parboaboa

Indonesia Selamat dari Dampak Gempabumi Perbatasan China-Kyrgyzstan

Aprilia Rahapit | Internasional | 23-01-2024

Ilustrasi. Gempabumi yang menimpa perbatasan China-Kyrgyzstar disebut BMKG memiliki mekanisme pergerakan oblique thrust fault. (Foto: Shutterstock)

PARBOABOA, Jakarta - Wilayah perbatasan antara China dan Kyrgyzstan dini hari ini merasakan getaran hebat akibat gempa tektonik berkekuatan 7,1 magnitudo. 

Kejadian yang terjadi pada Selasa, 23 Januari 2024, pukul 01.09.05 WIB itu, menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), tidak menyebabkan dampak merusak yang signifikan, terutama di Indonesia.

Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, dalam pernyataannya mengkonfirmasi bahwa episenter gempabumi terletak pada koordinat 41,18° Lintang Utara dan 78,67° Bujur Timur, dengan kedalaman 10 kilometer di wilayah perbatasan.

 "Ini adalah gempa dangkal yang disebabkan oleh sesar aktif di Pegunungan Tian Shan," jelas Daryono, Selasa (23/1/2024) pagi.

Analisis mekanisme sumber BMKG menunjukkan bahwa gempa ini memiliki mekanisme pergerakan oblique thrust fault, sebagai salah satu jenis gerakan sesar yang terjadi di batas lempeng tektonik. Terapat kombinasi dari dua jenis gerakan yang menciptakan oblique thrust fault.

Pertama, yaitu thrust atau naik, sebagai gerakan vertikal di mana satu blok kerak bumi dipaksa ke atas di atas blok lain.

Gerakan ini biasanya terjadi di batas konvergen di mana dua lempeng bertabrakan, dan salah satu lempeng dipaksa ke bawah yang lain, sebuah proses yang dikenal sebagai subduksi. Gerakan ini menyebabkan pembentukan pegunungan dan lipatan di kerak bumi.

Selain itu strike-slip atau mendatar. Pada saat yang sama, ada juga komponen gerakan horizontal di mana dua blok kerak bumi bergeser secara lateral satu sama lain.

Ini mirip dengan yang terjadi pada sesar transform, di mana lempeng tektonik bergeser melewati satu sama lain, tetapi tidak naik atau turun secara signifikan.

Ketika kedua jenis gerakan ini terjadi secara bersamaan, sesar tersebut dikatakan memiliki mekanisme "oblique thrust," yang berarti bahwa ada komponen naik (thrust) dan komponen mendatar (strike-slip) dalam gerakan tersebut. 

Oblique thrust faults cenderung terbentuk di zona subduksi yang kompleks atau di mana proses tektonik menyebabkan tekanan yang tidak hanya mendorong blok kerak bumi ke atas tetapi juga menyebabkan mereka bergerak secara horizontal.

Gempa bumi yang dihasilkan dari oblique thrust faults bisa sangat kuat dan merusak, karena mereka melepaskan energi dari kedua komponen gerakan ini.

Struktur geologi yang dihasilkan dari jenis sesar ini sering kali kompleks dan bisa mencakup ciri-ciri seperti pegunungan yang tinggi, lipatan kerak bumi, dan garis patahan yang jelas di permukaan bumi.

Meskipun peta guncangan menunjukkan intensitas yang kuat di dekat pusat gempa, dengan skala intensitas mencapai VIII MMI, yang berpotensi menyebabkan kerusakan pada bangunan dengan struktur lemah, hingga saat ini belum ada laporan kerusakan atau korban. 

"Kami telah melakukan analisis menyeluruh dan dapat memastikan bahwa gempa ini tidak berdampak pada wilayah Indonesia," tambah Daryono.

Dalam upaya pemantauan lanjutan, BMKG telah mencatat adanya delapan gempa susulan dengan magnitudo antara 4,9 dan 5,2 hingga pukul 05.00 WIB. 

Daryono menekankan pentingnya tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. 

"Kami menghimbau masyarakat untuk mengikuti update dari BMKG dan tetap waspada terhadap informasi resmi," tutup Daryono.

Kondisi Geografis

Perbatasan antara China dan Kyrgyzstan merupakan sebuah zona yang unik dan geografis kompleks. Area ini adalah bagian dari Asia Tengah dan terletak di wilayah pegunungan tinggi yang dikenal sebagai Pegunungan Tian Shan. 

Beberapa aspek kunci dari kondisi geografis wilayah perbatasan China-Kyrgyzstan, di antaranya yaitu pegunungan Tian Shan, pegunungan ini menjadi salah satu sistem pegunungan utama di Asia Tengah dan merupakan bagian dari rantai yang lebih besar yang memisahkan dataran Cina dari Asia Tengah. 

Tian Shan meluas ke wilayah beberapa negara, termasuk China, Kyrgyzstan, Kazakhstan, dan Uzbekistan. Puncak tertinggi di Pegunungan Tian Shan adalah Jengish Chokusu (Pik Pobedy), yang mencapai ketinggian lebih dari 7.400 meter di atas permukaan laut.

Selain itu terkait iklim, kondisi iklim di wilayah ini sangat bervariasi, dari iklim kontinental kering di lembah dan dataran rendah hingga kondisi subarktik dan kutub di puncak pegunungan tinggi. Suhu bisa sangat fluktuatif, dengan musim dingin yang sangat keras dan musim panas yang relatif sejuk.

Terkait hidrologi, area ini memiliki beberapa sungai dan danau, yang kebanyakan bersumber dari salju dan gletser pegunungan. Sumber air ini penting untuk irigasi dan kebutuhan domestik di daerah yang sebagian besar kering ini.

Dari sisi ekologi, sona perbatasan ini memiliki keanekaragaman hayati yang kaya dengan berbagai habitat, mulai dari stepa dan padang rumput hingga hutan konifer di ketinggian lebih tinggi. Area ini merupakan habitat bagi beberapa spesies langka dan terancam punah.

Adapun dari sisi aktivitas Tektonik, wilayah ini secara geologis aktif dengan banyak sesar tektonik, yang menjadikannya rentan terhadap gempa bumi. Kegiatan tektonik ini adalah hasil dari tabrakan lempeng tektonik India dengan Eurasia yang membentuk Pegunungan Himalaya dan pegunungan di sekitarnya.

Pemanfaatan lahan daerah ini,  terutama digunakan untuk pertanian, terutama di lembah-lembah yang lebih rendah, dan penggembalaan di ketinggian yang lebih tinggi. Ada juga beberapa penambangan dan eksploitasi sumber daya alam lainnya.

Sementara itu dari perspektif geopolitik, wilayah perbatasan ini memiliki peran strategis, yakni bagian dari jalur perdagangan kuno, yang termasuk dalam jalur Sutra yang menghubungkan Timur dengan Barat.

Bisa dibilang, perbatasan ini menjadi daerah yang kompleks dengan kondisi geografis, ekologis, dan geologis yang menciptakan lingkungan yang unik dan sering kali menantang bagi penghuninya.

Editor : Aprilia Rahapit

Tag : #china    #gempabumi    #internasional    #bencana   

BACA JUGA

BERITA TERBARU