Tahun lalu, Apple mengumumkan beralih dari chip bikinan Intel dan mulai menggunakan chip bikinan perusahaan sendiri dari lini Apple Silicon untuk perangkat Mac buatannya. Kini, giliran Huawei yang akan mengikuti jejak perusahaan rintisan Steve Jobs tersebut.
Sebuah bocoran mengungkapkan bahwa perusahaan asal China tersebut bakal berhenti menggunakan chip bikinan Intel atau AMD untuk produk komputer (PC) buatan mereka.
Hal ini mencuat dari informasi yang mengalir di jejaring sosial asal China, Weibo, yang berasal dari seorang pembocor ulung bernama "Magic Technology King".
Menurutnya, chip buatan Huawei untuk produk PC bikinan perusahaan tersebut bakal bernama "Pangu".
Kendati begitu, ia mengatakan bahwa chip ini tidak akan ditemui di lini produk untuk konsimen biasa, seperti laptop MateBook dan laptop Huawei lainnya.
Chip Pangu ini kemungkinan akan digunakan di produk PC yang dibuat khusus untuk beberapa grup pengguna tertentu. Kemungkinan chip ini akan digunakan di lini MateStation atau produk PC lainnya yang berbasis server.
Namun, pembocor tersebut tidak mengumbar seperti apa kemampuan chip Pangu. Dirinya, hanya mengklaim bahwa chip itu kemungkinan bakal diperkenalkan sekitar Juni 2022 mendatang. Huawei sebelumnya sudah menjalankan strategi serupa untuk lini produk smartphone.
Dalam beberapa tahun terakhir, smartphone Huawei ditenagai chipset buatan perusahaan yang berada di dalam satu grup dengan Huawei, yakni HiSilicon melalui lini produknya yang dinamai Kirin.
Duo ponsel terbaru Huawei P50 dan Mate 40 Series, misalnya, kompak ditenagai dengan chipset Kirin 9000 bikinan HiSilicon.
Meskipun begitu,, ada varian P50 lain yang menggunakan chipset Snapdragon 888, begitu juga ponsel kelas menengah terbaru Huawei Nova 9 Series yang ditenagai dengan 778G. Namun, kedua chipset tersebut tidak mendukung 5G dan hanya mentok di 4G.
Hal ini disinyalir merupakan efek dari pemblokiran Huawei oleh Amerika Serikat (AS), sebagaimana dikutip dari Gizchina, Rabu (8/12/2021).
Nampkanya langkah untuk menggunakan chipset Snapdragon ini sendiri dipicu oleh kelangkaan chip dan produk semikonduktor lainnya yang saat ini tengah melanda dunia akibat pandemi Covid-19.