PARBOABOA, Jakarta - Puluhan dokter Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bertugas di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soe, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT), melakukan aksi mogok kerja.
Langkah ini diambil sebagai bentuk protes para dokter atas hak-hak mereka yang belum terpenuhi.
Dalam keterangannya pada Rabu (13/9/2023), para dokter memprotes tunjangan Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP) yang belum dibayar selama enam bulan (April-September) oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) TTS.
Mereka sebelumnya telah menyampaikan masalah tersebut baik secara lisan maupun tertulis kepada Bupati, Sekretaris Daerah (Sekda), dan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) TTS. Namun, hingga saat ini belum juga ada solusi.
Dalam pernyataan sikap yang ditandatangani oleh Ketua Komite Medik RSUD Soe, Silvester Kristian Taopan, para dokter menyatakan bahwa jika hak-hak mereka tidak segera dipenuhi, mereka tidak akan memberikan pelayanan medis kepada pasien mulai tanggal 13 September.
Selain itu, para dokter juga meminta agar regulasi pembayaran insentif bagi dokter ASN dan dokter kontrak disesuaikan.
Meskipun ada aksi mogok dari dokter-dokter tersebut, Bupati TTS, Egusem Pieter Tahun, mengklaim bahwa pelayanan di RSUD Soe tetap berjalan normal.
Dalam keterangannya, Pieter menyatakan bahwa TPP untuk dokter spesialis sama seperti dokter spesialis yang berstatus Pegawai Tidak Tetap (PTT).
Menurut Pieter, "Teman-teman dokter spesialis yang tidak sabar karena TPP belum dibayar selama lima bulan."
Ia menjelaskan bahwa keterlambatan pembayaran terjadi karena ada regulasi yang mengatur bahwa dana untuk PNS harus dipisahkan dari dana untuk pegawai yang non PNS.
Sementara itu, Direktur RSUD SoE, dr. Erwin Leo melalui Kepala Tata Usaha (KTU) Richard Sareng mengatakan, aksi tersebut merupakan bentuk komunikasi para Dokter untuk mendapatkan jawaban pasti terkait waktu pembayaran tunjangan.
Sareng mengaku, para Dokter telah membangun komunikasi dengan Bupati TTS dan DPRD TTS soal kepastian pembayaran tunjangan tambahan penghasilan tersebut, namun hingga kini belum ada jawaban pasti.
Kendati pun demikian, Sareng memastikan pelayanan kesehatan bagi warga Kabupaten TTS tetap berjalan normal. Dokter ASN juga, kata dia, tetap melakukan pelayanan.
Terkait baliho yang terpasang di pintu RSUD Soe, Sareng mengatakan, "baliho yang dipasang di depan RSUD Soe itu hanya bentuk komunikasi para dokter guna menuntut pembayaran haknya."