PARBOABOA, Jakarta – Pipa gas bawah laut (Baltic Connector) yang menghubungkan Finlandia-Estonia dilaporkan mengalami kebocoran pada Senin, (9/10/2023) lalu.
Dalam insiden ini, Biro Investigasi Nasional (NBI) Finlandia menemukan sebuah benda berat di dekat pipa yang rusak.
Karenanya, pihak NBI Finlandia pun langsung melakukan upaya penyelidikan tentang keterkaitan antara benda berat itu dan kebocoran pipa gas.
Lalu, berdasarkan hasil penyelidikan sementara, Detektif Inspektur Risto Lohi, menyampaikan jika kerusakan pipa gas Baltic Connector disebabkan oleh kekuatan mekanis eksternal.
Risto Lohi juga menyatakan tidak ada alasan untuk percaya jika insiden ini diakibatkan oleh ledakan.
Di samping itu, NBI Finlandia turut menduga adanya upaya sabotase terhadap pipa gas Baltic Connector tersebut.
Kemudian, NBI Finlandia juga menduga jika kerusakan pipa gas Baltic Connector dilakukan oleh kapal kontainer NewNew Polar Bear milik Tiongkok.
Oleh karenanya, penyelidikan pun difokuskan untuk mempelajari keterlibatan kapal Tiongkok dalam insiden itu.
Di sisi lain, pihak Estonia juga melakukan upaya penyelidikan terhadap peristiwa yang turut menyebabkan dua kabel telekomunikasi terputus.
Pihak Estonia mengaku tengah menyelidiki kapal Tiongkok dan kapal Sevmorput milik Rusia.
Menurutnya, penyelidikan dilakukan karena insiden tersebut telah memicu kekhawatiran mengenai keamanan pasokan energi di kawasan Nordik.
Di samping itu, Estonia juga mendorong NATO untuk meningkatkan patroli di Laut Baltik karena kawasan ini menjadi sangat rentan sejak invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022 lalu.
Bantahan Tiongkok dan Rusia
Menanggapi hal tersebut, Juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Tiongkok, Mao Ning, menolak tuduhan jika Tiongkok lah yang bertanggung jawab atas kebocoran pipa dan putusnya dua kabel telekomunikasi milik Finlandia-Estonia.
Dia mengatakan, saat insiden berlangsung, kapal Tiongkok berada dalam keadaan normal dan tidak ditemukan kelainan apapun meski kondisi laut tengah buruk.
Mao Ning juga menyatakan jika Tiongkok selalu menganjurkan komunitas internasional untuk memperkuat kerja sama dan menjaga keamanan infrastruktur lintas batas.
Karenanya, ia berharap pihak terkait sesegera mungkin untuk dapat menemukan kebenaran dibalik insiden tersebut dan menyerukan agar penyelidikan berjalan secara objektif, adil, dan profesional.
Tak hanya Tiongkok, Perusahaan energi milik Rusia, Rosatom, juga menolak tuduhan itu dengan tegas.
Mereka mengatakan jika kapal yang dioperasikan oleh Rosatom tidak terlibat dalam kerusakan pipa gas Baltic Connector milik Finlandia-Estonia.
Kendati demikian, para pejabat di kawasan Baltik tetap menaruh curiga terhadap Rusia.
Presiden Latvia, Edgars Rinkevics, bahkan meminta NATO untuk menutup Laut Baltik bagi kapal-kapal apabila Rusia terbukti memiliki keterlibatan dalam kerusakan pipa gas Baltic Connector.
Terkait hal ini, Juru Bicara Presiden, Kremlin Dmitry Peskov, menyatakan ancaman tersebut tidak dapat diterima.
Editor: Maesa