PARBOABOA – Starlink akan memperluas jangkauan layanan dengan membidik business to consumer (B2C) atau pelanggan akhir di Indonesia.
Starlinik diperkirakan akan mengganggu pasaran penyedia jasa layanan atau provider internet lokal di Indonesia.
Dari laman Starlink, dikutip Rabu (19/06/2024), Starlink adalah konstelasi satelit pertama dan terbesar di dunia yang menggunakan orbit rendah Bumi untuk memberikan internet broadband yang mampu mendukung streaming, gaming online, panggilan video dan banyak lagi.
Memanfaatkan satelit canggih dan perangkat keras pengguna ditambah dengan pengalaman yang luas dalam hal pesawat ruang angkasa dan operasi di orbit, Starlink memberikan internet berkecepatan tinggi dan latensi rendah kepada pengguna di seluruh dunia.
Diketahui, pengembangan Starlink sudah dimulai sejak tahun 2015 lalu. Pada 2018, SpaceX meluncurkan satelit prototipe pertamanya ke orbit. Sekarang ini, sekitar lima ribu satelit milik Starlink berhasil mengorbit di luar angkasa.
Konon, pembangunan jaringan satelit Starlink bertujuan untuk memberikan akses internet berkualitas tinggi pada masyarakat di beberapa daerah terpencil.
Teknologi Starlink memanfaatkan low earth orbit (LEO) yang diklaim dapat merevolusi konektivitas internet di seluruh dunia.
Layanan internet Starlink pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan yang sudah ada di Indonesia. Bedanya, Starlink menyediakan koneksi internet melalui satelit di luar angkasa, bukan melalui kabel fiber optic.
Di laman resminya, Starlink sudah menyediakan beberapa layanan beserta harga yang ditawarkan. Ada dua paket layanan yaitu personal dan bisnis, yang ditawarkan oleh Starlink.
Setiap paket dibagi menjadi tiga kategori yaitu residential, mobilitas darat dan mobilitas laut. Pelanggan Starlink akan mendapatkan dua perangkat untuk mengakses layanan internet.
Dua perangkat itu adalah antena penangkap sinyal satelit (Starlink Base) dan WiFi Router. Layanan internet Starlink bekerja dengan cara yang berbeda dari internet melalui jaringan nirkabel berbasis darat seperti layanan internet 4G dan 5G.
Pengguna Starlink akan bisa merasakan kecepatan unduh antara 25 dan 220 Mbps, dengan sebagian besar pengguna mengalami kecepatan di atas 100 Mbps. Kecepatan unggah biasanya antara 5 sampai 20 Mbps.
Perangkat dalam kotak berisi lima bagian. Pertama, perangkat penerima sinyal atau antena Starlink beserta penyangga atau dudukan.
Jenis antena tertulis Phased Array Elektronik, secara umum merupakan broadband universal. Memiliki ukuran 513 mm x 303 mm, Starlink memakan daya rata-rata sekitar 50-75 W.
Bentuk yang datar membuat jangkauan penangkapan sinyal mencapai 100. Starlink memiliki standar ketahanan IP rating 54 (IP54) dengan bobot 2,9 kg tanpa kabel.
Router jenis WiFi 5 dengan teknologi IEEE 802.11a/b/g/n/ac dengan dual band radio 3x3 MIMO. Memiliki dimensi 245 mm x 180 mm dengan ketebalan 65 mm.
Router atau perangkat jaringan utama yang menghubungkan pengguna dengan server satelit dapat terhubung ke maksimal 128 devices dengan jarak jangkauan 185 meter kubik.
Router memiliki standar ketahanan IP rating (IP54) dengan bobot seberat satu kilogram.
Kabel power jenis AC dengan panjang 1,8 meter. Selain itu juga ada kabel penghubung Starlink sepanjang 15.2 meter.
Pengoperasiannya, kabel panjang dimasukkan ke dalam slot Starlink, pasangkan dudukan yang sudah built-in berpenggerak motor listrik.
Starlink adalah penyedia internet satelit pertama yang menawarkan layanan internet rumah tanpa batas. Artinya, pelanggan bisa menggunakan internet sepuasnya tanpa ada batasan kuota.
Dilansir dari laman Bloomberg Technoz, harga seperangkat Starlink dibanderol di angka Rp7,8 juta. Sedangkan paket berlangganan mulai dari Rp750 ribu per bulannya.
Jika ingin berlangganan, dapat melakukan pendaftaran di situs resmi dengan membayar total Rp8,89 juta dan tambahan biaya pengiriman dan pemasangan sebesar Rp345 ribu.
Editor: Fika