PARBOBOA - Kabar kurang menyenangkan dari harga crypto hari ini. Pasalnya, asset kripto kembali ambruk. Harga Bitcoin terjun bebas ke kisaran USD 36.000 dan Ethereum menukik ke bawah USD 2.600. Padahal Bitcoin dan Ethereum merupakan mata uang kripto ini menjadi pujaan investor dan harganya terus melonjak.
Berdasarkan data CoinMarketCap, Sabtu (22/1/2022) pukul 12.00 WIB, harga Bitcoin ada di USD 36.278,49 atau anjlok 6,82 persen dibanding posisi 24 jam sebelumnya. Harga Bitcoin sempat menyentuh USD 35.791,43 dalam 24 jam terkahir.
Di waktu yang sama, harga Ethereum melorot lebih besar yaitu 10,96 persen ke posisi USD 2.553,49. Mata uang ini sempat menyentuh level USD 2.496,81 dalam 24 jam terakhir.
Beberapa analis memang sudah memperingatkan bahwa pasar kripto bakal segera anjlok atau setidaknya terus mengalami penuruna. Hal ini bisa terjadi karena mengaturan yang lebih ketat dan fluktuasi harga yang intens mengurangi prospek bitcoin.
Regulator di berbagai negara juga terus melakukan penindakan terhadap cryptocurrency. China sepenuhnya melarang semua aktivitas terkait kripto dan otoritas AS juga menekan aspek-aspek tertentu dari pasar.
Seperti dikutip dari CNBC, Sabtu (22/1/2022), Moya dari Oanda telah memperkirakan bahwa Bitcoin bisa jatuh di bawah USD 40.000 karena Bank Sentral Rusia telah mengusulkan larangan penggunaan dan penambangan cryptocurrency di wilayah Rusia.
Langkah ini dilakukan Rusia karena mereka menganggap mata uang digital menimbulkan risiko terhadap stabilitas keuangan dan kedaulatan kebijakan moneter. Rusia adalah salah satu dari tiga negara teratas untuk penambangan Bitcoin.
Penurunan cryptocurrency mengikuti penurunan Wall Street, di mana Nasdaq Composite kehilangan 7,6 persen pada pekan ini, dan S&P 500 turun 5,7 persen. Ini menjadi penurunan mingguan ketiga berturut-turut.
Kenaikan suku bunga telah mendorong investor untuk melepaskan posisi dalam aset berisiko awal pekan ini, imbal hasil Treasury 10-tahun diperdagangkan di atas 1,9 persen.
Sementara itu, CEO Triv Gabriel Rey mengatakan, potensi kenaikan suku bunga acuan The Fed menjadi biang keladi turunnya harga berbagai aset kripto belakangan ini.
Menurutnya, penurunan ini masih akan terus berlanjut mengingat tapering The Fed baru akan terjadi pada Maret mendatang.
Selain itu, minimnya sentimen positif di pasar kripto saat ini turut memberi sumbangsih terhadap tren bearish tersebut.
Terlebih lagi, investor institusional yang biasanya bisa menggerakan harga juga justru sedang menjauh dari aset kripto.
Gabriel mengatakan, saat ini uang investor institusional yang masuk ke Bitcoin terus melambat. Bahkan, ia menyebut, Grayscale Bitcoin Trust (GBTC) secara premium sedang diskon 26%. Level tersebut merupakan yang terendah sepanjang masa.
Oleh karena itu, ia meyakini pasar masih akan terus bergerak sideways dengan kecenderungan tertekan dalam beberapa waktu ke depan.
Berdasarkan hitungannya, saat ini level support terkuat Bitcoin berada di USD 38.000 per BTC. Jika sampai level tersebut tertembus, tidak menutup kemungkinan harga Bitcoin bisa turun semakin dalam
Menurutnya, momen ini bisa dimanfaatkan para investor untuk melakukan Dollar Cost Averaging (DCA). Ia merekomendasikan dua aset kripto yang paling tepat untuk saat ini, yakni Bitcoin dan Ethereum.