Data Juli 2021 ada sebanyak 67% populasi di dunia atau
sekitar 5,3 miliar orang memiliki ponsel. Dibandingkan tahun lalu, ada 117 juta
pengguna baru dalam sebuah data yang diungkap oleh Stock Apps.
Angka tersebut tentu tidak merata di seluruh dunia, di mana
Eropa misalnya merupakan kawasan terdepan yang pada tahun lalu dengan 86%
penduduknya memiliki ponsel.
Pada dasarnya pasar jenuh karena perkiraan untuk 2025 adalah
87%, sehingga hampir tidak ada pertumbuhan yang diharapkan dalam beberapa tahun
ke depan.
Lalu Amerika Utara sangat dekat dan hanya beberapa poin
persentase di belakang Eropa. Gabungan China, Hong Kong, Makau, dan Taiwan pada
dasarnya berada pada level yang sama juga dengan 83% populasi memiliki ponsel.
Mengutip dari GSM Arena,
Jumat (3/9/2021) pasar dengan pangsa kepemilikan ponsel terkecil adalah Afrika
sub-Sahara di mana kurang dari setengah penduduknya memiliki ponsel.
Perlu dicatat jumlah 5,3 miliar hanyalah jumlah orang yang
memiliki setidaknya satu telepon beberapa di antaranya memiliki perangkat
tambahan yang terhubung ke jaringan seluler.
Setidaknya 79% dari semua koneksi seluler adalah ponsel cerdas
dan 6,4 miliar di antaranya merupakan 73% dari total lalu lintas. Perangkat
terhubung lainnya seperti tablet, laptop, dan router memiliki pangsa pasar
kecil 3,8% yaitu 310 juta perangkat.
Sejak pandemi, ini menyebabkan lonjakan besar-besaran 68%
dalam lalu lintas seluler dari tahun ke tahun, yang mencapai 66 exabyte pada Q1 tahun 2021 atau 66 juta
terabyte. Dimana perangkat Android
menyumbang 73% dari lalu lintas data seluler dan perangkat iOS sebesar 26,3%.
Rata-rata global untuk 1 GB data seluler adalah USD 4,07 atau
sekitar Rp 58 ribu. Penduduk Yunani membayar paling banyak dua kali lipat
rata-rata atau USD 8,16 atau sekitar Rp 116 ribu.
Sementara pengguna di UEA dan Selandia Baru tidak jauh lebih
baik dengan masing-masing USD 7,62 sekitar Rp 109 ribu dan USD 6,99 sekitar Rp
100 ribu per gigabyte.
Israel sendiri sejauh ini masih memiliki data termurah dengan
biaya 1 GB hanya USD 0,05 sekitar Rp 713. Diikuti oleh Italia (USD 0,27 sekitar
Rp 3.800) dan Rusia (USD 0,29 sekitar 4.100). Pengguna di AS dan Inggris
rata-rata membayar USD 3,33 sekitar Rp 47 ribu dan USD 1,42 sekitar Rp 20 ribu.