam masyarakat tempat mereka tinggal.
Kronologi Rencana Pembunuhan Pimpinan Sikh AS
Kronologi pembunuhan terhadap pimpinan Sikh di Amerika, khusunya di wilayah bagian utara terungkap setelah Departemen Kehakiman AS mengungkap keterlibatan seorang pria asal Inda, Gupta.
Belakangna diketahui, Gupta diidentifikasi sebagai orang suruhan yang direkrut sekitar Mei 2023 untuk mengoordinasikan pembunuhan.
Gupta kemudian mencari rekan pelaku kriminal untuk melancarkan aksinya, namun diluar pengetahuannya ia bertemu dengan penegak hukum Departeman Kehakiman AS yang menyamar.
Gupta bahkan sempat membayar petugas Departemen Kehakiman yang menyamar itu dengan uang muka sebesar USD 15.000 tunai pada tanggal 9 Juni di Manhattan.
Gupta akhirnya ditangkap dan sedang menunggu ekstradisi. Jika terbukti bersalah ia akan dihukum 20 tahun penjara.
Editor: Rian