PARBOABOA – Zaman Megalitikum atau dikenal sebagai era batu besar memainkan peranan penting dalam perjalanan sejarah manusia. Selama periode ini, manusia prasejarah berhasil menciptakan struktur monumental menggunakan batu-batu raksasa yang disebut megalit.
Keberadaan peninggalan-peninggalan zaman megalitikum ini tidak hanya mencerminkan keahlian teknis yang luar biasa, tetapi juga memberikan wawasan mendalam tentang kehidupan sosial, kepercayaan agama, dan perkembangan budaya pada zaman prasejarah.
Pentingnya peninggalan zaman Megalitikum tidak hanya terletak pada keindahan dan keajaibannya, tetapi juga pada makna yang terkandung di dalamnya.
Melansir dari laman berkalaarkeologi.kemdikbud.go.id, Peninggalan zaman megalitikum tersebar luas hampir di seluruh wilayah Indonesia antara lain di Sumatera, Nias, Jawa, Bali, Sulawesi, Sumba, Sumbawa, Aores, Sabu dll.
Pengetahuan tentang zaman Megalitikum terus berkembang seiring dengan penemuan dan penelitian arkeologi yang dilakukan. Para arkeolog mempelajari peninggalan ini untuk mengungkap misteri di balik kehidupan dan budaya manusia prasejarah.
Selama zaman Megalitikum, munculnya bentuk-bentuk awal kepercayaan menunjukkan bahwa pengetahuan manusia pada masa itu telah meningkat. Mereka mulai mempercayai roh nenek moyang dan bahkan benda-benda mati yang diyakini memiliki kekuatan spiritual.
Fenomena ini menandakan perkembangan pengetahuan dan pemahaman manusia pada periode ini. Tidak hanya itu, struktur sosial dan hierarki komunitas pun mulai terbentuk.
Untuk lebih jelasnya, berikut Parboaboa telah merangkum seputar ciri-ciri zaman megalitikum dan benda peninggalan zaman Megalitikum yang menarik untuk diketahui. Yuk, simak ulasan selengkapnya di bawah ini!
Ciri-Ciri Zaman Megalitikum
Zaman Megalitikum memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya dari zaman-zaman sebelumnya. Adapun beberapa ciri-cirinya, yakni:
1. Monumen Megalitik
Monumen Megalitik merupakan warisan yang menonjol dari zaman Megalitikum, yang ditandai dengan pembangunan struktur-struktur menggunakan batu-batu besar.
Dolmen (meja batu), menhir (batu tegak), dan kompleks kuburan berbatu adalah contoh konkret dari keahlian manusia dalam memindahkan dan menyusun batu-batu raksasa yang menjadi ciri khas zaman ini.
Monumen megalitik sering kali dikaitkan dengan praktik keagamaan dan ritualistik. Keberadaan mereka dapat mencerminkan penghormatan terhadap nenek moyang, dewa-dewa, atau kepercayaan-kepercayaan lain yang dihormati pada waktu itu.
2. Keahlian Teknis
Masyarakat zaman Megalitikum memiliki pengetahuan teknis yang luar biasa dalam memotong, mengangkat, dan menata batu-batu berat. Hal ini menunjukkan pemahaman mendalam tentang mekanika dan alat-alat yang digunakan dalam pembangunan.
Masyarakat pada zaman Megalitikum menunjukkan pengetahuan teknis yang luar biasa dalam hal memotong, mengangkat, dan menyusun batu-batu berat.
Keunggulan mereka dalam hal ini mencerminkan pemahaman mendalam mengenai mekanika dan penggunaan alat-alat yang diperlukan dalam proses pembangunan.
Proses memotong batu-batu besar pada zaman Megalitikum melibatkan penggunaan teknik-teknik yang canggih. Masyarakat prasejarah ini memahami bagaimana mengatur alat-alat tajam, seperti batu tumbuk dan palu batu, untuk memotong dan memahat batu dengan presisi.
3. Kompleks Kuburan
Peninggalan makam megalitikum sering kali mencakup kompleks kuburan yang terdiri dari berbagai jenis makam, baik yang kolektif maupun individual.
Keberadaan kompleks kuburan ini memberikan petunjuk tentang sistem kepercayaan yang berkaitan dengan kehidupan setelah kematian serta mungkin juga hierarki sosial dalam masyarakat pada zaman Megalitikum.
4. Pentingnya Astronomi
Bukti-bukti menunjukkan bahwa sejumlah monumen megalitik diatur secara khusus dalam kaitannya dengan peristiwa astronomi, seperti matahari terbit atau terbenam pada waktu-waktu tertentu.
Fenomena ini mengindikasikan adanya pengetahuan yang luas tentang astronomi pada masyarakat zaman Megalitikum dan kemungkinan adanya kepentingan ritual atau agama yang terkait.
Salah satu contoh yang menonjol adalah penempatan beberapa monumen megalitikum yang memiliki orientasi khusus terhadap peristiwa astronomi tertentu.
5. Keberadaan Artefak
Di samping keberadaan monumen, artefak-artefak yang ditemukan dari periode megalitikum, seperti alat-alat dari batu dan keramik, memberikan wawasan yang berharga tentang kehidupan sehari-hari, aktivitas pertanian, dan kemajuan teknologi pada masa tersebut.
Artefak-alat batu yang ditemukan dari zaman megalitikum mencerminkan keterampilan dan pengetahuan teknologi mereka. Alat-alat ini meliputi berbagai jenis kapak batu, pisau, pahat, dan alat-alat tajam lainnya.
Bahan-bahan batu yang digunakan untuk membuat alat-alat ini sering kali berasal dari sumber-sumber jauh, mengindikasikan adanya jaringan perdagangan dan keahlian dalam pemilihan dan pengolahan bahan.
6. Kompleksitas Sosial
Kemampuan untuk membangun struktur megalitik yang rumit menunjukkan adanya kerja sama yang kuat di antara masyarakat.
Hal ini mengisyaratkan adanya struktur sosial yang lebih kompleks dan kemungkinan pemimpin atau kelas tertentu yang bertanggung jawab atas organisasi proyek-proyek besar.
7. Transformasi Pertanian
Beberapa bukti menunjukkan bahwa masyarakat di zaman Megalitikum sedang mengalami transformasi dari gaya hidup pemburu-pengumpul menjadi pertanian. Hal ini tercermin dalam perkembangan pertanian dan domestikasi hewan.
Beberapa bukti juga menunjukkan bahwa masyarakat pada zaman Megalitikum mengalami perubahan signifikan dari gaya hidup pemburu-pengumpul menjadi masyarakat yang lebih berorientasi pertanian.
Transformasi ini tercermin dalam perkembangan pertanian dan proses domestikasi hewan. Salah satu bukti yang mendukung perubahan ini adalah peningkatan jumlah situs pertanian yang ditemukan dari zaman Megalitikum.
Situs-situs ini meliputi ladang, ladang berundak, dan sisa-sisa pertanian lainnya. Peningkatan ini menunjukkan adanya pergeseran dari gaya hidup yang bergantung pada berburu dan mengumpulkan makanan menuju pola hidup yang lebih mengandalkan pertanian.
Benda Peninggalan Zaman Megalitikum
1. Arca dan Patung
Arca dan patung adalah bentuk batu yang menggambarkan binatang ataupun manusia. Pada masa itu, masyarakat membuat arca dan patung ini sebagai simbol penghormatan kepada nenek moyang, digunakan dalam upacara pemujaan.
Di Indonesia, peninggalan ini dapat ditemukan di beberapa tempat, seperti Pasemah (Sumatera Selatan) dan Lembah Bada Lahat (Sulawesi Selatan). Benda-benda bersejarah tersebut menjadi bukti keberagaman budaya dan kepercayaan spiritual masyarakat kala itu.
2. Punden Berundak
Salah satu contoh peninggalan zaman Megalitikum adalah punden berundak. Struktur ini berbentuk bertingkat-tingkat dan digunakan sebagai tempat upacara menghormati roh nenek moyang yang telah meninggal.
Sejumlah sumber mengemukakan bahwa punden berundak kemungkinan menjadi asal mula pembangunan candi-candi di Indonesia. Peninggalan ini tersebar di berbagai daerah di Indonesia, seperti Lebak Sibedug (Banten Selatan), Leles (Garut), dan Kuningan (Jawa Barat).
3. Dolmen
Dolmen berbentuk meja merupakan salah satu peninggalan zaman Megalitikum yang menarik. Fungsinya adalah sebagai tempat untuk meletakkan persembahan dalam upacara menghormati nenek moyang.
Di Indonesia, dolmen juga ditemukan di berbagai tempat, termasuk di Besuki, Jawa Timur. Masyarakat sering menyebut dolmen ini dengan sebutan "pandhusa."
4. Sarkofagus
Sarkofagus adalah peti mati batu yang digunakan untuk menyimpan jenazah manusia pada zaman batu. Bentuknya mirip dengan alat lesung yang biasa digunakan untuk menumbuk padi dan kopi.
Sarkofagus sering dihiasi dengan ukiran unik yang menggambarkan roh atau kematian. Salah satu contoh sarkofagus terkenal ditemukan di Bondowoso, Jawa Timur.
5. Menhir
Menhir adalah tugu batu besar yang berdiri tegak. Fungsinya adalah sebagai penanda atau peringatan kepada nenek moyang.
Peninggalan pada zaman megalitikum ini tersebar di berbagai wilayah Indonesia, seperti Pasemah (Sumatera Selatan), Ngada (Flores), Rembang (Jawa Tengah), dan Lahat (Sumatera Selatan).
6. Kuburan Batu
Selain peti batu, hasil peninggalan zaman Megalitikum yang juga digunakan sebagai tempat pemakaman pada era Megalitikum adalah kuburan batu.
Contoh peninggalan zaman Megalitikum ini dapat ditemukan di beberapa tempat di Indonesia, seperti Bali, Pasemah (Sumatera Selatan), Wonosari (Yogyakarta), Cepu (Jawa Tengah), dan Cirebon (Jawa Barat).
Nah, itulah beberapa benda benda peninggalan zaman Megalitikum yang perlu Anda ketahui. Selamat membaca dan semoga bermanfaat.
Editor: Juni