PARBOABOA, Medan – Depresi lebih dari sekadar kesedihan yang mendalam. Depresi telah berkembang menjadi salah satu gangguan kesehatan mental yang paling umum dan serius di dunia modern.
Kondisi ini tidak hanya mempengaruhi suasana hati dan emosi, tetapi juga mampu mengubah cara berpikir serta perilaku, seringkali dengan cara yang merugikan.
Depresi bisa bersifat sementara atau jangka panjang. Seseorang yang mengalami depresi bisa mendapatkan bantuan melalui mediasi atau berbagai terapi seperti terapi perilaku kognitif. Namun, untuk depresi berat penting untuk mencari bantuan profesional.
Dilansir dari laman Healthline, Selasa (21/05/2024), depresi tergolong dalam gangguan mood. Dapat digambarkan sebagai perasaan sedih, kehilangan atau marah yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
Meskipun depresi dan kesedihan memiliki beberapa karakteristik yang sama. Namun, depresi berbeda dengan kesedihan yang dirasakan setelah kehilangan orang yang dicintai. Beda juga dengan kesedihan yang dirasakan setelah peristiwa kehidupan yang traumatis.
Depresi biasanya disertai rasa benci pada diri sendiri atau hilangnya harga diri. Sedangkan kesedihan biasanya tidak disertai rasa benci pada diri sendiri atau hilangnya harga diri.
Dalam kesedihan, emosi positif dan kenangan indah dari almarhum biasanya disertai dengan perasaan sakit emosional. Sedangkan pada depresi perasaan sedih bersifat konstan.
Penting untuk disadari bahwa perasaan sedih terkadang merupakan bagian normal dari kehidupan.
Peristiwa menyedihkan dan meresahkan dapat terjadi pada semua orang. Namun jika sering merasa sedih atau putus asa, bisa jadi itu adalah depresi.
Perlu dipahami bahwa depresi dianggap sebagai kondisi medis serius yang dapat memburuk tanpa pengobatan yang tepat.
Depresi berat dapat menimbulkan berbagai gejala. Beberapa depresi bisa mempengaruhi suasana hati. Selain itu depresi juga bisa mempengaruhi kesehatan tubuh.
Gejala depresi biasanya tidak akan sama pada semua orang. Gejala dapat bervariasi sesuai tingkat keparahan, seberapa sering terjadi dan berapa lama berlangsung.
Beberapa gejala depresi antara lain merasa sedih, cemas atau hampa. Selain itu juga merasa putus asa, tidak berharga dan pesimis. Depresi membuat orang lebih banyak menangis, merasa terganggu, jengkel atau marah.
Gejala depresi juga membuat seseorang kehilangan minat pada hobi dan kegiatan lain yang biasanya pernah dinikmati.
Kesulitan berkonsentrasi, mengingat atau membuat keputusan juga menjadi salah satu gejala depresi. Berbicara dan bergerak lebih lambat, masalah tidur, bangun pagi atau terlalu banyak tidur juga merupakan gejala depresi.
Berpikir tentang kematian, bunuh diri, melukai diri sendiri atau upaya bunuh diri juga bagian dari gejala depresi.
Selain secara mental, gejala seperti nyeri fisik kronis tanpa penyebab yang jelas dan tidak membaik setelah pengobatan seperti sakit kepala, pegal-pegal, masalah pencernaan dan kram merupakan tanda depresi.
Jika tanda-tanda ini muncul hampir setiap hari selama setidaknya dua minggu, bisa dipastikan ini adalah depresi.
Perlu diketahui, gejala depresi bisa dialami secara berbeda pada pria, wanita, remaja dan anak-anak.
Kondisi yang dapat menjadi lebih buruk akibat depresi antara lain radang sendi, asma, penyakit kardiovaskular, kanker, diabetes dan kegemukan.
Depresi bisa dicegah dan diobati melalui pengobatan alami dan gaya hidup. Misalnya usahakan melakukan aktivitas fisik selama 30 menit untuk tiga sampai lima hari setiap minggunya.
Olahraga dapat meningkatkan produksi endorfin dalam tubuh. Endorfin sendiri diketahui sebagai hormon yang dapat meningkatkan mood.
Selain itu, hindari alkohol. Mengonsumsi alkohol dapat membuat kita merasa lebih baik untuk sementara waktu. Namun dalam jangka panjang, alkohol bisa memperburuk gejala depresi dan kecemasan.
Setiap orang juga harus mempelajari caranya menetapkan batasan. Merasa kewalahan dapat memperburuk gejala kecemasan dan depresi. Menetapkan batasan dalam kehidupan profesional dan pribadi dapat membantu kita merasa lebih baik.
Memperbaiki gejala depresi bisa juga dilakukan dengan menjaga diri sendiri. Misalnya tidur yang cukup, makan makanan sehat, menghindari orang-orang negatif serta berpartisipasi dalam aktivitas yang menyenangkan.
Editor: Fika