PARBOABOA – Mungkin Anda pernah mendengar kalimat ini "Fitnah lebih kejam dari membunuh," sebenarnya kalimat tersebut merupakan penggalan arti dari Surat Al Baqarah Ayat 191.
Kalimat ini mencerminkan pandangan Islam bahwa fitnah adalah perbuatan yang harus dijauhi. Perbuatan tercela ini tergolong dalam dosa besar dalam Islam karena dapat menimbulkan kerugian besar atau bahkan merusak nama baik seseorang.
Telah dijelaskan juga pada beberapa ayat di dalam Al-Quran hadits-haditsnya yang menjelaskan bahwa perbuatan tersebut adalah perbuatan yang dibenci oleh Allah dan sangat dihindari para Nabi.
Lalu, bagaimana dengan hadits dan dalilnya? Mari simak pembahasan secara lengkap mengenai hadits tentang fitnah menurut Islam, beserta penjelasan dari Al-Quran yang relevan di bawah ini.
Apa Itu Fitnah?
Melansir buku Fitnah Akhir Zaman, oleh Tim Redaksi Majalah Tebuireng (2015), kata fitnah telah mengalami pergeseran makna dari bahasa aslinya, bahasa Arab. Dalam bahasa Arab, kata ini memiliki banyak arti. Berdasar kamus Lisanul Arab, itu berarti ujian dan cobaan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), fitnah adalah perkataan bohong atau tanpa berdasarkan kebenaran yang disebarkan dengan maksud menjelekkan orang (seperti menodai nama baik dan merugikan kehormatan orang).
Perbuatan tersebut merupakan salah satu dosa yang sangat serius dalam agama Islam. Dalam Al-Quran dan hadits, Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW sangat menekankan pentingnya menjauhi perbuatan tersebut dan menjaga kejujuran serta integritas.
Perbuatan ini tidak hanya merugikan individu yang menjadi korban, tetapi juga merusak kedamaian dalam masyarakat dan menciptakan ketidakpercayaan antarindividu.
Dalam Islam, ini juga dapat mencakup perbuatan berbicara buruk tentang orang lain, menyebar gosip palsu, atau menciptakan persepsi negatif terhadap seseorang tanpa alasan yang benar.
Melansir buku Fitnah Akhir Zaman oleh Tim Redaksi Majalah Tebuireng (2015), definisi fitnah dalam konten tasawuf, lebih dekat artinya dengan arti kata ghibah dan namimah. Kedua-duanya memiliki tujuan menyebarkan keburukan orang lain, untuk menjatuhkan satu orang atau membuat pertikaian antar kedua pihak.
Sedangkan fitnah adalah cobaan atau ujian, lebih luas dari arti tersebut. Akhir zaman merupakan masa yang mengerikan di mana banyak perbuatan ini bertebaran di mana-mana.
Rasulullah pernah bersabda, "Akan datang di akhir zaman fitnah seperti sepotong malam yang gelap. Seseorang beriman di pagi hari dan kufur di sore hari, beriman di sore hari dan kufur di pagi hari."
Begitu mudahnya agama diombang-ambingkan. Banyak manusia yang mengabaikan agama. Agama dianggap sebagai hal sepele. Seolah-olah agama adalah perkara yang bisa dimainkan, bisa keluar masuk seperti rumah sendiri.
Dosa perbuatan ini dianggap sangat berat, dan hukumannya dapat beragam tergantung pada beratnya perbuatan tersebut.
Pemahaman dan penerapan nilai-nilai etika Islam, seperti jujur, keadilan, dan menjaga nama baik, sangat penting dalam menjauhi dosa perbuatan ini dalam kehidupan sehari-hari.
Hadits Fitnah Menurut Islam
Melansir buku Fitnah Akhir Zaman oleh Tim Redaksi Majalah Tebuireng (2015), dalam al-Qur'an, perbuatan tersebut disebut di beberapa ayat dengan arti yang beragam.
Yaitu bermakna syirik (Al-Baqarah: 191), ujian dan cobaan (Al-Anfal: 28), siksaan (Ash-Shaffat: 63), dosa (Al-Ankabut: 49), pembakaran dengan api (Al-Buruj: 10), pembunuhan (An-Nisaa': 101), dan berpaling dari jalan lurus (Al-Maidah: 149).
- Surah Al-Baqarah Ayat 191:
وَٱقْتÙÙ„ÙوهÙمْ Øَيْث٠ثَقÙÙْتÙÙ…ÙوهÙمْ وَأَخْرÙجÙوهÙÙ… مّÙنْ Øَيْث٠أَخْرَجÙوكÙمْ Ûš وَٱلْÙÙتْنَة٠أَشَدّ٠مÙÙ†ÙŽ ٱلْقَتْل٠ۚ وَلَا تÙقَٰتÙÙ„ÙوهÙمْ عÙندَ ٱلْمَسْجÙد٠ٱلْØَرَام٠Øَتَّىٰ ÙŠÙقَٰتÙÙ„ÙوكÙمْ ÙÙيه٠ۖ ÙÙŽØ¥ÙÙ† قَٰتَلÙوكÙمْ ÙَٱقْتÙÙ„ÙوهÙمْ Û— كَذَٰلÙÙƒÙŽ جَزَآء٠ٱلْكَٰÙÙرÙينَ
Arab-Latin: Waqtulụhum ḥaiṡu ṡaqiftumụhum wa akhrijụhum min ḥaiṡu akhrajụkum wal-fitnatu asyaddu minal-qatl, wa lÄ tuqÄtilụhum 'indal-masjidil-ḥarÄmi ḥattÄ yuqÄtilụkum fÄ«h, fa ing qÄtalụkum faqtulụhum, każÄlika jazÄ`ul-kÄfirÄ«n
Artinya: Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu (Mekah); dan fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan, dan janganlah kamu memerangi mereka di Masjidil Haram, kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu. Jika mereka memerangi kamu (di tempat itu), maka bunuhlah mereka. Demikianlah balasan bagi orang-orang kafir.
- Surah Al-Anfal Ayat 28:
وَٱعْلَمÙوٓا۟ أَنَّمَآ أَمْوَٰلÙÙƒÙمْ وَأَوْلَٰدÙÙƒÙمْ ÙÙتْنَةٌ وَأَنَّ ٱللَّهَ عÙندَهÙÛ¥Ù“ أَجْرٌ عَظÙيمٌ
Arab-Latin: Wa'lamÅ« annamÄ amwÄlukum wa aulÄdukum fitnatuw wa annallÄha 'indahÅ« ajrun 'aẓīm
Artinya: Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.
- Surah Ash-Shaffat Ayat 63:
Ø¥Ùنَّا جَعَلْنَٰهَا ÙÙتْنَةً لّÙلظَّٰلÙÙ…Ùينَ
Arab-Latin: InnÄ ja'alnÄhÄ fitnatal liẓ-ẓÄlimÄ«n
Artinya: Sesungguhnya Kami menjadikan pohon zaqqum itu sebagai siksaan bagi orang-orang yang zalim.
- Surah Al-Ankabut Ayat 49:
بَلْ Ù‡ÙÙˆÙŽ ءَايَٰتٌۢ بَيّÙنَٰتٌ ÙÙÙ‰ صÙدÙور٠ٱلَّذÙينَ Ø£ÙوتÙوا۟ ٱلْعÙلْمَ Ûš وَمَا يَجْØَد٠بÙـَٔايَٰتÙنَآ Ø¥Ùلَّا ٱلظَّٰلÙÙ…Ùونَ
Arab-Latin: Bal huwa ÄyÄtum bayyinÄtun fÄ« á¹£udụrillażīna ụtul-'ilm, wa mÄ yaj-ḥadu bi`ÄyÄtinÄ illaẓ-ẓÄlimụn
Artinya: Sebenarnya, Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zalim.
- Surah Al-Buruj Ayat 10:
Ø¥Ùنَّ ٱلَّذÙينَ ÙَتَنÙوا۟ ٱلْمÙؤْمÙÙ†Ùينَ وَٱلْمÙؤْمÙنَٰت٠ثÙمَّ لَمْ يَتÙوبÙوا۟ ÙÙŽÙ„ÙŽÙ‡Ùمْ عَذَاب٠جَهَنَّمَ ÙˆÙŽÙ„ÙŽÙ‡Ùمْ عَذَاب٠ٱلْØَرÙيقÙ
Arab-Latin: Innallażīna fatanul-mu`minÄ«na wal-mu`minÄti ṡumma lam yatụbụ fa lahum 'ażÄbu jahannama wa lahum 'ażÄbul-ḥarÄ«q
Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang mendatangkan cobaan kepada orang-orang yang mukmin laki-laki dan perempuan kemudian mereka tidak bertaubat, maka bagi mereka azab Jahannam dan bagi mereka azab (neraka) yang membakar.
- Surah An-Nisa Ayat 101:
ÙˆÙŽØ¥Ùذَا ضَرَبْتÙمْ ÙÙÙ‰ ٱلْأَرْض٠Ùَلَيْسَ عَلَيْكÙمْ جÙنَاØÙŒ Ø£ÙŽÙ† تَقْصÙرÙوا۟ Ù…ÙÙ†ÙŽ ٱلصَّلَوٰة٠إÙنْ Ø®ÙÙْتÙمْ Ø£ÙŽÙ† ÙŠÙŽÙْتÙÙ†ÙŽÙƒÙم٠ٱلَّذÙينَ ÙƒÙŽÙَرÙوٓا۟ Ûš Ø¥Ùنَّ ٱلْكَٰÙÙرÙينَ كَانÙوا۟ Ù„ÙŽÙƒÙمْ عَدÙوًّا مّÙبÙينًا
Arab-Latin: Wa iÅ¼Ä á¸arabtum fil-ará¸i fa laisa 'alaikum junÄḥun an taqá¹£urụ minaá¹£-á¹£alÄti in khiftum ay yaftinakumullażīna kafarụ, innal-kÄfirÄ«na kÄnụ lakum 'aduwwam mubÄ«nÄ
Artinya: Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, maka tidaklah mengapa kamu men-qashar sembahyang(mu), jika kamu takut diserang orang-orang kafir. Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu.
- Surah Al-Maidah Ayat 149:
وَلَمَّا سÙÙ‚ÙØ·ÙŽ ÙÙىٓ أَيْدÙيهÙمْ وَرَأَوْا۟ أَنَّهÙمْ قَدْ ضَلّÙوا۟ قَالÙوا۟ لَئÙÙ† لَّمْ يَرْØَمْنَا رَبّÙنَا وَيَغْÙÙرْ لَنَا Ù„ÙŽÙ†ÙŽÙƒÙونَنَّ Ù…ÙÙ†ÙŽ ٱلْخَٰسÙرÙينَ
Arab-Latin: Wa lammÄ suqiá¹a fÄ« aidÄ«him wa ra`au annahum qad á¸allụ qÄlụ la`il lam yar-ḥamnÄ rabbunÄ wa yagfir lanÄ lanakụnanna minal-khÄsirÄ«n
Artinya: Dan setelah mereka sangat menyesali perbuatannya dan mengetahui bahwa mereka telah sesat, mereka pun berkata: "Sungguh jika Tuhan kami tidak memberi rahmat kepada kami dan tidak mengampuni kami, pastilah kami menjadi orang-orang yang merugi".
Jenis-Jenis Fitnah
Fitnah memiliki dua jenis yaitu syubhat dan syahwat. Masing-masing dari itu juga memiliki pembagian berdasarkan golongannya.
Melansir buku Pengantar Bimbingan Dan Konseling Pendekatan Qur’ani: Dalam Berbagai Kekhasan Setting Kehidupan, oleh Karyono & Ibnu (2020), terdapat tiga jenis syubhat yaitu, Al Ahlas, As Sarra' dan Ad Duhaima.
1. Syubhat Al Ahlas
Penamaannya mengandung makna keikutsertaan secara terus-menerus. Al Ahlas muncul memecah-belah, menimpakan kezaliman sebagian dari mereka terhadap sebagian yang lainnya.
Wujud nyata ini menurut Al Adnani (2007: 111) dengan mengutip Imam Ali Al Qaari adalah kehilangan harta dan keluarga yang dirampas tanpa sisa.
2. Syubhat As Sarra'
Berkaitan dengan kondisi penuh kenikmatan dan kemewahan yang dirasakan umat ini pada sebagian era kehidupannya, atau penyebab berkobarnya perbuatan ini adalah ketamakan terhadap dunia, kenikmatannya, dan bersikap longgar terhadapnya.
3. Syubhat Ad Duhaima'
Kata duhaima' berasal dari kata dahma', yang berarti hitam kelam dan gelap. Perbuatan ini akan meluas mengenai seluruh umat ini. Puncak dari perbuatan ini adalah terpecahnya umat manusia menjadi dua kelompok, kelompok mukmin sejati tanpa ada sedikitpun munafik dan kelompok munafik sejati tanpa sedikitpun mukmin.
Fitnah Syahwat merujuk pada godaan atau ujian yang berasal dari keinginan dan nafsu manusia, khususnya dalam konteks agama Islam.
Ini biasanya terkait dengan godaan atau ujian yang timbul dari hawa nafsu, seperti godaan dalam hal seksualitas, keserakahan, dan hal-hal yang dapat menjauhkan individu dari ketaatan agama.
Syahwat sering kali dianggap sebagai ujian bagi individu untuk mengendalikan nafsu dan menjaga perilaku serta tindakan mereka sesuai dengan ajaran agama Islam.
Dalam Islam, fitnah lebih kejam dari membunuh dan perbuatan yang sangat dilarang, karena dapat merusak kehidupan dan reputasi seseorang, serta membawa dampak buruk pada masyarakat.
Doa agar Terhindar dari Fitnah Dajjal
Berikut beberapa doa agar terhindar dari fitnah Dajjal yang bisa diamalkan dalam kehidupan sehari-hari:
1. Doa Terhindar dari Fitnah Dajjal
Doa untuk terhindar dari fitnah Dajjal versi pertama ini bersumber dari sebuah hadits yang diceritakan oleh Aisyah RA, istri Nabi Muhammad SAW. Dalam hadits tersebut, Aisyah menceritakan bahwa Rasulullah pernah membaca doa berikut selama sholat:
اللَّهÙمَّ Ø¥ÙنّÙÙŠ أَعÙوذ٠بÙÙƒÙŽ Ù…Ùنْ عَذَاب٠جَهَنَّمَ، ÙˆÙŽÙ…Ùنْ عَذَاب٠الْقَبْرÙØŒ ÙˆÙŽÙ…Ùنْ ÙÙتْنَة٠الْمَØْيَا وَالْمَمَاتÙØŒ ÙˆÙŽÙ…Ùنْ شَرّ٠ÙÙتْنَة٠الْمَسÙÙŠØ٠الدَّجَّالÙ."
Artinya, "Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa neraka Jahannam, siksa kubur, fitnah kehidupan dan kematian, serta kejahatan fitnah al-Masih al-Dajjal." (HR Muslim).
2. Doa Terhindar dari Fitnah Dajjal
Doa ini berasal dari Abu Hurairah RA dan dianjurkan untuk dibaca oleh muslim setelah menyelesaikan bacaan dalam tahiyat akhir sholat. Doa ini dimaksudkan untuk memohon perlindungan kepada Allah SWT dari siksa neraka, azab kubur, bencana, dan fitnah Dajjal:
رَبَّنَا آتÙنَا ÙÙÙŠ الدّÙنْيَا Øَسَنَةً ÙˆÙŽÙÙÙŠ الآخÙرَة٠Øَسَنَةً ÙˆÙŽÙ‚Ùنَا عَذَابَ النَّارÙ."
Artinya, "Ya Allah, berilah kami kebaikan dalam kehidupan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari siksaan api neraka." (HR Bukhari).
Dengan menghindari dan memahami doa agar terhindar dari fitnah Dajjal, Anda dapat menjalani kehidupan yang lebih harmonis dan bermartabat sesuai dengan ajaran agama Islam.
Semoga artikel ini bermanfaat dalam membantu Anda memahami pentingnya menjaga lidah dan perbuatan agar selalu sesuai dengan nilai-nilai etika Islam, dan dengan demikian, Anda dapat menciptakan masyarakat yang lebih baik dan penuh kasih sayang.
Editor: Sari