PARBOABOA, Jakarta - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menjadi perbincangan publik usai melontarkan kalimat yang menimbulkan pro kontra. Ia menyatakan, Kementerian Agama (Kemenag) merupakan hadiah untuk Nahdlatul Ulama (NU), bukan umat Islam secara umum.
Hal tersebut diungkap Yaqut dalam agenda Webinar digelar RMI-PBNU yang diunggah oleh kanal YouTube TVNU pada Rabu (20/10).
Banyak pihak yang menentang perkataan Yaqut, salah satunya Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Helmy Faishal Zaini. Ia menegaskan, Kemenag bukan hanya punya NU. Semua pihak bisa memimpin Kemenag asal bertujuan untuk melahirkan kemaslahatan dan kesejahteraan.
Selain itu, ada juga anggota DPR RI dari Fraksi PAN Guspardi Gaus sangat menyayangkan narasi yang disampaikan Yaqut. Guspardi menilai pernyataan itu tendensius dan memantik polemik.
"Membaca dari sejarah, pembentukan Kementerian Agama di tetapkan dengan Penetapan Pemerintah No1/SD pada tanggal 3 Januari 1946 (29 Muhammad 1365 H). Dan itu dipandang sebagai kompensasi atas sikap toleransi wakil-wakil pemimpin Islam mencoret tujuh kata dalam Piagam Jakarta yaitu. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya," kata Gupsardi, dalam keteranganya, Sabtu (24/10).
Awalnya, Yaqut bercerita bahwa ada perdebatan kecil di internal Kemenag terkait asal-usul pendirian Kemenag. Perdebatan itu terjadi lantaran Yaqut berencana ingin mengganti slogan Kemenag yakni 'Ikhlas Beramal'.
"Ada perdebatan kecil di kementerian ketika mendiskusikan Kemenag. Saya mau ubah tagline atau logo Kemenag. Tagline kemenag itu kan ikhlas Beramal. Saya rasa enggak ada ikhlas itu ditulis. Ikhlas itu kan di hati. Enggak ada ikhlas ditulis. Ikhlas beramal itu enggak pas," kata Yaqut di acara tersebut.
Namun, ia mengatakan bahwa perdebatan itu lantas menjurus ke arah asal usul berdirinya Kemenag. Ia bercerita terdapat staf Kemenag yang mengatakan bahwa Kemenag dibentuk sebagai hadiah untuk umat Islam.
Yaqut lantas membantah hal tersebut. Baginya, Kemenag merupakan hadiah bagi NU. Sehingga wajar bila NU memanfaatkan banyak peluang di Kemenag sampai saat ini.
"Saya bantah. Kemenag itu hadiah untuk NU, bukan umat Islam secara umum. Tapi spesifik untuk NU. Saya rasa wajar kalau sekarang NU memanfaatkan banyak peluang di Kemenag karena hadiahnya untuk NU," ujar Yaqut.
Yaqut lantas menjelaskan secara historis soal pendirian Kemenag. Kemenag, kata dia muncul karena pencoretan tujuh kata dalam Piagam Jakarta.
Tujuh kata itu yakni 'Ketuhanan dengan Kewajiban Menjalankan Syariat Islam bagi Pemeluk-pemeluknya'. Baginya, tokoh-tokoh NU kala itu memiliki peran penting sebagai juru damai usai tujuh kata itu dihapus dari Piagam Jakarta.
"Kenapa begitu? Kemenag muncul karena pencoretan 7 kata dalam piagam jakarta . Yang usulkan itu jadi juru damai atas pencoretan itu mbah Wahab Chasbullah. Kemudian lahir Kemenag karena itu," ujar Yaqut
"Nah wajar kalau kita minta Dirjen Pesantren dan kita banyak afirmasi pesantren dan santri jamiyah NU. Saya kira rasa wajar saja. Tak ada yang salah," tambah dia.
Perkataan Yaqut juga memenuhi trending twitter dengan #PecatYaqut dengan 3000 lebih tweets.