PARBOABOA, Jakarta - Konflik di Laut Merah yang dipicu oleh agresi pasukan Israel ke Palestina sejak 7 Oktober 2023, membawa dampak luas pada stabilitas global.
Sebelumnya, kelompok Houthi Yaman, sebagai bentuk solidaritas terhadap perjuangan Palestina, menyerang kapal-kapal milik Israel atau yang mendukung tindakan Israel dan sedang bernavigasi di seputaran Laut Merah.
Amerika Serikat, sebagai sekutu terdekat Israel, merespons situasi tersebut dengan mendirikan satuan tugas (satgas) untuk menjaga keamanan Laut Merah dari serangan yang dilakukan oleh kelompok Houthi.
Sejak bulan Oktober, kelompok Houthi telah aktif meluncurkan serangan menggunakan drone, rudal, dan kapal.
Pada laporan AFP, kapal perusak Inggris, HMS Diamond, dan kapal perang AS telah menembak jatuh lebih dari 20 drone dan rudal yang diluncurkan oleh Houthi di Laut Merah.
Menanggapi situasi tersebut, Pengamat Maritim, Marcellius Hakeng mengatakan bahwa serangan Houthi membahayakan perdagangan internasional dan keamanan maritim.
Menurutnya, apabila Laut Merah terblokade, pelayaran melalui Terusan Suez terganggu, memaksa perusahaan pelayaran mengalihkan rute.
"Ini mengakibatkan kenaikan biaya pelayaran, asuransi, dan potensi kerusakan kargo. Global Trade Research Initiative memperkirakan kenaikan biaya pelayaran mencapai 40-60 persen," ujar Marcellius kepada PARBOABOA, Kamis (18/1/2024).
Selain itu, perubahan rute pelayaran juga memengaruhi harga minyak dan gas internasional.
Ketegangan di Laut Merah telah meningkatkan harga minyak mentah Brent. Situasi ini dapat menyebabkan kenaikan harga energi di pasar global.
Gangguan terhadap rute pelayaran juga menghambat pasokan pangan dunia. Ketidakstabilan ini berpotensi meningkatkan harga pangan dan bahan pokok.
Indonesia juga dapat merasakan efek domino terhadap kenaikan harga pangan.
Peran Indonesia dan IMO
Indonesia, sebagai anggota IMO, memiliki tanggung jawab untuk berperan aktif dalam menyikapi konflik di Laut Merah.
Melalui kerjasama regional dan internasional, Indonesia dapat mendukung stabilitas pelayaran internasional, melindungi lingkungan maritim, dan memecahkan tantangan global.
Dengan memanfaatkan posisinya di Dewan IMO, Indonesia dapat menjadi pendorong peningkatan standar keselamatan pelayaran, memberikan kontribusi pada stabilitas ekonomi sektor maritim, dan meningkatkan citra positifnya di mata dunia.
Dengan demikian, konflik di Laut Merah tidak hanya menjadi ancaman, tetapi juga memunculkan peluang bagi Indonesia untuk memainkan peran kunci dalam mendukung stabilitas global.
Editor: Wenti Ayu