PARBOABOA – Virus bereproduksi dengan cara replikasi menggunakan bahan inti DNA atau RNA. Dalam tahapannya, salah satu cara replikasi virus disebut dengan siklus lisogenik.
Dikutip dari buku yang berjudul Biologi SMA/MA Kls X karya Gunawan Susilowarno, dkk, siklus ini diberi nama lisogenik karena sel inang pada tahap akhir siklus tidak mengalami kerusakan atau kematian.
Sel inang mampu bertahan dan tetap utuh pada akhir siklus karena memiliki ketahanan terhadap serangan virus.
Lantas, sebenarnya apa itu siklus lisogenik? Yuk, simak penjelasan selengkapnya dalam artikel berikut ini!
Pengertian Siklus Lisogenik
Secara umum, pengertian siklus lisogenik adalah salah satu dari dua tahapan utama dalam kehidupan suatu virus yang melibatkan penyisipan material genetik virus ke dalam genom inangnya.
Dalam siklus ini, virus tidak langsung menginfeksi dan membunuh sel inangnya seperti yang terjadi pada siklus litik.
Sebaliknya, material genetik virus (biasanya DNA) disatukan dengan genom sel inang dan direplikasi bersama-sama dengan genom inang selama beberapa generasi sel.
Dilansir dari buku yang berjudul Mudah dan Aktif Belajar Biologi karya Rikky Firmansyah, dkk, siklus lisogenik adalah materi genetik virus yang diproduksi di dalam sel bakteri tanpa menghancurkan inangnya.
Dalam hal ini, fage dapat dikatakan mengalami masa laten (suatu keadaan tidak aktif melakukan replikasi). Selain itu, selama siklus ini, replikasi fage tidak menyebabkan sel inang mati (lisis).
Pada siklus lisogenik terjadi fase penggabungan antara DNA virus dan DNA bakteri membentuk provirus atau profage. Proses ini terjadi setelah virus menembus dan menginfeksi sel bakteri (bakteriofage) pada lisogenik.
Tahapan Siklus Lisogenik
Dikutip dari buku yang berjudul Biologi SMA/MA Kls X karya Gunawan Susilowarno, dkk, lisogenik virus mempunyai tahap-tahap (fase) sebanyak enam tahap, yaitu sdsorbsi, penetrasi, enggabungan, sintesis, perakitan, dan cleaveage.
Untuk dapat mengetahuinya, perhatikan uraian untuk setiap tahapan siklus lisogenik berikut ini:
1. Adsorbsi (Penempelan)
Pada tahap ini, terdapat penempelan ekor virus (bakteriofage) pada reseptor khusus di dinding bakteri. Penempelan ini melalui metode lock and key, dimana didasarkan atas kecocokan molekul protein antara sel inang dan virus.
Setelah ekor virus menempel, virus mengeluarkan enzim lisozim (enzim penghancur dinding sel bakteri) dan di bantu kontraksi ekor sehingga dapat terbentuk lubang pada dinding sel bakteri.
2. Penetrasi/Injeksi (Penyuntikan)
Tahap siklus lisogenik yang kedua adalah Penetrasi/Injeksi (Penyuntikan). Pada fase ini ditandai dengan masuknya DNA virus ke dalam sel inang dengan meninggalkan kapsid diluar bakteri.
Masuknya DNA virus ke dalam DNA bakteri didorong oleh kontraksi tenaga dari bagian kapsid atau kepala pada bakteriofage.
Proses ini memungkinkan virus untuk menghindari mekanisme pertahanan sel inang yang biasanya akan mendeteksi dan menghancurkan virus yang masuk.
3. Penggabungan
Pada tahap ini, DNA virus menyisip ke dalam DNA bakteri sehingga DNA bakteri mengandung materi genetik virus.
DNA virus yang telah menyisip ke dalam DNA bakteri tidak dapat aktif untuk mengambil alih kendali metabolisme dari DNA bakteri, karena bakteri memiliki virulensi. DNA virus yang melekat pada DNA bakteri dan tidak aktif disebut profage.
4. Tahap Sintesis
Pada kondisi lingkungan khusus, profage menjadi aktif. Profage dapat memisahkan diri dari DNA bakteri dan merusak DNA bakteri.
Selanjutnya, profage mengambil peran DNA virus untuk mensintesis protein yang berfungsi sebagai kapsid bagi virus-virus baru dan mereplikasi DNA.
5. Tahap Perakitan
Pada fase ini, terjadi perakitan kapsid virus utuh sebagai selubung virus. Setelah kapsid virus terbentuk, diisi dengan DNA hasil replikasi untuk menghasilkan virus-virus baru.
6. Cleaveage (Pembelahan)
Selama bakteri masih mempertahankan virulensinya, profage akan tetap berada di dalam tubuh bakteri pada tahap ini.
Ketika sel bakteri melakukan pembelahan, DNA virus juga akan ikut menggandakan diri, sehingga terbentuklah dua sel bakteri yang masing-masing mengandung profage.
Pembelahan sel bakteri dapat terjadi berulang dalam beberapa generasi, dan profagenya juga akan terbagi dalam beberapa generasi. Menurut teori, proses lisogenik berhenti saat mencapai fase pembelahan.
Namun, jika sel bakteri hasil pembelahan mengalami penurunan atau bahkan kehilangan virulensinya maka lisogenik akan diteruskan dengan siklus litik. Virus yang dapat bereproduksi melalui siklus lisogenik dan litik disebut replikasi/eklifase.
Contoh Siklus Lisogenik
Beberapa contoh siklus lisogenik adalah sebagai berikut:
1. Bakteriofage Lambda (λ)
Bakteriofage Lambda adalah virus yang menginfeksi bakteri Escherichia coli (E. coli). Pada siklus ini, Bakterifage Lambda menyisipkan materi genetiknya ke dalam genom bakteri dan membentuk profage.
Profage ini dapat tetap berdiam dalam genom bakteri selama beberapa generasi sel inang. Suatu saat, ketika kondisi lingkungan atau tekanan tertentu muncul, profage dapat diaktifkan untuk beralih ke siklus litik dan menghasilkan partikel-partikel virus baru.
2. Virus Herpes Simpleks (HSV)
Virus Herpes Simpleks, yang menyebabkan infeksi seperti cacar air dan herpes genital juga memiliki lisogenik.
Setelah masuk ke dalam sel inang, virus ini menyisipkan materi genetiknya ke dalam genom sel inang dan membentuk episloma, yang merupakan bentuk laten dari virus.
Episloma ini dapat berdiam dalam sel inang selama periode waktu yang lama tanpa menunjukkan aktivitas virus yang aktif. Pada kondisi tertentu, virus dapat diaktifkan untuk memulai siklus litik.
3. Virus HIV (Human Immunodeficiency Virus)
Meskipun HIV umumnya dikaitkan dengan siklus litik, virus ini juga memiliki tahap laten yang mirip dengan siklus lisogenik.
Setelah masuk ke dalam sel inang (sel T CD4), HIV mengintegrasikan materi genetiknya ke dalam genom sel inang menggunakan enzim revers transkriptase.
Virus HIV dapat berdiam dalam sel inang untuk jangka waktu yang lama sebelum akhirnya diaktifkan dan memicu reproduksi virus dengan cara yang mirip dengan siklus litik.
Demikian penjelasan tentang lisogenik, lengkap dengan pengertian, tahapan, dan contohnya. Selamat membaca dan semoga bermanfaat.
Editor: Juni