PARBOABOA, Pematang Siantar – Istidraj adalah istilah yang menggambarkan azab dari Allah SWT yang dibalut dengan kebahagiaan atau kenikmatan. Bila disederhanakan istidraj artinya ujian berupa kenikmatan.
Dalam artikel ini, Parboaboa akan membahas penjelasan lengkap tentang apa itu istidraj, tanda atau ciri-ciri, serta bahayanya bagi umat Islam. Melansir dari berbagai sumber, di bawah ini adalah penjelasannya. Langsung simak sampai selesai ya agar kita terhindar dari azab Allah.
Pengertian Istidraj
Istidraj dari segi bahasa diambil dari kata “Daraja”, dalam bahasa Arab berarti naik dari satu tingkat ke tingkatan berikutnya. Secara istilah, istidraj artinya memiliki makna azab yang berwujud kenikmatan.
Ketika seorang Muslim melakukan banyak maksiat dan jauh dari Allah, namun kita melihat kehidupannya terus berlimpah kenikmatan, hal itu bisa jadi tanda istidraj. Dia mungkin terjebak dalam kenikmatan hidup, padahal lalai dalam menunaikan ibadarah serta kewajibannya.
Imam Abu Bakar Jabir Al-Jazairi menyatakan bahwa istidraj adalah tipuan halus kepada orang yang diberi tenggang waktu, serta hukuman datangnya bertahap. Ketika orang yang bersangkutan melakukan maksiat baru, Allah akan memberikan nikmat baru sehingga orang yang dihukum tidak menyadarinya (Tafsir Al-Quran Al-Aisar Jilid 3, 2005).
Dalam Ensiklopedia Tasawuf Imam Al-Ghazali, istidraj artinya pembiaran. Pembiaran yang dimaksud adalah karena tidak mau berhenti melakukan hal-hal yang memalukan (maksiat), hal ini merupakan bentuk peringatan keras dari Allah.
Tanda-tanda Istidraj
Gambaran tentang istilah istidraj adalah ditegaskan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad berikut ini:
“Bila kamu melihat Allah SWT memberi hamba dari (perkara) dunia yang diinginkannya, padahal dia terus berada dalam kemaksiatan kepada-Nya, maka ketahuilah bahwa hal itu adalah istidraj yaitu jebakan berupa nikmat yang disegerakan dari Allah SWT.”
Memahami istilah azab berbalut kenikmatan ini penting untuk mengiatkan seorang hamba bahwa tidak ada kenikmatan tanpa rida Allah SWT, hal itu hanya akan membawa kebinasaan saja atau bersifat sementara.
Berikut tanda-tandanya:
1. Seorang hamba diberikan rezeki di dunia yang lancar meskipun kehidupannya tidak pernah mengingat Allah SWT.
2. Ciri-ciri istidraj adalah seseorang merasa begitu tenang meskipun tidak pernah menjalankan perintah Allah, bahkan sering melakukan maksiat.
3. Tidak ada perasaan sakit atau berdosa dalam hatinya, meskipun sering melakukan perbuatan makiat.
4. Merasa segala kenikmatan hidup di dunia semata-mata karena usahanya sendiri tanpa ada bantuan dari Allah.
5. Seseorang itu jarang ditimpa musibah, padahal tidak pernah menginat Allah.
Ayat Tentang Istidraj
Dalam kitab suci Al Quran, ayat tentang istidraj adalah termaktub dalam Surat Al-An’am ayat 44, Surat Al-A’raf Ayat 182, Surat Ali Imran Ayat 178, serta Surat Al Ankabut Ayat 38, yang berbunyi sebagai berikut:
1. Surat Al-An’am ayat 44
Ùَلَمَّا نَسÙوا۟ مَا Ø°ÙكّÙرÙوا۟ بÙÙ‡ÙÛ¦ ÙَتَØْنَا عَلَيْهÙمْ أَبْوَٰبَ ÙƒÙلّ٠شَىْء٠Øَتَّىٰٓ Ø¥Ùذَا ÙَرÙØÙوا۟ بÙمَآ Ø£ÙوتÙوٓا۟ أَخَذْنَٰهÙÙ… بَغْتَةً ÙÙŽØ¥Ùذَا Ù‡ÙÙ… مّÙبْلÙسÙÙˆ
Artinya: Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa. (Q.S. Al-An’am: Ayat 44)
2. Surat Al-A’raf Ayat 182
وَالَّذÙيْنَ كَذَّبÙوْا بÙاٰيٰتÙنَا سَنَسْتَدْرÙجÙÙ‡Ùمْ مّÙنْ Øَيْث٠لَا يَعْلَمÙوْنَ
Artinya: Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, akan Kami biarkan mereka berangsur-angsur (ke arah kebinasaan), dengan cara yang tidak mereka ketahui. (Q.S Al-A’raf: Ayat 182)
3. Surat Ali Imran Ayat 178
وَلَا ÙŠÙŽØْسَبَنَّ الَّذÙيْنَ ÙƒÙŽÙَرÙوْٓا اَنَّمَا Ù†ÙمْلÙيْ Ù„ÙŽÙ‡Ùمْ خَيْرٌ لّÙاَنْÙÙسÙÙ‡Ùمْ Û— اÙنَّمَا Ù†ÙمْلÙيْ Ù„ÙŽÙ‡Ùمْ Ù„ÙيَزْدَادÙوْٓا اÙثْمًا Ûš ÙˆÙŽÙ„ÙŽÙ‡Ùمْ عَذَابٌ مّÙÙ‡Ùيْنٌ
Artinya: Dan jangan sekali-kali orang-orang kafir itu mengira bahwa tenggang waktu yang Kami berikan kepada mereka lebih baik baginya. Sesungguhnya tenggang waktu yang Kami berikan kepada mereka hanyalah agar dosa mereka semakin bertambah; dan mereka akan mendapat azab yang menghinakan. (Q.S Ali Imran: Ayat 178)
4. Surat Al Ankabut Ayat 38
وَعَادًا وَّثَمÙوْدَا۟ وَقَدْ تَّبَيَّنَ Ù„ÙŽÙƒÙمْ Ù…Ùّنْ مَّسٰكÙÙ†ÙÙ‡Ùمْۗ وَزَيَّنَ Ù„ÙŽÙ‡Ùم٠الشَّيْطٰن٠اَعْمَالَهÙمْ ÙَصَدَّهÙمْ عَن٠السَّبÙيْل٠وَكَانÙوْا Ù…ÙسْتَبْصÙرÙيْنَ Û™
Artinya: Juga (ingatlah) kaum ’Ad dan Samud, sungguh telah nyata bagi kamu (kehancuran mereka) dari (puing-puing) tempat tinggal mereka. Setan telah menjadikan terasa indah bagi mereka perbuatan (buruk) mereka, sehingga menghalangi mereka dari jalan (Allah), sedangkan mereka adalah orang-orang yang berpandangan tajam. (Q.S Al Ankabut: Ayat 38)
Bahaya Istidraj
Pada hakikatnya istidraj adalah sebuah siksaan, bukan nikmat meskipun bagi mereka yang menerimanya adalah berupa nikmat. Di mana siksaan tersebut ditangguhkan dalam waktu yang lama dan sampai waktu yang telah ditetapkan.
Tentang kapan terlaksana tangguhan siksaan atau azab dari Allah, ulama dalam hal ini memiliki pendapat dan pandangan yang berbeda-beda. Ada yang berpendapat bahwa tangguhan azab dan siksaan bisa terjadi di dunia terlebih dahulu, kemudian disempurnakan di akhirat.
Kemudian ada tafsir yang berpendapat bahwa tangguhan azab dan siksaan Allah akan terlaksana sepenuh di akhirat kelak. Adapun tujuan Allah menimpakan azab atau siksaan secara langsung di dunia kepada umat-Nya adalah untuk menjadikan sebagai bentuk peringatan atau pelajaran.
Berdasarkan hadis dari ‘Uqbah bin ‘Amir ra, Rasulullah SAW bersabda:
Ø¥Ùذَا رَأَيْتَ اللهَ تَعَالَى ÙŠÙعْطÙÙŠ الْعَبْدَ Ù…ÙÙ†ÙŽ الدÙّنْيَا مَا ÙŠÙØÙبÙÙ‘ ÙˆÙŽÙ‡ÙÙˆÙŽ Ù…ÙÙ‚Ùيمٌ عَلَى مَعَاصÙيْه٠ÙÙŽØ¥Ùنَّمَا Ø°ÙŽÙ„ÙÙƒÙŽ Ù…Ùنه٠اسْتÙدْرَاجٌ
"Dalam kemaksiatan kepada-Nya, maka (ketahuilah) bahwa hal itu adalah istidraj (jebakan berupa nikmat yang disegerakan) dari Allah,”
Mengenai kapan terlaksananya tangguhan siksaan atau azab Allah SWT, ulama tafsir berbeda pendapat dan pandangan. (HR. Ahmad 4: 145. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini hasan adilihat dari jalur lain).
FAQ – Tentang Istidraj
- Apa itu Istidraj?
Secara sederhana istidraj adalah azab dari Allah SWT berupa kenikmatan.
- Sebutkan contoh dari istidraj?
Contoh istidraj adalah bisa dilihat dari sebuah hadist riwayat Imam Ahmad yang berasal dari sahabat Rasulullah SAW, 'Uqbah bin Amir, Rasulullah SAW bersabda: "Apabila engkau lihat Allah memberikan sebagian keduniaan kepada hamba-Nya, apa saja yang diingininya dengan serba-serbi kemaksiatannya maka pemberian yang demikian adalah istidraj." (HR. Ahmad)
- Bagaimana membedakan antara berkah dan istidraj?
Cara termudah untuk membedakan antara berkah dan istidraj adalah bila dilihat dari ketaqwaan seseorang. Jika orang tersebut taat dalam beribadah, bisa jadi nikmat yang diterima adalah berkah atau kemurahan Allah. Begitupun sebaliknya, apabila orang tersebut lalai dalam ibadah bisa jadi itu merupakan azab yang berbentu kenikmatan.
Editor: -