Sosialita Adalah: Pengertian, Ciri-Ciri, Faktor yang Memengaruhi, dan Dampaknya

Sosialita (Foto: Parboaboa/Juni)

PARBOABOA Istilah sosialita tentunya sudah tak asing lagi di dengar, khususnya di tengah perkembangan era digital saat ini.

Maraknya informasi digital yang tersedia dan banyaknya pengguna media sosial membuat masyarakat sering terpapar oleh gaya hidup mewah dan pola hidup konsumtif.

Lantas, sosialita artinya apa? Secara umum, sosialita adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan seseorang yang terlibat dalam kehidupan sosial yang aktif, terutama di kalangan berpengaruh dan mampu secara finansial.

Istilah ini kerap disematkan untuk mereka yang aktif di acara-acara sosial, pesta, ataupun kegiatan lainnya yang melibatkan orang-orang terkenal atau berpengaruh dalam masyarakat.

Kaum sosialita memiliki jaringan sosial yang luas dan memiliki gaya hidup mewah. Mereka juga sering mengikuti tren sosial media dan kegiatan-kegiatan yang populer.

Agar lebih memahaminya, artikel kali ini akan menjelaskan lebih rinci tentang arti sosialita, lengkap dengan ciri-ciri, faktor yang mempengaruhi, dan dampaknya bagi kehidupan. Simak ulasannya sampai selesai, ya!

Apa Itu Sosialita?

Sosialita adalah

Sosialita (Foto: Parboaboa/Juni)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sosialita artinya adalah orang penting atau sosok yang berpengaruh kepada lingkungan sekitar.

Gaya hidup sosialita memiliki akar dari istilah "Socialite", yang sebenarnya sudah ada sejak tahun 1928.

Istilah ini mengacu pada sekelompok individu yang aktif dalam kegiatan sosial dan sering hadir dalam acara hiburan kelas atas, terutama di dunia fashion.

Melansir dari laman Academic Accelerator, kata "socialite", yang berasal dari bahasa Inggris, merupakan kata pinjaman.

Dilansir dari laman Metro.co.uk, bahkan, konsep ini berasal dari abad ke-18 dan ke-19, ketika kaum sosialita adalah istri atau simpanan keluarga kerajaan atau bangsawan.

Menjadi sosialita pada saat itu merupakan sebuah kewajiban, dan merupakan cara untuk bertahan hidup, bukan hanya sekedar untuk mencari kesenangan.

Wanita simpanan harus membayar reputasi sosial mereka, dan harus menggunakan keterampilan sosial mereka untuk mendapatkan dukungan kerajaan, dan membuat kekasih mereka tetap tertarik.

Ketika kekayaan di Amerika mulai meningkat pada abad ke-19, gaya hidup sosialita berubah menjadi peran yang kuat dan berpengaruh.

Banyak orang yang bisa memperoleh uang dalam jumlah besar dengan menerapkan gaya hidup sosialita, sehingga laki-laki dan perempuan mudah menjadi terkenal pada era itu.

Secara keseluruhan, sosialita adalah individu yang aktif dalam kegiatan sosial yang bertujuan untuk mendapatkan hiburan dan kesenangan.

Mereka mengalokasikan waktu mereka untuk menghadiri acara-acara sosial dan mencari hiburan yang memperkaya pengalaman mereka.

Ciri-Ciri Jiwa Sosialita

Ciri-ciri jiwa sosialita adalah kecenderungan untuk menikmati kemewahan, nafsu belanja yang besar, dorongan untuk memamerkan kekayaan mereka, dan keinginan untuk merasakan kesenangan duniawi.

Kegiatan sosialita sering termanifestasi dalam bentuk arisan elit, yang menampilkan kemewahan, gossip, dan kegiatan lain yang terkait dengan kekayaan, posisi sosial yang tinggi, dan gaya hidup yang glamor.

Menurut New York Times, para sosialita menghabiskan antara $98.000 dan $455.000 per tahun (tua dan muda) untuk mempertahankan peran mereka sebagai sosialita yang tekenal.

Sedangkan, di Indonesia konsep sosialita sering kali dikritik karena dianggap sebagai kelompok yang hanya berusaha mempertahankan status sosialnya tanpa memberikan kontribusi yang signifikan kepada masyarakat.

Dengan kata lain, pola hidup mereka tak seimbang sehingga terlihat tidak relevan dengan kebutuhan sosial yang sebenarnya.

Awalnya, sosialita diidentikkan dengan kelompok ibu-ibu sosialita yang aktif dalam kumpulan arisan.

Namun, seiring berjalannya waktu, remaja juga mulai membentuk kelompok mereka sendiri dan mengidentifikasi diri sebagai remaja sosialita.

Faktor yang Mempengaruhi Gaya Hidup Sosialita

Sosialita adalah

Sosialita (Foto: Parboaboa/Juni)

Kelompok sosialita sering kali timbul karena beragam latar belakang yang berbeda. Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi seseorang untuk mengadopsi gaya hidup baru dan bergabung dalam kelompok elit ini.

Beberapa faktor yang memengaruhi terbentuknya kelompok sosialita adalah sebagai berikut:

1. Psikologis

Salah satu faktor yang mempengaruhi gaya sosialita adalah psikologis. Setiap individu memiliki keinginan yang berbeda-beda, yang dipengaruhi oleh faktor psikologis yang memengaruhi pola pikir dan perilaku mereka.

Kelompok sosialita sering kali terdiri dari individu-individu yang berada dalam kekayaan materi dan cenderung mencari kesenangan untuk memenuhi kebutuhan psikologis mereka ketika merasa bosan dengan rutinitas sehari-hari.

Kegiatan yang sering dilakukan oleh mereka meliputi berbelanja di pusat perbelanjaan, bertemu dengan banyak orang, dan mencari hiburan lainnya untuk mengurangi stres yang mereka alami.

Mereka juga cenderung memilih barang-barang bermerk untuk menunjukkan status sosial atau sekadar untuk memenuhi ekspektasi lingkungan mereka.

Upaya untuk mendapatkan pengakuan dari orang lain atau lingkungan sekitarnya seringkali menjadi dorongan utama bagi kelompok sosialita.

Hal ini memperkuat kesan hidup mewah dan glamor serta memperkuat budaya hedonisme di antara mereka.

2. Kondisi Finansial

Individu atau seseorang yang memiliki kecukupan finansial cenderung tertarik untuk mengikuti gaya hidup sosialita.

Sebab, mereka memiliki kemampuan untuk membeli barang-barang mewah dan berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan eksklusif.

3. Pengaruh Media Sosial

Faktor ketiga yang mempengaruhi gaya hidup sosialita adalah media sosial. Medsos sering kali menjadi platform utama yang memperkenalkan gaya hidup sosialita kepada masyarakat luas.

Paparan terhadap gaya hidup glamor dan kemewahan di media sosial dapat memotivasi individu untuk menirunya.

4. Faktor Lingkungan

Salah satu faktor yang mempengaruhi gaya sosialita adalah faktor lingkungan. Faktor ini memainkan peran penting dalam membentuk sikap hedonisme seseorang.

Beberapa faktor yang mempengaruhi adalah seperti unsur kebudayaan, strata sosial, kelompok sosial, dan keluarga.

Setiap aspek lingkungan tersebut memberikan dampak yang besar, tetapi kelompok yang paling sering berinteraksi dengan individu memiliki pengaruh yang paling besar.

Bagi wanita karier, teman-teman mereka memiliki pengaruh yang signifikan. Mereka cenderung berupaya untuk menonjol di antara teman-teman mereka, bahkan dengan mengeluarkan segala kemampuan mereka.

Beberapa sosialita bahkan melakukan aktivitas belanja bersama untuk membandingkan kemampuan belanja mereka satu sama lain, menunjukkan siapa yang lebih mampu membeli produk tertentu.

Dampak Kehidupan Sosialita

Kehidupan sosialita yang cenderung konsumtif dan sering flexing dapat memiliki dampak negatif bagi masyarakat, terutama remaja.

Di era media sosial yang berkembang pesat, orang seringkali berlomba untuk terlihat lebih baik bahkan lebih kaya.

Penting untuk memahami pandangan hidup sosialita agar tidak terjerat lebih dalam. Beberapa dampak negatif dari kehidupan sosialita adalah sebagai berikut:

1. Materialistis

Sosialita seringkali tidak pernah puas dengan apa yang mereka miliki dan cenderung iri terhadap keberhasilan orang lain.

Sifat materialistis ini dapat berdampak negatif pada kesehatan mental, seperti stres karena merasa tidak mampu bersaing atau bahkan depresi karena memiliki harapan yang terlalu tinggi.

Gaya hidup sosialita saat ini sangat dipengaruhi oleh dunia modern, yang sering kali dianggap sebagai gaya hidup hedonis dan sering kali memiliki dampak yang merugikan bagi kehidupan mereka.

2. Konsumtif dan Boros

Dampak yang paling parah dari sosialita adalah konsumtif dan boros. Sosialita sering ingin dipandang sebagai orang yang mapan dan terhormat.

Oleh karena itu, mereka sering menghabiskan banyak uang untuk membeli barang-barang mewah dan branded.

Hal ini mendorong mereka untuk membeli barang bukan karena kebutuhan, tetapi karena keinginan belaka.

Beberapa dari mereka bahkan bisa saja memaksakan gaya hidup ini meskipun mereka sebenarnya tidak mampu secara finansial, yang akhirnya dapat mengakibatkan masalah keuangan yang serius.

3. Tidak Bertanggung Jawab

Kehidupan sosialita juga seringkali membuat mereka menjadi tidak bertanggung jawab karena banyak waktu yang terbuang sia-sia pada aktivitas yang tidak produktif.

Waktu yang seharusnya bisa digunakan untuk hal-hal yang lebih berguna malah terbuang percuma.

Selain itu, sosialita cenderung fokus pada diri mereka sendiri dan kelompok mereka saja, dan tidak mau bergaul dengan orang-orang dari latar belakang yang berbeda.

Contoh Tokoh Sosialita Terkenal

Sosialita adalah

Sosialita (Foto: Parboaboa/Juni)

Salah satu yang paling terkenal dari contoh sosialita adalah selebriti Paris Hilton. Dia adalah contoh utama sosialita abad ke-21 karena kemampuannya menarik perhatian dan ketenaran media hanya melalui koneksi dan koneksi.

Dia adalah cicit dari Conrad Hilton, pendiri Hilton Hotels & Resorts dan pewaris kekayaan Hilton Hotel. Karena gaya hidupnya yang aneh, Hilton dipuji oleh media pada tahun 2001 sebagai "New York's leading It She Girl".

Gossip Girl adalah serial televisi Amerika yang ditayangkan mulai September 2007 hingga Desember 2012 dan berfokus pada kehidupan sosialita Kota New York.

Acara ini memiliki pengaruh yang kuat terhadap cara pandang sosialita di abad ke-21, karena setiap episode menampilkan skandal, kekayaan, dan model-model fashion.

Contoh tokoh sosialita yang terkenal lainnya adalah Kim Kardashian, Jill Kelly, Tinsley Mortimer, EJ Johnson, Olivia Palermo, Lauren Santo Domingo, Derek Blasberg, dan Jean Shafiroff.

Dalam kesimpulannya, sosialita artinya adalah seseorang yang aktif dalam kegiatan sosial yang bertujuan untuk mendapatkan hiburan dan kesenangan.

Sosialita sering kali dikenal karena kehadiran mereka di acara-acara seperti arisan elit, pesta, dan kegiatan-kegiatan yang melibatkan orang-orang terkenal atau berpengaruh dalam masyarakat. Semoga bermanfaat!

Editor: Juni
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS