Viral Bayi di Tangerang Mengidap Penyakit Kawasaki, Kenali Gejala dan Penyebabnya

Penyakit kawasaki yang diderita balita (Foto: orami.co.id)

PARBOABOA, Pematang Siantar – Balita berjenis kelamin perempuan di Tangerang viral karena mengidap penyakit langka bernama kawasaki. Kejadian itu diunggah oleh sang ibu ke akun media sosial TikTok.

Dalam video tersebut, sang ibu bernama Elsa menjelaskan semula anaknya dinyatakan positif tifus dan harus menjalani perawatan medis di rumah sakit. Hal itu diketahui setelah si bayi menjalani serangkaian tes, termasuk pengecekan darah.

"Kamis pagi badannya (anak balitanya) panas lagi dan kondisi anaknya sudah lemas. Saya bawa ke dokter anak, dokter minta cek darah dan hasilnya leukosit tinggi, serta tubex 4. Diinfokan jika anak saya positif tifus dan diminta langsung dirawat," kata Elsa.

Hal yang mengejutkan terjadi ketika Elsa bercerita tentang penyakit kawasaki yang dialami anaknya tidak ditanggung Badan penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Menurutnya, pihak rumah sakit menolak penggunaan BPJS karena penyakit langka itu tidak termasuk dalam penyakit yang di-cover BPJS.

Lantas, apa sebenarnya penyakit langka bernama kawasaki itu? Berikut Parboaboa sudah merangkum dari berbagai sumber.

Penyakit Kawasaki

Pada awal 2019, penyakit kawasaki menyerang sekitar 50 anak di California, Amerika Serikat. Diketahui penyakit ini pertama kali ditemukan pada tahun 1960 di Jepang dan merambah ke Hawai pada tahun 1970. Rata-rata penyakit tersebut menyerang anak usia 6 bulan hingga 5 tahun.

Melansir dari alodokter, penyakit kawasaki bukan temasuk penyakit menular. Penyakit ini menimbulkan gejala berupa demam dan ruam kulit kemerahan yang muncul hampir di seluruh bagian tubuh.

Untuk mencegah peradangan pada dinding pembuluh darah jantung, penyakit ini harus segera ditangani begitu gejalanya muncul. Jika mendapat pertolongan sejak dini, anak akan sembuh dalam waktu 6 – 8 minggu.

Gejala Penyakit Kawasaki

Gejala penyakit langka ini muncul dalam tiga tahap dan berlangsung selama kurang lebih 1,5 bulan. Berikut penjelasannya:

Tahap I

Pada tahap I terjadi pada minggu pertama sampai minggu kedua. Pada tahap ini gejala yang muncul adalah sebagai berikut:

  • Demam yang berlangsung selama lebih dari 3 hari
  • Bibir dan lidah kering, kemerahan, serta pecah-pecah
  • Ruam kemerahan muncul di hampir seluruh bagian tubuh
  • Telapak tangan dan kaki membengkak, serta memerah
  • Mata memerah, tanpa disertai keluarnya cairan
  • Muncul benjolan di leher akibat pembengkakan kelenjar getah bening.

Tahap II

Gejala tahap II biasanya muncul pada minggu kedua sampai dengan minggu keempat. Gejala yang muncul yaitu:

  • Diare
  • Muntah
  • Sakit perut
  • Sakit kepala
  • Tubuh terasa lelah
  • Nyeri dan pembengkakan pada sendi
  • Kulit di jari tangan dan kaki terkelupas
  • Kulit dan bagian putih mata tampak menguning
  • Terdapat nanah dalam urine

Tahap III

Tahap III terjadi pada minggu keempat sampai dengan minggu keenam. Pada tahap ini, gejalanya mulai mereda. Meskipun demikian, kondisi anak masih lemas dan mudah lelah. Butuh waktu setidaknya sampai minggu kedelapan hingga kondisi anak kembali normal.

Penyebab Penyakit Kawasaki

Hingga saat ini,para peneliti belum dapat mengungkapan apa penyebab pasti dari munculnya penyakit Kawasaki. Namun, diyakini bahwa penyakit langka ini muncul akibat adanya infeksi, faktor sistem imun tubuh, dan genetik yang diduga kuat berperan dalam kemunculannya.

1. Infeksi

Melansir dari hellosehat, ada kemungkinan bahwa kondisi tersebut terjadi karena adanya penyakit infeksi pada anak yang berasal dari bakteri atau virus tertentu. Namun, hingga kini belum diketahui patogen apa yang menimbulkan penyakit kawasaki.

Beberapa patogen yang telah diteliti dan diduga berperan dalam munculnya gejala-gejala adalah parvovirus B19, rotavirus, virus Epstein-Barr, dan virus parainfluenza tipe 3.

2. Faktor Genetik

Selain karena terinfeksi virus atau bakteri, para ahli menduga bahwa beberapa anak cenderung mengalami kelainan genetik. Hal ini didukung fakta bahwa penyakit kawasaki banyak ditemukan pada anak-anak keturunan Asia Timur, khususnya di Jepang dan Korea.

Editor: -
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS