Sindrom Klinefelter: Ciri-Ciri, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatannya

Sindrom Klinefelter (Foto: Parboaboa)

PARBOABOA – Sindrom Klinefelter adalah salah satu kondisi genetik yang mungkin masih jarang didengar dan belum banyak dikenal oleh masyarakat umum.

Pada umumnya, sindrom ini terjadi ketika seorang laki-laki memiliki satu atau lebih kromosom X tambahan selain kromosom Y.

Penderita sindrom klinefelter memiliki ciri khusus dan berdampak pada perkembangan hormon seksual dan kesehatan secara keseluruhan.

Agar lebih memahaminya, berikut dijelaskan bagaimana ciri ciri sindrom klinefelter, penyebab, dan dampak yang ditimbulkan. Yuk, simak ulasannya sampai selesai, ya!

Apa Itu Klinefelter Syndrome?

Klinefelter syndrome (Foto: Pinterest/@megancoral) 

Sindrom Klinefelter adalah suatu kondisi genetik yang memengaruhi laki-laki dan ditandai dengan adanya satu atau lebih kromosom X tambahan selain kromosom Y yang biasanya dimiliki oleh laki-laki.

Dengan kata lain, individu dengan Sindrom ini memiliki kromosom seks tambahan, biasanya XXY. Hal ini berbeda dari laki-laki biasa yang memiliki kromosom XY.

Menurut situs Mayo Clinic, Kondisi ini biasanya terjadi akibat kesalahan selama pembelahan sel dalam perkembangan embrio.

Meskipun Hipogonadisme XXY adalah salah satu gangguan kromosom yang paling umum, banyak kasusnya tidak terdiagnosis karena gejalanya seringkali ringan atau tidak terlihat.

Itulah alasannya mengapa para penderitanya kerap tak menyadari bahwa mereka telah terjangkin penyakit ini.

Menurut statistik, Sindrom XXY mempengaruhi sekitar 1 dari 500 hingga 1 dari 1.000 kelahiran laki-laki. Itulah alasan mengapa sindrom ini menjadi salah satu gangguan kromosom paling umum pada manusia.

Meskipun cukup umum, penyadaran dan pemahaman masyarakat tentang kondisi ini seringkali terbatas.

Oleh karena itu, penting untuk memahami gangguan kromosom seks XXY, termasuk gejala, diagnosa, dan manajemennya, agar individu yang terkena kondisi ini dapat menerima perawatan dan dukungan yang sesuai.

Ciri-ciri Sindrom Klinefelter

Klinefelter syndrome (Foto: Parboaboa) 

Gangguan kromosom seks XXY dapat menunjukkan berbagai ciri-ciri yang berkisar dari gejala fisik hingga perubahan hormonal.

Tanda dan ciri ciri sindrom klinefelter juga cukup beragam tergantung usia para penderitanya. Beberapa gejala umumnya adalah sebagai berikut:

Ciri Ciri Sindrom XXY pada Bayi

  • Otot yang lemah
  • Perkembangan motorik yang berlangsung lebih lambat dari kebanyakan, memerlukan waktu lebih lama untuk duduk, merangkak, dan berjalan
  • Keterlambatan dalam kemampuan berbicara
  • Masalah sejak lahir, termasuk ketidaknormalan seperti testis yang belum turun ke dalam skrotum

Ciri-ciri Sindrom XXY pada Anak laki-laki dan Remaja

  • Tinggi badan diatas rata-rata
  • Kaki yang lebih panjang, batang tubuh yang lebih pendek, dan pinggul yang lebih lebar daripada anak laki-laki lainnya
  • Tidak ada masa pubertas atau tertunda, tidak lengkap
  • Setelah pubertas, penderita sindrom klinefelter memiliki ciri penurunan otot dan pertumbuhan rambut wajah dan tubuh lebih lambat dibandingkan dengan remaja lainnya
  • Testis yang kecil dan kurang berkembang
  • Penis yang lebih kecil
  • Pembengkakan jaringan payudara (ginekomastia)
  • Tulang yang lebih rentan
  • Tingkat energi yang lebih rendah
  • Kecenderungan menjadi pemalu dan sensitif
  • Kesulitan dalam mengekspresikan pikiran dan perasaan atau berinteraksi sosial
  • Masalah dalam membaca, menulis, mengeja, atau matematika

Ciri Ciri Sindrom XXY pada Laki-laki Dewasa

  • Jumlah sperma yang rendah atau bahkan tidak ada sperma sama sekali
  • Testis dan penis yang lebih kecil
  • Gairah seks yang lebih rendah
  • Lebih tinggi dari rata-rata tinggi badan pria umumnya
  • Tulang yang cenderung lemah
  • Pertumbuhan rambut wajah dan tubuh yang kurang
  • Kurang berotot dibandingkan dengan pria lainnya
  • Pembengkakan jaringan payudara
  • Peningkatan lemak di area perut

Penyebab Sindrom klinefelter

Klinefelter syndrome (Foto: Parboaboa) 

Menurut situs My Cleveland Clinic, Sindrom 47,XXY disebabkan oleh kesalahan selama pembelahan sel dalam perkembangan embrio.

Penyebab utamanya adalah kejadian acak saat pembelahan sel pada pembentukan sel telur atau sperma yang menghasilkan kromosom tambahan.

Kondisi ini juga dapat disebabkan oleh translokasi kromosom, yaitu ketika sebagian besar atau seluruh kromosom tambahan terletak pada salah satu kromosom seks. Rumus kromosom sindrom klinefelter adalah XXY.

Ini berarti mereka memiliki dua kromosom X (salinan ekstra) dan satu kromosom Y. Rumus kromosomnya klinefelter syndrome adalah 47,XXY.

Kromosom tambahan inilah yang menyebabkan gejala dan karakteristik klinis yang terkait dengan sindrom ini.

Penting untuk dicatat bahwa sindrom ini bukan disebabkan oleh faktor lingkungan atau tindakan orang tua.

Kromosom tambahan biasanya muncul secara kebetulan selama pembelahan sel dalam perkembangan embrio. Sindrom ini juga tidak dapat diwariskan dari orang tua kepada anak mereka.

Faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya kesalahan selama pembelahan sel yang menyebabkan Sindrom ini belum sepenuhnya dipahami.

Namun, penting untuk menyadari bahwa ini adalah kondisi yang terjadi secara kebetulan dan bukan disebabkan oleh tindakan atau keputusan orang tua.

Pengobatan Sindrom Klinefelter

Klinefelter syndrome (Foto: Shutterstock) 

Berikut adalah beberapa pendekatan pengobatan yang dapat digunakan:

1. Terapi Hormon

Banyak individu dengan Hipogonadisme hipergonadotropik XXY menerima terapi hormon, terutama terapi testosteron, untuk mengatasi masalah hormonal yang sering terkait dengan kondisi ini.

Terapi ini dapat membantu meningkatkan perkembangan seksual sekunder, energi, dan kualitas hidup. Terapi hormon biasanya dimulai selama remaja.

2. Terapi Pendidikan dan Psikososial

Bantuan pendidikan dan dukungan psikososial dapat membantu individu dengan Sindrom XXY mengatasi masalah psikososial seperti masalah identitas, kepercayaan diri, dan kesulitan sosial.

Terapis dan konselor dapat membantu mereka dalam beradaptasi dengan perubahan fisik dan emosional yang mungkin mereka alami.

3. Pendekatan Khusus untuk Infertilitas

Jika seorang pria yang didiagnosis sebagai penderita sindrom Klinefelter berkeinginan untuk memiliki anak, teknik-teknik seperti inseminasi buatan atau pengambilan sperma langsung dari testis (tesis eksisi) dapat digunakan.

Meskipun kemungkinan keberhasilan mungkin terbatas, beberapa individu berhasil memiliki anak dengan bantuan teknologi reproduksi.

4. Perawatan Masalah Fisik

Masalah fisik seperti ginekomastia (pembengkakan payudara) dapat diatasi melalui tindakan pembedahan jika diinginkan.

Pemantauan kesehatan secara rutin juga penting untuk mendeteksi masalah kesehatan potensial, seperti osteoporosis atau penyakit jantung, yang dapat lebih umum terjadi pada individu dengan Sindrom super-male XXY.

5. Dukungan dan Pemahaman

Penting untuk memiliki dukungan dari keluarga, teman, dan kelompok dukungan sindrom langka.

Kesadaran dan pemahaman yang lebih besar tentang sindrom ini dapat membantu individu yang terkena dan keluarganya menghadapi tantangan yang mungkin timbul.

Bagaimana Sindrom Ini Didiagnosis?

Perkembangan Janin

Biasanya, penyedia layanan kesehatan jarang melakukan pengujian khusus untuk Sindrom ini selama perkembangan janin.

Jika kondisi ini dideteksi, biasanya terjadi saat melakukan tes genetik (seperti pengambilan sampel vili korionik atau amniosentesis) sebagai bagian dari pemeriksaan genetik lainnya.

Masa Anak-Anak atau Remaja

Penyedia layanan kesehatan mungkin merekomendasikan pengujian jika mereka menemukan pertumbuhan atau perkembangan yang tidak biasa terkait dengan pubertas selama masa anak-anak atau remaja.

Masa Dewasa

Penyedia layanan kesehatan akan melakukan tes untuk Sindrom XXY jika Anda mengalami masalah seperti kadar testosteron yang rendah atau kesulitan kesuburan, khususnya jika Anda dan pasangan mengalami kesulitan dalam upaya untuk hamil.

Komplikasi Sindrom Klinefelter

Orang yang mengidap Klinefelter Syndrome memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami beberapa sindrom metabolik, seperti:

  • Obesitas (memiliki indeks massa tubuh lebih dari 30)
  • Hipertensi (tekanan darah tinggi)
  • Diabetes tipe 2
  • Kolesterol tinggi
  • Trigliserida tinggi (jenis lemak dalam darah Anda)
  • Ginekomastia (pembengkakan jaringan payudara pada pria)
  • Kanker payudara
  • Tremor (getaran pada tubuh)
  • Osteoporosis (penyakit di mana tulang melemah)
  • Penyakit autoimun (termasuk diabetes tipe 1, penyakit tiroid, lupus, dan artritis reumatoid)
  • Gangguan kejang
  • Kesulitan belajar (terutama dalam keterampilan berbahasa)

Apakah Sindrom Klinefelter dapat Dicegah?

Sindrom ini tidak dapat dicegah karena kondisi ini terjadi sebagai akibat dari perubahan genetik yang terjadi secara acak sebelum kelahiran.

Tidak ada tindakan pencegahan yang dapat diambil oleh individu atau orang tua untuk mencegah sindrom ini terjadi.

Sindrom XXY adalah sebuah kondisi yang didasari oleh faktor genetik dan bukan akibat dari tindakan atau keputusan manusia.

Demikianlah artikel seputar Sindrom Klinefelter, mulai dari penyebab, ciri-ciri, hingga dampak yang ditimbulkan. Konsultasikan dengan profesional kesehatan atau genetik jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut tentang kondisi ini.

Editor: Juni
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS