Maraknya Aksi Koboi Jalanan, Ini Penjelasan Pengamat Sosial

David Yulianto (32), pelaku aksi koboi jalanan saat ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus penganiayaan serta penodongan terhadap inisial H di Tol Tomang, Jakarta Barat, beberapa waktu lalu (Foto: Parboaboa/Hasanah)

PARBOABOA, Jakarta - Fenomena aksi 'koboi jalanan' yang ditandai dengan perilaku arogan sembari membawa senjata atau benda tajam belakangan ini kerap terjadi di Ibu Kota.

Namun perilaku tersebut, kata Pengamat Sosial dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Tantan Hermansyah, bukan sesuatu hal yang baru.

Perilaku tersebut, kata dia, dapat muncul karena dua aspek. Pertama, pelaku ingin mendapatkan perhatian di lingkungannya.

"Kedua, karena lingkungan kultural. Sebab ia sebetulnya hadir atau tumbuh dalam masyarakat yang sejak dulu selalu main kasar, atau bisa juga karena motif ekonomi," kata Tantan kepada Parboaboa, Jumat (2/6/2023).

Apalagi, lanjut Tantan, dengan perilaku arogan di jalanan, si koboi jalanan ini kemudian bisa mendapatkan penghasilan dari aksinya itu.

"Bisa juga karena ia merasa super atau lebih akan tetapi tidak mendapatkan perhatian maka ia akan menumpahkannya di jalanan," ungkapnya.

Selain itu, Tantan menyebut aksi arogan di jalanan ini tidak akan hilang karena jalanan menjadi ruang publik, sehingga memungkinkan setiap orang untuk mengekspresikan hal-hal ada yang pada dirinya.

"Termasuk hal-hal yang negatif seperti sikap arogan itu," ungkap Tantan.

Pengamat sosial meminta penegak hukum termasuk kepolisian untuk tidak lelah menegakkan hukum di jalanan meski tingkat efektivitas menghasilkan rasa jera kepada pelaku tidak akan berhasil 100 persen.

Tantan menambahkan, efek jera baru akan terjadi jika pelaku dijerat pasal berat dan dipenjara.

"Sebab, jalanan adalah ruang publik yang bisa diakses oleh setiap orang," imbuh dia.

Aksi koboi jalanan yang baru-baru ini terjadi yaitu aksi David Yulianto (32) yang melakukan kekerasan terhadap sopir daring di jalan tol di sekitar kawasan Tomang, Jakarta Barat.

Selain penganiayaan, David juga sempat menodongkan senjata replika atau airsoft gun kepada korban, termasuk penggunaan pelat dinas Polri palsu bernomor 10011-VII.

Editor: Kurnia Ismain
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS