PARBOABOA, Medan- Petani di Medan mulai merasakan mahalnya harga pupuk sehingga beralih menggunakan pupuk organik. Seperti disampaikan Narto salah seorang petani dalam acara melaksanakan panen padi bebas pestisida yang turut dihadiri Kodam I/BB dan stake holder terkait di Jalan Harmonika Baru Kecamatan Medan Selayang, Senin (06/03/2023) sore.
'Awal-awalnya memang agak sulit (beralih ke organik) pak, tapi pelan-pelan kita jalankan mudah-mudahan bisa naik hasilnya," katanya.
Narto mengatakan salah satu kesulitan beralih ke organik, karena hasilnya lebih sedikit dibandingkan dengan menggunakan bahan kimia.
Namun, kondisi ini menjadi dilematis saat harga pupuk kimia melambung tinggi membuat petani menjerit.
"Memakai kimia jauh lebih banyak hasilnya cuma memakai kimia memerlukan lebih banyak modal," kata Narto.
"Harga pupuk sama-sama kita tahu harga urea aja Rp500 ribu per sak, itu cukup menangis petani," sambungnya.
Narto mengatakan ia bersama kelompok taninya beralih ke penanaman padi dengan cara organik.
"Maka itu saya agak sedih mikirkan stok pangan kita bahan baku semua melambung tinggi seperti urea jadi petani ini agak meredup pak sehingga mengalihkan ke organik ini sebetulnya sangat murah," katanya.
Narto berharap kepada petani lainnya untuk mengembangkan metode organik sesuai dengan binaan Kodam I/BB.
"Harapan kami supaya kita sama-sama mengembangkan, karena kita penampung nya udah ada, tinggal kita membuat tanamannya jadi lebih sehat bahkan kita makan sendiri pun lebih sehat," pungkasnya.
Diketahui, Kodam I/Bukit Barisan (BB) bersama dengan Kelompok Tani Medan Selayang melaksanakan panen padi bebas pestisida di Jalan Harmonika Baru Kecamatan Medan Selayang, Senin (6/3/2023) sore.
Dalam panen itu, petani mendapatkan padi sebanyak 2,4 ton dari lahan seluas sekitar setengah hektar sawah di lahan yang sempit di tengah kota.
Editor: Betty Herlina