Mengenal Nguyen Phu Trong: Ketua Partai Komunis Vietnam yang Meninggal di Usia 80 Tahun

Sosok Nguyen Phu Trong, Presiden ke-9 Vietnam yang meninggal dunia, 19 Juli 2024 di usia 80 tahun. (Foto: Reuters)

PARBOABOA, Jakarta - Presiden ke-9 Vietnam, Nguyen Phu Trong, tutup usia pada Jumat (19/7/2024) dini hari waktu setempat.

Phu Trong yang juga Ketua Partai Komunis Vietnam ini meninggal di usia 80 tahun.

Media pemerintah Vietnam tidak menyebutkan penyebab pasti kematian pemimpin Partai Komunis sejak 2011 itu.

Namun berdasarkan informasi tim medis pemerintah Vietnam, Trong meninggal karena usia dan penyakit serius yang dideritanya.

Kabar Trong sakit keras santer terdengar beberapa bulan terakhir. Ia tampak rapuh dan lemah saat menghadiri berbagai acara publik di Vietnam.

Bahkan, penganut ideologi Marxis-Leninis itu tak dapat menghadiri beberapa pertemuan tingkat tinggi pemimpin negara karena tengah fokus memulihkan kesehatannya.

Diketahui, Vietnam menjadi negara yang tidak memiliki pemimpin tertinggi.

Kepala partai memegang posisi paling berkuasa di negara itu dan Trong telah menjabat di posisi tersebut sejak 2011.

Saat ini Vietnam dipimpin To Lam, yang juga Menteri Keamanan Publik. To Lam memimpin Vietnam sejak Mei 2024. Ia menggantikan Vo Van Thuong usai pemungutan suara rahasia yang digelar Majelis Nasional Vietnam.

Mengenal Sosok Nguyen Phu Trong

Pria kelahiran 14 April 1944 ini merupakan seorang politikus Vietnam yang pernah menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Partai Komunis Vietnam dan menjadi presiden kesembilan di negara itu.

Trong sempat menjabat sebagai Ketua Majelis Nasional Partai Komunis Vietnam dari tahun 2006 hingga 2011.

Ia kemudian terpilih sebagai Sekretaris Jenderal Partai Komunis Vietnam pada Kongres Nasional ke-11 partai pada 19 Januari 2011. Pada 2016, atau saat Kongres Nasional partai ke-12, Trong terpilih kembali.

Selain memimpin sekretariat partai, Trong juga menjabat Sekretaris Komisi Militer Vietnam.

Melansir Wikipedia, Trong juga menjadi kepala Politbiro de facto atau badan pembuat keputusan tertinggi di Vietnam. Posisi itu yang menjadikannya sebagai orang paling berkuasa di Vietnam.

Kemudian pada 3 Oktober 2018, Komite Pusat Partai Komunis Vietnam mencalonkan Nguyen Phu Trong pada Sidang Majelis Nasional untuk menjadi Presiden Vietnam berikutnya. Selang 20 hari berikutnya atau pada pertemuan masa sidang keenam Majelis Nasional, Trong terpilih sebagai Presiden Vietnam ke-9.

Trong memimpin Vietnam sejak 2018 hingga 2021. Ia kemudian digantikan Nguyen Xuan Phuc yang menjabat dari 2021-2023 dan dilanjutkan To Lam sejak Mei 2024.

Hubungan Nguyen Phu Trong dengan Indonesia

Hubungan Indonesia dan Vietnam lebih banyak seputar masalah kawasan perairan yang seringkali memicu ketegangan.

Vietnam selama ini tak mengakui Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia yang merujuk pada Konvensi PBB mengenai Hukum Kelautan (UNCLOS) 1982.

Konvensi ini memberi hak setiap negara mengeklaim perairan lepas sepanjang 200 mil dari daratan terluar dan nelayan asal Vietnam sering kali melanggar ini.

Masuknya nelayan asing asal Vietnam ini sebagian besar terjadi di sekitar kepulauan Natuna Utara, dekat Laut Cina Selatan. Mereka menangkap ikan dan masuk dalam ZEE Indonesia.

Oleh karena itu, Presiden Joko Widodo dan Sekretaris Jenderal Partai Komunis Vietnam, Nguyen Phu Trong, membahas penyelesaian sengketa maritim kedua negara untuk meredam ketegangan pada 2017 lalu.

Keduanya menandatangani Letter of Intent (LoI) antara Badan Keamanan Laut RI (Bakamla) dan Vietnam Coast Guards untuk mencegah konflik maritim terjadi kembali.

Selain di bidang maritim, kerja sama Indonesia-Vietnam di bawah kepemimpinan Nguyen Phu Trong juga terjadi di bidang pendidikan, kerja sama eksplorasi gas alam, industri perdagangan batu bara dan penguatan penegakan hukum.

Editor: Kurniati
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS