PARBOABOA, Jakarta - Emas mengalami penurunan harga yang cukup tajam pada sesi perdagangan Asia hari ini, Selasa (12/12/2023).
Harga emas spot turun sebesar 0,4% menjadi USD1.996,24 per ons, sementara emas berjangka yang akan jatuh tempo pada Februari mengalami penurunan sebesar 0,1% menjadi USD2.012,75 per ons.
Menurut analisis Deu Calion Futures (DCFX), Andrew Fischer, penurunan tersebut sebagian besar dipicu oleh dolar yang tangguh dan indikasi kekuatan ekonomi AS.
Kenaikan tertinggi minggu lalu kini menjadi kenangan, dengan kedua instrumen perdagangan ini diperdagangkan sekitar USD150 di bawah level tersebut.
Sentimen risiko yang membaik setelah data tenaga kerja AS yang kuat menjadi salah satu faktor penekan terbesar terhadap harga emas.
Para investor juga diimbau tetap waspada menjelang rapat Federal Reserve (The Fed) pada pekan ini.
Meskipun bank sentral diperkirakan akan menahan suku bunga tetap rendah, prospek untuk pemangkasan suku bunga pada 2024 tetap menjadi fokus utama.
Data terbaru menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja AS berjalan kuat, dan ekspektasi pemotongan suku bunga pada Maret 2024 telah mengalami penurunan tajam.
Pasar merespons dengan meningkatnya minat risiko, mengindikasikan bahwa ekonomi AS mungkin mengalami 'soft landing'.
Hal tersebut, menyebabkan penurunan harga emas, sementara pasar saham menguat.
Dalam analisanya Fischer menyebutkan, prediksinya secara garis besar, emas (XAUUSD) cenderung melanjutkan penurunan, dan nampaknya masih akan berlanjut dalam waktu dekat.
Bahkan menurutnya, belum ada faktor yang mendukung kenaikan untuk saat ini.
"Emas akan cenderung melanjutkan penurunan hari ini. Meskipun ada harapan pelemahan dolar berdasarkan berita US Inflation," ujar Fischer kepada PARBOABOA, Selasa (12/12/2023).
Lebih dari itu, Fischer menekankan kemungkinan penguatan tersebut hanya bersifat sementara dan emas mungkin kembali mengalami penurunan setelahnya.
Para investor juga diimbau untuk memantau data inflasi AS November yang dijadwalkan akan segera dirilis.
"Data ini diharapkan memberikan gambaran lebih jelas tentang kondisi ekonomi dan mungkin memengaruhi arah harga emas dalam sesi perdagangan mendatang," ungkapnya.
Editor: Wenti Ayu