PARBOABOA - Bagi kamu yang suka menyaksikan Stand Up Comedy, pasti sudah tak asing lagi dengan istilah ‘roasting’. Beberapa komika atau pelawak kerap melakukan roasting saat membawakan materi komedinya untuk memancing tawa penonton.
Istilah roasting ini juga dikenal sebagai bahasa gaul. Tak hanya di luar negeri saja, teknik roasting adalah sesuatu yang cukup popular di Indonesia. Salah satu komika tanah air yang sering melakukan teknik roasting adalah Kiky Saputri.
Dengan balutan komedi dan lawakan, ia kerap menyindir pemerintah hingga pejabat-pejabat yang hadir menjadi bintang tamu di acara tersebut.
Lantas, apa sebenarnya maksud dari istilah roasting ini? Langsung saja, simak ulasan selengkapnya di bawah ini!
Apa Itu Roasting?
Dalam bahasa Inggris, roasting adalah bentuk present participle dari kata ‘roast’ yang artinya ‘panggang’. Namun dalam dunia komedi, arti roasting memiliki konotasi lain, yakni lawakan yang dimaksudkan untuk meledek seseorang namun dengan cara yang unik.
Lelucon atau lawakan ini dilakukan secara verbal menggunakan kata-kata atau kalimat yang dilontarkan secara sadar dan sengaja.
Menurut Cambridge Dictionary, roasting adalah perbuatan yang memberikan kritikan kepada seseorang. Dalam praktiknya, roasting juga menjadi sarana oleh komedian untuk menyampaikan protes atas sesuatu, misalnya kebijakan publik.
Istilah ini memang cukup viral di jagat maya karena seolah mewakili fakta yang tak semua orang berani mengungkapkannya.
Asal Usul Roasting
Roasting bukan metode yang baru dalam dunia komedi. Dilansir dari Liveabout, komedi roasting pertama kali muncul di sebuah klub bernama ‘New York Friars Club’ pada 1920-an. Kemudian pada 1949, orang yang pertama kali melakukan metode ini secara publik adalah Maurice Chevalier.
Sejak saat itulah metode ini semakin popular di kota New York. Roasting semakin booming pada 1970-an, sebab banyak pelawak atau komika me-roasting bintang terkenal, seperti Muhhamad Ali, Frank Sinatra dan yang lainnya.
Aturan dan Etika Roasting
Melakukan roasting harus tetap ada aturan dan etikanya. Karena sembarangan me-roasting dapat membuat seseorang tersinggung dan akhirnya memicu konflik. Metode komedi ini harus dilakukan dihadapan seseorang yang menjadi sasaran dan harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari pihak yang akan diserang.
Selain itu, komika juga harus tahu batasan me-roasting orang. Untuk itu, komika harus berkonsultasi terlebih dahulu kepada pihak yang akan diserang untuk mengetahui apa saja yang tidak boleh di roasting.
Perlu diingat, meskipun tujuannya mengkritik, namun roastingharus dilakukan dengan tetap menghormati bintang tamu atau orang yang diperolok. Seorang komika umumnya akan menyelipkan pujian ditengah-tengah sesinya untuk mencairkan suasana.
Berikut beberapa cara melakukan roasting yang benar, antara lain:
- Buat jokes (lelucan) secara Terstruktur, tujuanya agar candaan yang dilontarkan tidak melewati batas dari hal-hal yanh telah disepakati dengan tamu kehormatan.
- Waktu yang lama tidak dianjurkan dalam melontarkan roastingan. Selain akan melelahkan, dikhawatirkan komika akan mengalami salah ucap. Hal ini tentu dapat mendapatngkan konflik.
- Seorang komika atau pelawak juga perlu mengingat batasanya dalam melontarkan lelucon.
Nah, itulah tadi penjelasan tentang arti roasting, lengkap dengan aturan dan etikanya. Selamat membaca dan semoga bermanfaat!
Editor: Juni Sinaga