PARBOABOA, Siantar – Seorang pemuda bernama Serpan (20) asal Kampung Cikawah, Desa Sobang, Lebak, Banten membuktikan bahwa keadaan ekonomi tak selamanya menjadi penghalang untuk meraih kesuksesan.
Serpan berhasil lulus Tamtama Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat (AD). Ia membuktikan jika masuk TNI AD tidak harus menggunakan uang ataupun jalur kerabat (jalur orang dalam).
Serpan berasal dari keluarga yang tak mampu. Orangtuanya cacat dan menjual gula keliling yang berjarak 12 kilometer jika ingin belanja ke pasar. Namun, hal itu bukanlah penghalang bagi dirinya.
Serpan memiliki keinginan yang kuat untuk bersekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Ia bahkan menempuh pendidikan di SMAN Rangkasbitung tanpa dorongan dari orangtuanya dan lulus tahun 2019.
Ia kemudian kuliah tanpa sepengetahuan orangtuanya dan tinggal di rumah gurunya. Di sana, Serpan menerima bimbingan dari rekannya bernama Faizal.
"Awalnya saya bertemu dengan Sarpan pada tahun lalu, dan memberikan bimbingan karena ia gigih. Ia ingin sekali sekolah yang tinggi agar dapat membantu kedua orangtuanya yang sudah tak mampu lagi," kata Faizal.
Faisal membimbing anak pasangan Rasan dan Saripah ini mulai dari sekolah tinggi hingga berhasil lulus menjadi anggota TNI AD.
Usaha tersebut ternyata membuahkan hasil yang luar biasa. Tahun 2021, Serpan lulus setelah mendaftar Tamtama TNI AD Kodam III Siliwangi, Bandung, Jawa Barat tanpa biaya sepeser pun. Ia diketahui hanya mengeluarkan biaya untuk admin dan ongkos ke Bandung.
Usai menjalani pendidikan di Bandung, Serpan pulang ke kampungnya dan dijemput oleh warga di pintu masuk Desa Sobang. Saat proses penjemputan tersebut, Serpang langsung dikalungi bunga dan jalan kaki bersama-sama dari depan desa hingga ke rumahnya yang mencapai 3 kilometer.
Setelah ditelusuri, Serpan ternyata seorang pemuda yang memiliki segudang prestasi di bidang olahraga, yakni softball dan catur. Ia merupakan pemuda yang kerap menyandang juara 1 setiap perlombaan di Provinsi Banten hingga Kabupaten.
"Sebenarnya dia itu pemuda berprestasi di Porda, dia tercatat atlet softbol di Kabupaten Lebak dan juga juara 1 ditingkat provinsi. Saya ingin membuktikan jika ingin masuk TNI, Polri atau kedinasan tidak selalu dengan uang," jelas Faizal.
Faizal juga membeberkan kisah lain yang dialami Serpan. Saat hendak pulang ke Kecamatan Sobang, Serpan harus berjalan kaki atau berlari kecil sejauh 48 kilometer, dengan letak geografis naik turun perbukitan.
"Setiap ditawari untuk naik ke kendaraan umum tapi tidak mau, dengan alasan ingin berolahraga. Tapi pada dasarnya dia tidak mau ketahuan jika tidak mempunyai uang dan malu dengan keluarganya," beber Faizal.
Itulah kisah Fasan si anak penjual gula keliling yang berhasil lulus TNI AD. Bagaimana dengan kisahmu?
Editor: -