PARBOABOA, Jakarta - Keluarga korban Tragedi Mei 1998 melakukan tabur bunga di makam massal TPU Pondok Ranggon, Jakarta Timur, Sabtu (13/5/2023).
Kegiatan ini untuk mengenang peristiwa kerusuhan 13-15 Mei 1998 yang memakan 1.217 korban jiwa.
Ketua Komnas Perempuan Andy Yentriyani mengatakan, kegiatan tabur bunga ini sebagai upaya mengingatkan publik terhadap tragedi kelam bangsa Indonesia.
"Dengan peringatan tragedi 98 ini kita berharap bisa meneguhkan solidaritas, kita saling silang daya untuk memastikan upaya pemenuhan hak-hak korban pelanggaran HAM berat bisa terpenuhi," ujar Andy kepada Parboaboa.
Sementara itu, Komisioner Komnas Perempuan Theresia Sri Endras Iswarini berharap kegiatan peringatan tragedi Mei 1998 ini tidak hanya sebatas seremoni tetapi bisa menjadi pelajaran bagi Indonesia agar tak terulang kejadian serupa.
"Tidak hanya mengingat tragedi tetapi mengambil pembelajaran dari kejadian traumatik," ucapnya kepada Parboaboa.
Salah satu keluarga korban, Tri, datang bersama anaknya untuk mengenang peristiwa kelam yang merenggut nyawa Abangnya yakni Mustofa.
Tri bercerita, abangnya menjadi korban kerusuhan 13 Mei 1998 di Plaza Yogya Klender, Jakarta Timur.
Tri ingat betul waktu itu ia masih duduk di kelas 1 SD ketika Mustofa harus meregang nyawa.
"Waktu itu saya lagi main tiba-tiba dikasih tau sama tetangga ada kejadian tragedi Mei 98 di Yogya Klender. Akhirnya saya lari sama kakak saya ke Yogya Klender," cerita Tri kepada Parboaboa.
Sesampainya, Tri menyaksikan api sudah berkobar membakar Yogya Klender. Ia pun memutuskan pulang untuk memberitahu peristiwa itu kepada Ibunya, Kusmiati.
Sebelum tragedi terjadi, Tri ingat betul ia masih bertengkar dengan Abangnya. Ia berebutan nasi goreng dengan Mustofa.
"Waktu itu saya berebutan nasi goreng. Habis itu saya rebutan kan. 'Itu punya aku, Kak.' Akhirnya kakak saya mengalah, ia pergi. Gak taunya ia pergi ke Yogya Klender diajak teman-temannya. Dia kakak yang paling baik untuk adik-adiknya," ceritanya.
Mustofa tewas terbakar di Yogya Plaza Klender. Ia pamit dengan Ibunya untuk pergi bermain setelah pulang sekolah.
Jenazah Mustofa baru ditemukan selang beberapa hari di RSCM, Jakarta Pusat.
Editor: Kurnia Ismain