PARBOABOA, Jakarta – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 59 persen perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) atau pencatatan saham sepanjang 2022. Sehingga kini ada 825 perusahaan tercatat di BEI.
Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia, Iman Rachman mengatakan, pencapain tersebut merupakan jumlah IPO terbanyak sejak swastanisai BEI di tahun 1992 dan merupakan pertumbuhan tertinggi di kawasan ASEAN dalam 5 tahun terakhir.
“Terimakasih kepada OJK (Otoritas Jasa Keuangan) dan seluruh stakeholder pasar modal yang telah membantu bursa dalam memfasilitasi 59 perusahaan untuk tercatat sepanjang tahun 2022,” ucapnya dalam konferensi pers Penutupan Perdagangan 2022 Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (30/12/2022).
Imam juga melaporkan, jika ada 10,3 juta investor yang berinvestasi di BEI sepanjang tahun ini. Di mana 81 persen di antaranya berinvetasi di bidang retail, yang merupakan motor utama penggerak aktivitas perdangan di BEI.
Imam mengatakan, peningkatan jumlah investor BEI ini tidak lepas dari kebijakan yang telah dikeluarkan pemerintah Indonesia, Bank Indonesia, dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global.
“Petumbuhan pesat ini tidak terlepas dari kebijakan tepat yang diambil pemerintah, BI, OJK dalam meredam dampak ketidakstabilan global,” lanjutnya.
Imam memaparkan, transaksi perdagangan bursa naik sebesar 10 persen dari tahun sebelumnya. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga bergerak di zona postif dan diikuti petumbuhan kapitalisasi pasar 15 persen atau setara USD600 miliar. Nilai transaki perdagangan juga bertumbuh sebesar 10 persen dari tahun sebelumnya.
“Dapat kita ikuti, di antara bursa ASEAN dan beberapa bursa global, kita masih menunjukkan pertumbuhan dari sisi nilai kapitalisasi pasar, rerata nilai transaki harian, serta pencatatan saham,” ucapnya.
Untuk menunjang pertumbuhan investor ke tahun-tahun selanjutnya, Imam mengklaim pihaknya telah bekerja sama dengan SRO dengan dukungan OJK dan seluruh stake holder telah berhasil meluncurkan sejumlah layanan untuk.
“Hal ini meliputi inisiatif yang terkait dengan efisiensi proses pendaftaran calon perusahaan tercatat, peluncuran produk baru dan sejumlah acuan indeks investasi, hingga inisiatif yang berkaitan dengan upaya penguatan infrasturktur informasi publik,” ujarnya.