Ranitidine: Manfaat, Dosis, Efek Samping dan Cara Penyimpanannya

Gambar Ranitidine (Foto: Tokopedia)

PARBOABOA - Ranitidine merupakan salah satu obat yang digunakan untuk mengobati berbagai kondisi terkait asam lambung, seperti tukak lambung, refluks gastroesofageal (GERD), dan sindrom Zollinger-Ellison.

Ranitidine masuk ke dalam kelas obat yang disebut antagonis reseptor histamin H2. Obat ini bekerja dengan mengikat reseptor histamin H2 di sel-sel di dinding lambung, sehingga menghambat produksi asam lambung.

Dengan mengurangi produksi asam lambung, ranitidine mampu membantu meredakan gejala terkait asam lambung seperti nyeri ulu hati, mulas, dan gejala GERD lainnya. Obat ini tersedia dalam beberapa bentuk, seperti tablet, kapsul, sirup, dan suntikan.

Ingin tahu lebih dalam tentang ranitidine hcl obat apa? Yuk cari tahu jawabannya pada ulasan di bawah ini!

Apa Itu Ranitidine?

Gambar Ranitidine (Foto: Apotek Berkah Bersama)

Ranitidine adalah obat yang sering digunakan untuk asam lambung yang masuk ke dalam kelompok obat histamin-2. Obat ini akan berkerja dengan mengurangi tingkat atau jumlah asam yang diproduksi oleh perut saat sedang mengalami asam lambung.

Tak hanya itu, ranitidine juga digunakan untuk mengobati dan mencegah berbagai penyakit perut dan kerongkongan yang disebabkan oleh terlalu banyak asam lambung. Contohnya, sindrom Zollinger-Ellison, erosive esophagitis, dan refluks asam lambung (gastroesophageal reflux disease/GERD).

Manfaat Ranitidine

Ranitidine hcl 150 mg adalah obat yang biasanya digunakan untuk mengobati gangguan lambung, seperti sakit maag, refluks asam lambung, dan tukak lambung. Namun, obat ini juga dapat membantu mengobati beberapa kondisi lainnya, termasuk:

1. Hipersekresi asam lambung

Ilustrasi Ranitiden mengatasi Hipersekresi asam lambung (Foto: Freepik)

Ranitidine adalah obat yang dapat membantu mengurangi produksi asam lambung berlebihan pada lambung, yang dapat menyebabkan sakit perut dan gejala lainnya.

2. Gastroesophageal Reflux Disease (GERD)

Ranitidine hcl obat apa? Jawabannya adalah dapat membantu mengurangi gejala GERD, seperti nyeri ulu hati dan mual.

3. Tukak lambung dan usus

Ranitidine dapat membantu mengurangi peradangan pada tukak lambung dan usus.

4. Zollinger-Ellison Syndrome

Ranitidine dapat membantu mengurangi produksi asam lambung berlebihan yang terjadi pada kondisi ini.

5. Penyakit pencernaan

Ranitidine dapat membantu mengobati beberapa penyakit pencernaan lainnya, seperti gastroparesis dan sindrom iritasi usus besar.

Dosis Ranitidine

Sebelum mengonsumsi ranitidine, ada baiknya jika kamu mengetahui dosisnya terlebih dahulu agar tidak terjadi kesalahan. Berikut seputar penjelasan tentang dosisnya:

1. Dosis Ranitidine untuk GERD

Ilustrasi dosis Ranitide untuk penyakit GERD (Foto: sehatq.com)

GERD (gastroesophageal reflux disease) adalah kondisi yang disebabkan oleh asam lambung yang naik ke kerongkongan, yang dapat menyebabkan nyeri dada, sulit menelan, dan gejala lainnya.

Untuk mengobati GERD, dosis ranitidine hcl yang biasanya direkomendasikan adalah 150 mg dua kali sehari atau 300 mg sekali sehari sebelum tidur. Namun, dosis dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahan kondisi dan respons pasien terhadap obat.

2. Dosis Ranitidine untuk Tukak Lambung dan Tukak Usus

Tukak lambung dan tukak usus adalah luka pada lapisan lambung atau usus yang dapat menyebabkan perdarahan dan gejala lainnya. Dosis ranitidine yang umum digunakan untuk mengobati tukak lambung dan tukak usus adalah 150 mg dua kali sehari atau 300 mg sekali sehari sebelum tidur. Dalam kasus yang lebih parah, dosis dapat ditingkatkan hingga 300 mg dua kali sehari atau 400 mg sekali sehari sebelum tidur.

3. Dosis Ranitidine untuk Penderita Penyakit Ginjal

Untuk pasien yang menderita penyakit ginjal, dosis ranitidine dapat disesuaikan dengan tingkat keparahan kondisi ginjal. Pada pasien dengan fungsi ginjal yang normal, dosis ranitidine yang biasanya direkomendasikan adalah 150 mg dua kali sehari atau 300 mg sekali sehari sebelum tidur. Namun, pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal yang lebih parah, dosis harus disesuaikan dengan hati-hati dan harus diawasi secara ketat oleh dokter.

4. Dosis Ranitidine untuk Anak-Anak

Dalam pengobatan anak-anak, dosis obat ranitidine harus disesuaikan dengan berat badan dan usia anak. Untuk mengobati GERD pada anak-anak berusia 1 bulan hingga 16 tahun, dosis ranitidine yang biasanya direkomendasikan adalah 2-4 mg/kg per hari, yang dibagi menjadi dua dosis. Sedangkan untuk mengobati tukak lambung dan tukak usus pada anak-anak, dosis ranitidine yang biasanya direkomendasikan adalah 2-4 mg/kg per hari, yang dibagi menjadi dua dosis.

Dalam pengobatan anak-anak, dosis ranitidine harus diawasi dengan ketat oleh dokter, terutama pada anak-anak yang memiliki masalah kesehatan lainnya atau sedang menggunakan obat-obatan lain.

Efek Samping Ranitidine

Ilustrasi Ranitiden (Foto: alodokter.com)

Sama Seperti obat-obatan lainnya, ranitidine juga memiliki efek samping yang harus diwaspadai. Berikut beberapa efek samping ranitide hcl:

  • Kepala pusing dan pingsan
  • Mulut kering
  • Ruam kulit
  • Pembengkakan atau gatal pada wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan
  • Gangguan pencernaan seperti mual, muntah, diare, atau sembelit
  • Masalah pernapasan seperti kesulitan bernapas, pilek, atau batuk
  • Gejala flu seperti demam, sakit tenggorokan, dan kelelahan
  • Gatal-gatal
  • Kehilangan nafsu makan
  • Masalah dengan penglihatan
  • Gangguan fungsi hati
  • Penurunan jumlah sel darah putih
  • Efek samping yang lebih serius seperti penurunan jumlah sel darah putih atau gangguan fungsi hati jarang terjadi tetapi dapat terjadi. Jika Anda mengalami efek samping ini, segera hentikan penggunaan ranitidine dan konsultasikan dengan dokter Anda.

    Peringatan Penggunaan Ranitidine

    Adapun beberapa peringatan yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan ranitidine, yakni:

  • Ranitidine dapat menyebabkan masalah jantung. Jika Anda memiliki penyakit jantung atau tekanan darah tinggi, konsultasikan dengan dokter Anda sebelum menggunakan obat ini.
  • Jika Anda mengalami sakit perut yang parah atau muntah darah setelah mengonsumsi ranitidine, kamu harus segera hubungi dokter.
  • Jangan gunakan ranitidine jika Anda sedang hamil atau menyusui, kecuali jika dianjurkan oleh dokter.
  • Jangan gunakan ranitidine bersamaan dengan obat-obatan tertentu, seperti ketoconazole atau itraconazole.
  • Ranitidine dapat menyebabkan interaksi obat dengan obat lain, seperti pengencer darah, obat tekanan darah tinggi, dan obat untuk mengobati penyakit jantung. Konsultasikan dengan dokter atau apoteker sebelum menggunakan ranitidine bersamaan dengan obat lain.
  • Jangan gunakan ranitidine selama lebih dari 14 hari tanpa resep dokter.
  • Jangan menghentikan penggunaan ranitidine secara tiba-tiba tanpa berkonsultasi dengan dokter.
  • Cara Penyimpanan Ranitidine

    Ilustrasi cara menyimpan Ranitiden (Foto: msn.com)

    Ranitidine baik disimpan pada suhu ruangan. Jangan biarkan obat ini kontak langsung dengan cahaya dan tempat uanh lembab. Jangan menyimpan ranitidine di kamar mandi atau kulkas.Jauhkan semua obat-obatan dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.

    Rekomendasi Obat Sejenis Ranitidine

  • Bloxer
  • Gasela
  • Graseric
  • Rantin
  • Radin
  • Ratinal
  • Referensi

  • https://www.alodokter.com/ranitidin
  • https://www.klikdokter.com/obat/obat-gangguan-pencernaan/ranitidine
  • https://hellosehat.com/obat-suplemen/ranitidine/
  • https://aido.id/health-articles/mari-cari-tahu-mengenai-ranitidine-yang-sering-digunakan-untuk-asam-lambung/detail
  • Editor: Lamsari Gulo
    TAG :
    Baca Juga
    LIPUTAN KHUSUS