Langkah Pemerintah India Hadapi Wabah Virus Nipah, Pelacakan Kontak Erat hingga Pengujian Massal

Pemerintah India berupaya keras mengendalikan penyebaran virus nipah, setelah dua warga meninggal dunia. (Foto: iStockphoto)

PARBOABOA, Jakarta – Pemerintah India saat ini sedang berupaya keras untuk mengendalikan penyebaran virus nipah, setelah dua warga sipil dikonfirmasi meninggal dunia setelah terinfeksi. 

Langkah-langkah yang diambil pemerintah termasuk menutup sejumlah sekolah, kantor, dan menangguhkan operasional transportasi umum.

Menteri Kesehatan negara bagian, Veena George, mengungkapkan bahwa pemerintah juga tengah melakukan berbagai upaya lainnya. 

Salah satunya adalah pembentukan tim khusus yang bertujuan untuk melacak dini kontak erat dari pasien yang telah terinfeksi. Selain itu, siapa pun yang menunjukkan gejala terinfeksi virus nipah akan segera diisolasi.

Pemerintah negara bagian juga telah membatasi pergerakan masyarakat di beberapa wilayah untuk mengatasi krisis medis ini. 

Zona isolasi telah diberlakukan di setidaknya tujuh desa di Distrik Kozhikode. Selain itu, staf medis yang memiliki kontak langsung dengan pasien terinfeksi juga dikarantina.

Sebagai langkah penting lainnya, pemerintah saat ini sedang melakukan pengujian massal di wilayah-wilayah yang telah melaporkan kasus terbaru. 
Lebih dari 130 orang telah menjalani pengujian untuk mendeteksi keberadaan virus nipah.

Korban Virus Nipah di India

Seorang pejabat dari Institut Virologi Nasional yang tidak ingin disebutkan namanya, pada Selasa (12/9/2023), mengungkapkan bahwa dua pasien yang meninggal akibat virus ini terjadi dalam rentang yang cukup dekat.

Korban pertama adalah seorang pemilik tanah kecil yang tinggal di desa Marutonkara, Distrik Kozhikode. Saat ini, anak perempuan dan saudara ipar korban telah terinfeksi dan sedang dirawat di ruang isolasi. 

Selain itu, anggota keluarga dan tetangga lainnya sedang menjalani tes untuk memastikan tidak ada penyebaran lebih lanjut.

Kematian kedua terjadi setelah seorang pasien di rumah sakit melakukan kontak dengan korban yang juga dirawat di rumah sakit. Kejadian ini menandai wabah Nipah keempat yang terjadi di Kerala sejak 2018.

Wabah Nipah pertama dan yang paling parah dimulai ketika seorang pria berusia 26 tahun dirawat di rumah sakit karena mengalami demam dan batuk. 

Keluarga dekatnya dan pasien lainnya juga mengalami gejala serupa, akhirnya didiagnosis terinfeksi oleh virus Nipah. Pada saat itu, 21 dari 23 orang yang terinfeksi meninggal dunia.

Pada wabah Nipah 2021, seorang anak berusia 12 tahun yang terinfeksi virus Nipah juga meninggal dunia. Sebanyak 188 orang diidentifikasi sebagai kontak erat korban pada waktu itu. 

Sekitar 20 orang dari kontak erat tersebut telah dikarantina atau dirawat di rumah sakit karena dianggap berisiko tinggi terpapar. 
Pemerintah bahkan mengisolasi rumah korban meninggal hingga jarak tiga kilometer.

Sementara pada 2019, satu orang dilaporkan meninggal dunia akibat virus Nipah. Situasi ini terus dipantau oleh pihak berwenang untuk mencegah penyebaran lebih lanjut dan melindungi masyarakat.

Awal Mula Virus Nipah

Virus Nipah pertama kali teridentifikasi di Malaysia pada tahun 1998 dalam sebuah wabah penyakit yang menyerang peternak babi dan individu yang memiliki kontak erat dengan hewan tersebut. 

Penyakit ini menimbulkan perhatian serius di seluruh dunia karena potensinya untuk menyebabkan dampak yang mematikan.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), inang alami dari virus Nipah adalah kelelawar buah. Namun, virus ini juga dapat menginfeksi berbagai jenis hewan lainnya, termasuk babi, kuda, kambing, domba, kucing, dan anjing, yang bertindak sebagai inang perantara.

Virus Nipah, yang memiliki potensi mematikan dan dapat merusak otak, dapat ditularkan kepada manusia melalui kontak langsung dengan cairan tubuh dari kelelawar, babi, atau orang yang telah terinfeksi. 

Ada juga kemungkinan penularan virus ini melalui konsumsi buah yang telah terkontaminasi oleh air liur atau air seni kelelawar yang terinfeksi.

Masa inkubasi virus Nipah, yaitu periode antara paparan virus hingga timbulnya gejala, berkisar antara 4 hingga 14 hari. Namun, terdapat laporan yang mengindikasikan bahwa masa inkubasi dapat berlangsung hingga 45 hari.

Gejala awal infeksi virus Nipah pada manusia biasanya mencakup demam, sakit kepala, nyeri otot, muntah, dan sakit tenggorokan. 

Paling memprihatinkan adalah tingkat kematian yang tinggi, mencapai 75 persen pada pasien yang terpapar virus ini. 

Sayangnya, hingga saat ini, belum ada pengobatan spesifik atau vaksin yang tersedia untuk melawan virus Nipah.

Editor: Umaya khusniah
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS