PARBOABOA - Aktivitas bermain game biasanya dilakukan untuk melepas penat. Namun kini, produk hiburan tersebut justru dipakai sebagai alat belajar di universitas. Hal ini dilakukan oleh salah satu kampus top di Amerika Serikat (AS), yaitu Universitas California Berkeley (UCB).
Kampus ini memiliki satu mata kuliah tentang game adu jotos (fighting), salah satunya adalah seri game bertarung bikinan Capcom, Street Fighter.
Melalui laman resminya, mata kuliah ini diperkirakan akan dibuka pada bulan Maret 2024 awal untuk 2 semester (2 Units). Mata kuliah ini akan dibuka di Kampus Berkeley.
Mata kuliah ini akan berfokus pada beberapa aspek video game dengan genre fighting serta arcade fighting.
Dimulai dari bagaimana sejarahnya, budaya serta bagaimana game ini telah membentuk dan memberikan dampak pada komunitasnya saat ini.
Mata kuliah ini diharapkan mampu memberikan siswanya sebuah pemahaman yang cukup komprehensif, meskipun mahasiswa yang mengambil matkul ini nanti merupakan seseorang yang tidak memiliki pengalaman sedikitpun dengan game tersebut.
Di laman resmi tersebut juga telah tersedia silabus yang memaparkan apa saja yang akan dipelajari selama 2 semester.
Menelusuri lebih jauh, sepertinya game yang menjadi bahan utama ajarannya merupakan Street Fighter Franchise, tidak ada game lain yang disebutkan dalam silabus tersebut.
Selain itu, mata kuliah ini juga memungkinkan mahasiswa untuk lebih ahli dalam memainkan game fighting, terutama mempelajari kesalahan-kesalahan apa saja yang bisa dilakukan dalam sebuah pertandingan di video game berjenis fighting.
Di samping kemampuan bermain, mata kuliah ini juga akan fokus di hal lainnya yang berkaitan dengan game fighting yang dipelajari.
Beberapa di antaranya seperti budaya asal dari video game fighting tersebut, industri game fighting, hingga bahasa yang digunakan oleh game tersebut.
Jika membahas Street Fighter yang berasal dari Jepang, maka mahasiswa juga akan mendapatkan bonus belajar bahasa Jepang untuk level pemula.
Lantas, bagaimana dosen-dosen di UCB menilai tingkat kemampuan mahasiswa di mata kuliah ini?
Menurut informasi penjelasan atau silabus The Art of Fighting Games, indikator penilaian mata kuliah ini ada empat aspek, yaitu meliputi kehadiran, tugas (PR), turnamen di dalam video game, dan tugas akhir.
Khusus turnamen, penilaian tak dilihat berdasarkan banyaknya kemenangan, melainkan seberapa lihai seorang mahasiswa menghindari kesalahan-kesalahan ketika mereka bermain video game tipe fighting.
Lalu untuk tugas akhir, mahasiswa akan ditantang untuk mengulik pengetahuan apa yang mereka dapatkan tentang video game tersebut, baik itu dari segi sejarah, karakter, budaya video game fighting di Jepang, dan lain sebagainya.
Nah, untuk bobot satuan kredit semester (SKS), mata kulah The Art of Fighting Games ini hanya memiliki bobot yang tergolong kecil, yaitu dengan 2 SKS, sebagaimana dirangkum dari TheSunUK, Jumat (26/1/2024).
Meski kecil, mata kuliah ini bisa menjadi pilihan bagi mereka yang ingin tahu lebih tentang video game jenis fighting, mulai dari mekanisme bermainnya, budaya, industri, hingga sejarahnya.
Ini bukanlah sesuatu yang pertama kali terjadi. Sebelumnya, Universitas di Pennsylvania juga telah membuka sebuah mata kuliah team building bertemakan Genshin Impact. Tidak mengherankan jika kepopuler Genshin Impact itu sendiri mampu mencapai sebuah institusi pendidikan.
Editor: Wanovy