Potensi Bisnis Olahan Ikan di Indonesia Meningkat, Siap Rambah Pasar Ekspor

Bisnis olahan ikan juga memberikan nilai tambah yang signifikan dan berpotensi untuk merambah ke pasar ekspor. (Foto:Istockphoto/Michael Edwards)

PARBOABOA, Jakarta - Potensi bisnis makanan olahan ikan semakin menarik di Indonesia, mengingat sumber daya ikan negara ini sangat berlimpah. 

Di samping itu, bisnis olahan ikan juga memberikan nilai tambah yang signifikan dan berpotensi untuk merambah ke pasar ekspor.

Nindita Nareswari, pemilik Dapur S'Best, telah menggali peluang tersebut sejak 2018. 

Sebagai seorang pengusaha wanita, dia telah memulai produksi beragam makanan olahan ikan di Palangka Raya, Kalimantan Tengah.

"Usaha olahan ikan ini dapat menjadi lahan bisnis yang sangat menarik. Saya telah melihat peningkatan dalam usaha saya dengan semakin banyaknya permintaan," kata Nindita, Minggu (22/10/2023).

Menurutnya, Dapur S'Best terus memperkenalkan berbagai produk olahan ikan kepada masyarakat, seperti pempek, makanan beku, shrimp roll, dan ebi furai. 

Selain itu, mereka juga mengembangkan produk olahan dari ikan tenggiri seperti stik, kerupuk, dan amplang.

"Produk olahan kami, diolah tanpa pengawet makanan sehingga aman dikonsumsi oleh semua kalangan," jelas Nindita. 

Dapur S'Best mampu mengolah 500 kilogram bahan baku ikan setiap bulan, dan memiliki pasokan bahan baku yang andal. 

Namun demikian, Nindita juga menghadapi tantangan dalam persaingan dengan berbagai produk olahan ikan serupa yang telah sukses di pasaran. 

Untuk tetap maju, dia terus berinovasi, seperti mengikuti pelatihan dan berpartisipasi dalam berbagai pameran.

Kemudian, untuk menjaga kualitas produknya, Dapur S'Best mengemas produk dengan plastik food grade yang divakum dan tahan selama enam hari untuk pengiriman ke luar kota.

Dalam hal pemasaran, Dapur S'Best memiliki reseller di Palangka Raya dan beberapa kabupaten di Kalimantan Tengah. 

Mereka juga memanfaatkan platform pasar digital (marketplace) Pasar Digital (PaDI) UMKM untuk memasarkan produk mereka serta aktif berpartisipasi dalam pameran lokal dan nasional.

"Permintaan kami sudah mencapai beberapa kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, bahkan dari Sulawesi, karena kami juga berjualan secara online," tambah Nindita.

Nindita juga mengaku senang ketika mendapat kesempatan untuk berpartisipasi dalam Trade Expo Indonesia (TEI).

Trade Expo Indonesia merupakan sebuah pameran dagang  di Indonesia yang diadakan setiap satu tahun sekali.

Sebelum mengikuti TEI, Nindita mengungkapkan harus menjalani pelatihan di Pusat Pelatihan Sumber Daya Manusia Ekspor dan Jasa Perdagangan (PPEJP) Kementerian Perdagangan. 

Pelatihan itu bertujuan agar Nindita memahami prosedur dan dokumen ekspor serta aspek teknis dalam kegiatan ekspor.

Pada TEI 2023, Nindita berhasil menarik perhatian pembeli dari Ghana yang berencana untuk menandatangani kontrak pembelian produknya. Meskipun kapasitas ekspornya masih terbatas, ini adalah langkah pertama menuju kesuksesan dalam ekspor produknya ke pasar internasional.

Editor: Wenti Ayu
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS