PARBOABOA,Kalimantan – Malangnya nasib yang dialami Vino (10), bocah kelas tiga SD di Kutai Barat. Dirinya terpaksa harus isolasi mandiri sendirian di rumahnya, usai sang ibu dan ayahnya meninggal dunia karena Covid-19. Vino yang positif Covid-19 kini harus isolasi mandiri seorang diri di rumah.
Ayah Vino, Kino Raharjo, sehari-harinya berjualan pentol.
Keluarganya adalah perantau dari Sragen yang menetap di Kutai Barat. Awalnya,
keluarga mengira Kino sakit tipes dan efek dari vaksin.
Dalam kondisi tidak sehat, Kino tetap berjualan pentol
keliling dan sempat kehujanan.
Saat pulang, ia demam dan kondisinya terus memburuk.
"Makan muntah, makan muntah. Sudah diperiksa medis dan diberi obat tapi
enggak kunjung sembuh," tutur Margono,adik Kino pada Kamis (22/7/2021).
Pada 11 Juli 2021, Kino pun dilarikan ke RS dan saat swab,
Kino diketahui positif Covid-19. Lalu Kino diminta untuk isolasi mandiri di
rumah.
Setelah tahu suaminya positif, Lina yang hamil 5 bulan
menjalani tes swab PCR di Puskesmas.
Ia juga diminta untuk isolasi di RS Harapan Insan Sendawar untuk
menjaga kesehatan bayi karena berisiko. Namun kondisi Lina yang memiliki
riwayat asma terus memburuk.
Kino yang awalnya dirawat di rumah kondisinya juga turun
hingga dilarikan ke RS. Kino meninggal dunia pada 19 Juli dan istrinya
meninggal 20 Juli.
Selama karantina mandiri di rumah, Vino ditemani tetangga
dan kerabatnya. Rekan ayahnya tidur di depan pintu beratapkan tenda. Sementara
Vino tidur beralasan bentangan ambal dan kasur di ruang tengah depan televisi.
Margono mengatakan saat kematian ayah dan ibunya, Vino tidak ikut menyaksikan penguburan Covid-19, karena sedang menjalani isolasi.
Editor: -